Kecerdasan linguistik harus dilatih sejak dini agar anak dapat berbicara dan berkomunikasi dengan baik. Mari simak tanda-tandanya dan bagaimana cara melatihnya!
Apa Itu Kecerdasan Linguistik?
Kecerdasan dalam linguistik adalah kemampuan anak untuk menyusun pikiran secara runut dan mengkomunikasikannya secara verbal dengan jelas dan terstruktur.
Jenis kecerdasan ini sering juga disebut dengan kecerdasan bahasa atau kecerdasan verbal.
Kecerdasan verbal sangat dipengaruhi oleh kognitif anak karena berkaitan erat dengan keterampilan:
- Berpikir nalar.
- Memproses gagasan atau ide dalam otak untuk disampaikan secara verbal.
- Menggunakan kata atau kalimat yang tepat pada konteks yang tepat, di waktu yang tepat.
- Berpikir dan belajar.
- Memecahkan masalah atau konflik (problem solving).
- Membangun dan menjaga hubungan.
Contoh Kecerdasan Linguistik pada Anak
Ma, bila si Kecil menunjukkan perilaku berikut, ada kemungkinan ia punya kecerdasan lingustik:
- Anak senang bicara, membaca, menulis, dan mendengarkan.
- Anak suka berbicara, membaca, dan menulis.
- Senang berbagi cerita dari apa yang ia dengar atau baca.
- Tertarik pada permainan kata, puisi, dan buku.
- Memiliki ingatan yang kuat, terutama untuk hal yang pernah didengar atau dibaca.
- Mampu berpikir logis dan kritis serta menyampaikan pendapat dengan jelas.
- Suka berdiskusi atau berdebat secara positif.
- Peka terhadap perasaan orang lain dan pandai berkomunikasi dengan bahasa yang tepat.
Ciri-Ciri Kecerdasan Linguistik pada Anak
Kecerdasan berbahasa lebih dari sekadar kemampuan bicara lancar. Berikut adalah tanda-tanda anak memiliki kecerdasan berbahasa yang baik, bahkan melebihi usianya:
- Anak usia sekitar 1 tahun sudah mampu memahami instruksi sederhana, seperti “Yuk, makan” atau “Pakai topinya, ya”.
- Anak usia sekitar 1-2 tahun sudah mengerti nama benda dan bagian-bagian tubuh, seperti “Piring,” “Boneka,” atau “Topi”.
- Anak usia sekitar 2-3 tahun sudah mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan kalimat panjang.
- Anak peka terhadap perbedaan nada bicara, apakah Mama sedang melontarkan pertanyaan atau sedang membuat pernyataan.
- Berusaha membuat Mama dan Papa mengerti ucapannya dengan memadukan beberapa kombinasi kata, gestur, dan suara.
- Anak berinisiatif memulai pembicaraan dengan mengajukan pertanyaan sederhana, seperti, “Apa itu?”
- Bisa mengungkapkan perasaan dan pendapatnya lewat kata-kata.
- Anak menikmati membaca dan menulis.
- Anak mahir belajar bahasa baru.
Perlu Mama ingat, tahap perkembangan bahasa anak berbeda-beda pada setiap individu. Bila si Kecil belum menunjukkan kemampuan setara dengan anak seusianya, Mama tidak perlu terlalu khawatir.
Si Kecil mungkin hanya butuh waktu dan stimulasi yang tepat.
Baca Juga: 8 Cara agar Anak Cepat Bicara di Usia 1-3 Tahun
Faktor yang Memengaruhi Kecerdasan Linguistik
Ada beberapa faktor yang berpengaruh pada perkembangan kecerdasan bahasa atau linguistik pada anak, yakni:
- Faktor kesehatan
- Intelegensi
- Status sosial ekonomi keluarga
- Jenis kelamin
- Hubungan di dalam keluarga
Faktor-faktor tersebut bisa datang dari dalam diri anak, lingkungan terdekat seperti keluarga, maupun faktor eksternal dari sekolah.
Cara Meningkatkan Kecerdasan Linguistik Anak
Kecerdasan bahasa adalah satu dari 9 jenis kecerdasan anak yang perlu dioptimalkan agar si Kecil siap jadi pemenang. Berikut cara melatih kecerdasan verbal atau bahasa anak:
1. Membacakan Cerita dan Berlatih Membaca
Membacakan cerita juga baik untuk aspek kognitif dan perkembangan otaknya karena ia mengerti makna dari kata-kata yang disampaikan.
Selain itu, jika usia sudah mencukupi, Mama juga dapat mendukung anak untuk belajar membaca mandiri dengan memfasilitasi buku-buku sesuai usianya.
2. Mendengarkan Secara Aktif
Active listening akan membuat anak termotivasi untuk membicarakan lebih banyak hal dengan Mama. Ini dapat melatih kecerdasan verbalnya.
Tunjukkan pada si Kecil bahwa Mama mendengarkannya dengan cara tersenyum dan mengangguk. Kontak mata juga membantunya merasa nyaman dan terkoneksi dengan Mama.
3. Reflective Listening
Selain active listening, reflective listening juga penting. Ulangi cerita anak dengan kata berbeda untuk bantu mereka memahami emosinya.
Contohnya, saat anak bilang, “Aku diledek Michael,” Mama bisa merespons, “Kamu kesal, ya?” Cara ini mendorong anak lebih terbuka dan merasa dimengerti.
4. Berbicara dengan Jelas
Untuk mengasah kecerdasan linguistik anak, Mama perlu berbicara dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak sesuai usianya.
Gunakan bahasa yang baik dan jangan mengungkapkan kata-kata kasar pada anak. Komunikasi yang baik membuat si Kecil merasa dihargai dan disayangi.
5. Menarasikan Kegiatan
Sebagai contoh untuk anak, coba narasikan aktivitas Mama, seperti “Mama sedang menyapu.” Ini menunjukkan cara menggunakan kata dalam konteks nyata.
Lalu, deskripsikan apa yang anak lakukan, misalnya, “Kamu lagi main boneka, ya? Bonekanya pakai baju ungu.” Ini bantu anak belajar menyusun kalimat sederhana.
Baca Juga: 6 Ide Aktivitas Stimulasi untuk Anak Usia 1 Tahun
6. Bernyanyi Bersama
Mendengarkan musik dan bernyanyi bersama adalah cara mudah melatih kecerdasan linguistik anak. Kebiasaan ini sebaiknya dimulai sedini mungkin agar bisa meningkatkan perkembangan komunikasinya.
Mama bisa bernyanyi saat sedang memandikan si Kecil, sebelum ia tidur, saat bermain bersama, atau saat berkendara di mobil.
7. Merespons Si Kecil
Dalam mendidik anak, salah satu yang terpenting adalah memberikan respons positif pada apa yang ia lakukan, termasuk saat ia berusaha berkomunikasi.
Berikan senyuman dan respons yang antusias saat ia sedang mengajak Mama mengobrol. Dengan begitu, anak akan makin bersemangat mengeksplor kata-kata baru saat bercerita.
8. Perhatikan Gestur Saat Berbicara
Ekspresi wajah dan gestur tubuh juga bagian dari kecerdasan berbahasa, tapi sering terabaikan. Anak yang cerdas verbal biasanya peka terhadap bahasa tubuh lawan bicaranya.
Gestur negatif bisa membuat anak merasa tidak nyaman. Sebaliknya, ekspresi positif seperti membelai kepala bisa mendorongnya lebih percaya diri menyampaikan perasaan.
9. Ajari 3 Kata Ajaib
Kata “tolong”, “terima kasih”, dan “maaf” adalah 3 kata ajaib yang perlu Mama ajarkan dan biasakan pada si Kecil saat berkomunikasi.
Agar anak paham fungsi dari kata-kata ini, minta ia mengucapkan kata ini pada situasi yang tepat.
Contohnya, ketika ia diberikan makanan camilan kesukaannya, minta si Kecil mengucapkan terima kasih.
10. Ajukan Pertanyaan
Agar anak cepat bicara, sering-seringlah bertanya untuk memancing respons. Hindari pertanyaan ya-tidak menggunakan pertanyaan terbuka.
Misalnya, ganti “Kamu senang hari ini?” dengan “Hari ini kamu main apa saja?” Ini melatih anak mengekspresikan diri dan mengenali emosinya.
11. Jangan Langsung Mengkritik
Selama proses belajar, tentu si Kecil akan melakukan kesalahan dalam berbicara. Bisa jadi kata yang ia gunakan kurang tepat atau pelafalannya salah.
Saat ini terjadi, jangan langsung mengkritiknya. Pasalnya, hal itu bisa membuatnya malu dan tidak mau lagi mencoba berekspresi lewat kata-kata.
Untuk mengoreksinya, coba ulangi kalimatnya dengan kata atau pelafalan yang tepat.
12. Biasakan Menulis
Hal ini dapat berupa hal sederhana seperti menulis jurnal kegiatan sehari-hari, atau menulis cerita sederhana untuk melatih kemampuan pemrosesan kata-kata.
Menulis tidak harus menggunakan pensil atau pena, tapi bisa juga menggunakan komputer dan digital.
13. Optimalkan Asupan Gizinya
Dukung juga perkembangan kecerdasan linguistik anak dengan memberinya asupan gizi yang tepat dari makanan sehat dan dampingan susu untuk kecerdasan.
Jangan lupa perhatikan juga nutrisi penting seperti FOS:GOS 1:9, DHA & EPA, omega-3, zat besi, hingga asam folat untuk bantu maksimalkan inteligensinya.
Gabung jadi member Nutriclub untuk dapatkan ratusan expert-verified parenting content yang terkurasi sesuai usia si Kecil, akses ke call center yang terhubung langsung dengan ahli seputar nutrisi dan tumbuh kembang anak, serta beragam exclusive rewards khusus untuk Mama dan si Kecil dari setiap pembelian produk Nutrilon. Daftar gratis, sekarang!