Apakah saat ini Mama sedang berada di fase bayi tidak mau ditinggal (separation anxiety)?
Jangan khawatir, Ma, fase ini tidak berlangsung selamanya, kok. Ini cara tepat atasi separation anxiety!
Apa Itu Separation Anxiety?
Fase bayi tidak mau ditinggal atau separation anxiety, adalah perasaan sedih, cemas, gelisah, atau takut yang dialami bayi ketika harus berpisah dengan orang tua atau pengasuhnya.
Tak heran bila bayi di fase ini kerap mengalami kecemasan akan perpisahan, sehingga membuatnya menjadi lebih manja dari biasanya.
Apakah Separation Anxiety Normal?
Separation anxiety adalah hal yang normal. Rasa cemas akan perpisahan adalah bagian alami dari proses tumbuh kembang bayi.
Kondisi ini biasanya muncul saat bayi mulai memahami keberadaan orang dan benda di sekitarnya, sekitar usia 4 bulan sampai 5 bulan.
Karena belum memahami konsep waktu, bayi bisa merasa cemas dan takut saat Mama dan Papa menghilang dari pandangannya seolah pergi untuk selamanya.
Bayi yang jarang ditinggal sendiri atau hanya dekat dengan orang tua juga lebih mudah mengalami separation anxiety.
Baca Juga: 10 Cara Menidurkan Bayi yang Rewel dan Susah Tidur
Fase Bayi Tidak Mau Ditinggal Bertahan sampai Usia Berapa?
Fase bayi tidak mau ditinggal biasanya mencapai puncaknya di antara usia 9 bulan sampai 18 bulan, dan biasanya akan berakhir pada saat anak berusia 3 tahun.
Beberapa anak mulai menunjukkan separation anxiety di sekitar usia 15-18 bulan. Kondisi ini kerap menjadi lebih sulit ketika si Kecil sedang lapar, lelah, atau sakit.
Saat mulai belajar mandiri, anak-anak juga bisa jadi lebih sadar kalau orang tuanya pergi, sehingga bisa menangis keras, berteriak, atau sulit ditenangkan.
Kemudian mencapai usia 3 tahun, biasanya anak sudah lebih terbiasa meski sesekali tetap cemas dan menangis saat berpisah dari Mama dan Papa.
Penyebab Separation Anxiety
Ma, meskipun separation anxiety merupakan hal yang normal terjadi, tapi ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan munculnya fase bayi tidak mau ditinggal, antara lain:
- Beradaptasi di lingkungan yang baru.
- Ditinggal lama oleh orang tua atau pengasuh.
- Memiliki saudara baru.
- Memiliki pengasuh baru.
- Pindah rumah.
- Orang tua atau pengasuh mengalami stres yang mungkin dirasakan bayi.
- Bayi merasa tidak enak badan, lapar, atau sedang lelah.
Gejala Separation Anxiety pada Bayi
Ketika akan ditinggal orang tua atau pengasuhnya, bayi biasanya akan menunjukkan tanda-tanda separation anxiety seperti:
- Menangis histeris saat Mama, Papa, atau pengasuhnya keluar kamar.
- Bayi menangis dan rewel saat Mama atau pengasuh tidak berada di ruangan yang sama dengan si Kecil.
- Terbangun di malam hari dan menangis mencari Mama atau Papa setelah sebelumnya bisa tidur lelap sepanjang malam.
- Menolak atau susah tidur tanpa keberadaan orang tua di dekatnya.
- Selalu ingin dekat dengan Mama atau pengasuh sampai si Kecil tertidur.
- Tidak suka bermain sendiri.
- Tidak mau berpisah dari Mama atau pengasuhnya ketika berada di situasi baru.
- Cenderung memiliki preferensi yang kuat terhadap satu orang saja dibanding bersama yang lain.
- Merasa takut jika melihat orang yang belum dikenal atau belum pernah dilihatnya.
Baca Juga: Wonder Week Bayi: Definisi, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Cara Mengatasi Separation Anxiety pada Bayi
Berada di fase bayi tidak mau ditinggal mungkin membuat Mama merasa khawatir. Namun, tenang saja, Ma, coba terapkan cara atasi separation anxiety berikut ini:
1. Selalu Berpamitan pada si Kecil
Jangan pernah meninggalkan bayi diam-diam tanpa berpamitan, ya, Ma. Cara ini justru bisa membuat si Kecil merasa bingung dan kecewa saat menyadari Mama tiba-tiba menghilang.
Sampaikan kapan Mama akan pergi dan kapan Mama akan kembali. Ini membantu anak belajar bahwa perpisahan ini hanya berlangsung sementara.
Jika Mama pergi tanpa berpamitan, anak bisa jadi takut dan cemas saat perpisahan berikutnya. Namun, usahakan Mama berpamitan dengan singkat, ya.
Hindari berpamitan terlalu lama karena justru bisa membuat si Kecil semakin sulit berpisah dan lebih rewel.
2. Tunjukkan Ekspresi Wajah Tenang dan Ceria
Dalam menghadapi fase bayi tidak mau ditinggal, Mama harus terlebih dahulu merasa tenang sehingga dapat berpamitan sambil memasang wajah yang ceria.
Apabila Mama merasa tidak tenang dan memasang wajah yang muram, si Kecil dapat menangkap hal tersebut dan cenderung lebih rewel.
Pasalnya, bayi bisa turut merasakan sedih dan menerjemahkan raut muka murung Mama sebagai tanda ia berada di tempat yang tidak aman.
3. Buat Momen Perpisahan Jadi Menyenangkan
Mama bisa mencium pipi si Kecil, melambaikan tangan, atau memberi benda kesayangannya saat berpamitan.
Biasakan juga membuat ritual perpisahan yang sama setiap hari, misalnya saat Mama berangkat kerja. Hal ini membantu si Kecil terbiasa dengan rutinitas Mama.
Dengan rutinitas yang konsisten, anak akan memahami bahwa Mama memang pergi di waktu tertentu dan akan kembali.
Pastikan juga pengasuh yang dipercaya mampu merawat si Kecil dengan baik agar Mama bisa tenang saat meninggalkannya sementara.
4. Berlatih Meninggalkan Bayi dalam Durasi Singkat
Cara mengatasi separation anxiety pada bayi juga bisa dengan berlatih meninggalkan bayi di tempat yang aman. Tak lama kemudian Mama atau pengasuh bisa kembali lagi.
Cara berlatih ini bertujuan untuk menunjukkan pada bayi jika Mama atau pengasuhnya bisa pergi dan akan kembali lagi menemaninya.
5. Kenalkan dengan Lingkungan dan Orang Baru
Mama yang bekerja dan harus menitipkan si Kecil ke daycare atau pengasuh perlu membiasakan diri berpisah dengan bayi.
Mama bisa mempertemukan bayi dengan pengasuh lebih sering agar si Kecil terbiasa melihat wajah dan merasakan keberadaan pengasuh baru.
Jika perlu, kunjungi atau lakukan survei daycare beberapa kali sebelum Mama menitipkannya di sana.
6. Jangan Pergi saat Bayi Sedang Rewel
Saat lapar, gelisah, atau mengantuk si Kecil cenderung lebih mudah menangis dan rewel. Mereka jadi ingin terus dekat dengan Mama.
Sebelum pergi, sebisa mungkin pastikan bayi Mama dalam kondisi tidak menangis, nyaman, dan telah tercukupi kebutuhan dasarnya sehingga perpisahan bisa dilakukan dengan lebih mudah.
Baca Juga: Pahami Purple Crying, Fase Bayi Menangis Terus Tanpa Henti
7. Seringlah Menghibur dan Memeluk si Kecil
Pastikan Mama sering menghibur dan memeluk si Kecil. Hal ini menciptakan rasa aman dan nyaman bagi si Kecil karena ia tahu orang tuanya selalu ada untuknya.
Berikan perhatian ekstra dan luangkan waktu untuk bermain dengannya. Ini akan membantu mengalihkan perasaannya sekaligus memperkuat ikatan antara orang tua dan si Kecil.
Dengan memberikan perhatian dan kasih sayang yang lebih, si Kecil akan merasa lebih tenang dan percaya diri saat harus berpisah dengan Mama dan Papa di kemudian hari.
8. Bacakan Buku Cerita tentang Perpisahan
Apabila si Kecil masih sulit untuk berpisah dari Mama atau Papa, jangan pernah mengkritiknya dengan kata-kata negatif ya, Ma.
Cobalah bacakan buku yang menceritakan tentang ketakutan saat harus berpisah dengan orang tuanya. Cara ini akan membantu si Kecil memvalidasi perasaan takutnya.
Ia akan berpikir, “Oh ternyata tidak apa-apa merasa takut dan khawatir saat Mama akan pergi. Bukan hanya aku saja yang merasa begitu.”
Harapannya, si Kecil akan merasa lebih lega saat harus berpisah dari Mama, Papa, atau orang terdekat lainnya.
9. Ciptakan Rutinitas Harian yang Konsisten
Rutinitas harian yang teratur, misalnya jam tidur, jam makan, dan waktu bermain, membantu bayi merasa lebih aman dan bisa memprediksi apa yang akan terjadi.
Cara ini akan membantunya lebih siap menghadapi momen perpisahan karena sudah terbiasa dengan pola aktivitas yang sama setiap hari.
10. Teguhkan Hati Mama dan Papa
Percayalah bahwa fase bayi tidak mau ditinggal hanyalah sementara. Seiring berjalannya waktu, ia akan memahami Mama hanya pergi sementara dan akan kembali lagi nanti.
Ia juga akan belajar menjadi sosok yang lebih mandiri sehingga tidak lagi menangis hebat saat harus berpisah dengan Mama dan Papa.
Mama dan Papa perlu konsisten dalam melatih si Kecil. Dengan tetap konsisten, ia bisa lebih cepat mengatasi kecemasan perpisahannya.
Itulah informasi seputar fase bayi tidak mau ditinggal sampai cara mengatasi separation anxiety yang harapannya dapat memudahkan Mama, Papa, dan si Kecil. Semoga si Kecil bisa lebih terbiasa dan mandiri ya, Ma!
Mama butuh insight dari ahli di tengah kesibukan? Jangan ragu untuk diskusi langsung dengan Nutriclub Expert Advisor – tim ahli terpercaya di bidang nutrisi, parenting, dan tumbuh kembang anak. Hadir 24/7 untuk bantu Mama, gratis dan tanpa perlu buat janji.
