Loading...

Riwayat Pencarian

Pencarian Populer

burger menu
kenali-karakter-kepemimpinan-pada-anak-sejak-dini_large
Tumbuh Kembang

Kenali Karakter Kepemimpinan Pada Anak Sejak Dini

15 Januari 2020

Setiap anak memiliki bakat dan kemampuan berbeda, ada baiknya orang tua juga perlu mengenali karakter kepemimpinan pada anak sejak dini.

Karakter Pemimpin pada Anak

Orang tua mana yang tidak berbangga bila anak-anak mereka jadi pemimpin? Mulai dari masa kanak-kanak hingga dewasa. Kini kebanggaan orang tua sangat terlihat dari kecenderungan mengabadikan setiap momen anak-anak terlihat menonjol dibandingkan dengan teman-temannya yang lain. Lalu kebanggaan ini juga dipamerkan kepada orang tua lain, dan disiarkan melalui media-media sosial pribadi. Berkat keinginan membanggakan anak-anak mereka maka anak diminta untuk mengerjakan ini dan itu, bahkan mengikuti berbagai kursus. Berdasarkan fenomena tersebut, dapat dikatakan bahwa anak memimpin di bidang tertentu atau menonjol pada suatu keterampilan tertentu. Mari kita telusuri lebih jauh apa makna sebenarnya dari ‘memimpin’ itu sendiri.

Pemimpin berasal dari kata dasar ‘pimpin’ yang dalam kamus besar Bahasa Indonesia bermakna pekerjaan mengepalai, menuntun, memandu agar dapat mengerjakan sendiri. Artinya, ‘pemimpin’ adalah individu yang melakukan kegiatan pemanduan tersebut atau orang yang mengampu tanggung jawab memandu. Agar mampu menjadi pemimpin yang baik diperlukan serangkaian keterampilan agar dapat memandu orang lain dengan baik dan benar. Artinya menjadi seorang pemimpin diperlukan serangkaian proses yang cukup panjang. Maka, pertanyaannya adalah sejak kapan keterampilan kepemimpinan dapat dipupuk? Tentu saja sedini mungkin sejak masa kanak-kanak, karena harus melewati serangkaian proses bertahap.

Setiap manusia tanpa terkecuali melewati setiap tahapan perkembangan dimulai dari masa kanak-kanak, remaja, kemudian dewasa. Secara umum tahapan perkembangan menurut Hurlock (1990), dibagi menjadi masa bayi, masa kanak-kanak, remaja, dan dewasa. Marilah kita memusatkan perhatian pada masa kanak-kanak awal dan akhir. Masa kanak-kanak dibagi menjadi 2 periode; masa kanak-kanak awal (earlychildhood: 2 – 6 tahun) dan masa kanak-kanak akhir (latechildhood: 7 – 12 tahun). Perkembangan biologis pada masa ini berlangsung pesat, dan secara sosiologis ia masih sangat tergantung oleh lingkungan dan keluarganya. Oleh karena itu keluarga memiliki peranan yang cukup penting dalam perkembangan anak mereka1.

Did you know?

”Jiwa kepemimpinan dapat dibentuk sedini mungkin dimulai dengan pengenalan diri dan melatihkan kebiasaan-kebiasaan baik yang kemudian membentuk karakter sebagai seorang pemimpin sejati”.“

Catherine Yusuf, M.Psi., Psi., CGA

Pada masa kanak-kanak ini anak-anak memiliki tugas untuk mulai mengenal diri dan membentuk karakter pribadi mereka. Maka sangatlah tepat jika sebagai orangtua kita mulai mengembangkan keterampilan kepemimpinan kepada anak kita, agar kelak mereka dapat menjadi pemimpin masyarakat dan bangsa dimasa depan2.

Baca Juga: Karakter untuk Menyiapkan Anak Hadapi Masa Depan

Tanda-tanda Kepemimpinan pada Anak Sejak Usia Dini

Kita sebagai orang tua dapat berperan aktif untuk menanamkan sikap dasar yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin kepada anak kita. Berikut merupakan sikap dasar yang dimiliki oleh seorang pemimpin4:

  1. Mengenali; pada masa kanak-kanak awal, anak mulai belajar mengenali dirinya sendiri. Apa potensi dasar yang dimiliki, dengan mengenali diri maka ia mampu mengembangkan potensinya tersebut secara lebih optimal. Misalnya sebutlah seorang anak bernama Unyil (bukan nama sebenarnya), mengenali potensi yang dimiliki adalah bermain rancang bangun. Maka, Unyil akan mengarahkan minat bermain sesuai dengan potensinya yaitu bermain permainan yang dapat mengembangkan keterampilannya tersebut. Sedangkan temannya yang lain Usro (bukan nama sebenarnya) memiliki potensi mampu menjalin relasi sosial dengan teman sebaya dengan baik. Maka Usro dapat mengembangkan terampilan sosialnya ini menjadi lebih luwes dalam membina relasi. Apakah Unyil lebih menonjol dari pada Usro? Tentu mereka masing-masing punya kelebihan di aspek yang berbeda, maka Unyil akan memimpin dan memandu Usro pada hal-hal yang berkaitan dengan keterampilan rancang bangun. Demikian sebaliknya, Usro akan membimbing Unyil dalam mengembangkan keterampilan sosial.
  2. Percaya Diri; adalah suatu keyakinan bahwa diri kita mampu untuk menghadapi suatu hal atau yakin akan keberadaan dirinya serta berbangga atasnya. Dengan mampu mengenali potensi diri dan menampilkan prestasi yang baik sesuai potensi maka dengan sendirinya kepercayaan diri pada seorang anak akan berkembang. Beri apresiasi ketika dia mampu melakukan suatu hal agar kepercayaan dirinya meningkat. Dukunglah agar berani mencoba, bila gagal berilah pengertian bahwa dengan mencoba maka akan menjadi bekal di kemudian hari untuk memperbaiki dan melakukannya dengan lebih
  3. Berani berpendapat atau beropini (asertif); salah satu keterampilan seorang pemimpin adalah kemampuan menyatakan pendapatnya dan mempertahankan pendapat tersebut dengan argumen yang logis. Hal ini dapat dilatih dengan memberikan pertanyaan sederhana seperti “apa yang mendorongmu melakukan hal itu?” Selain mengajarkan anak untuk berani berpendapat, kita juga harus mengajarkan anak untuk berbesar hati ketika pendapatnya ditolak.
  4. Menanamkan kejujuran; Salah satu modal seorang pemimpin adalah kejujuran, karena pemimpin yang tidak jujur dapat merusak sistem yang dipimpinnya. Mengajarkan kejujuran pada anak sebaiknya kita langsung memberikan contoh, misalnya dengan perilaku yang kita tampilkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai orang Orang tua adalah role model utama dalam pembentukan karakter seorang anak.
  5. Membuat Planning dan Menetapkan Prioritas; Biasakan anak untuk membuat jadwal dan patuh pada jadwal yang sudah ditetapkan. Hal ini akan membentuk kedisiplinan dalam dirinya. Biasakan juga anak untuk menentukan prioritas utama dalam keseharian. Hal ini dimaksudkan agar mereka lebih disiplin dan terampil mengorganisasi.
  6. Disiplin; Disiplin adalah cara agar waktu yang ada bisa digunakan seefektif dan sefesien mungkin. Dengan melatih kedisiplinan terhadap segala hal akan membuat karakter kepemimpinan muncul dan memang hampir semua orang sukses yang menjadi pemimpin menerapkan disiplin tinggi dalam hidupnya.
  7. Mengasah Diri; Mengasah diri disini dimaksudkan adalah untuk aktif dalam melakukan banyak hal, sehingga diusia muda anak sudah terpapar dengan berbagai pengalaman. Aktif dalam banyak hal juga melatih kemampuan multitasking anak.
  8. Saling Menghargai dan Toleransi; Point ini masih ada sangkut pautnya dengan “berlapang dada”. Seorang pemimpin yang baik harus mampu legowo, karena tidak mungkin dalam suatu forum yang dipimpinnya semua orang sependapat dengannya.

Dan untuk memperkokoh jiwa kepemimpinan pada anak kita, kita dapat mengenalkan mereka kepada Tokoh-Tokoh Pemimpin baik di Indonesia maupun di Dunia. Pengenalan terhadap tokoh-tokoh pemimpin hebat secara alam bawah sadar dapat memunculkan rolemodel seperti apa yang akan dijadikan panutan anak itu dalam menjadi seorang pemimpin5.

Selain itu sebagai negara yang beragama kita juga harus membekali anak kita dengan kepercayaan kepada Tuhan agar tidak menjadi pemimpin yang ‘kebelinger’. Karena kita sebagai bangsa Indonesia dengan dasar Pancasila, pada sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa pada dasarnya keimanan kepada Tuhan merupakan pedoman hidup bagi setiap orang. Sejak dini sebaiknya anak-anak diajarkan tentang ilmu agama. Karena agama mengajarkan manusia menjadi pribadi yang baik, serta mengajarkan manusia bagaimana menjadi pemimpin untuk dirinya sendiri dan bagaimana menjadi pemimpin bagi orang lain5.

Baca Juga: Cara Orang Tua Mendidik Akan Menentukan Karakter Anak

  1. Hurlock, E.B. (1990). Developmental Psychology: A Lifespan Approach.(terjemahanolehIstiwidayanti). Jakarta: Erlangga
  2. (2013). Bibliotherapy: MengatasiMasalahAnakdanRemajamelaluiBuku. Bandung: PustakaCendekiaUtama
  3. SoekantoSuryono, sosiologisuatupengantar, Penerbit PT. Raja GravindoPersada, Jakarta, 1990.
  4. COVEY, S. R. (2004). The 7 habits of highly effective people: restoring the character ethic. New York, Free Press.
  5. Koentjaraningrat, BeberapaPokokAntropologiSosial, Penerbit Dian Rakyat,1967.
comment-icon comment-icon