Pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor genetik dan lingkungan. Faktor lingkungan yang berpengaruh antara lain stimulasi yang diberikan pada anak, tingkat pengetahuan orang tua, kebiasaan dan budaya setempat, serta finansial keluarga. Faktor-faktor ini memiliki peran yang cukup besar dalam proses tumbuh kembang anak. Pemberian makanan yang tepat, serta pemilihan gizi yang sehat dan seimbang, berkontribusi penting pada proses tumbuh kembang dan kecerdasan anak.
Nutrisi Otak agar Anak Cerdas
Panduan makanan untuk si kecil saat ini adalah makanan seimbang. Makanan seimbang harus memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein (nabati atau hewani), lemak, serat, serta vitamin dan mineral. Jangan lupa, penuhi pula kebutuhan cairan anak setiap harinya. Air Susu Ibu (ASI) diberikan secara eksklusif sampai si kecil berusia 6 bulan, dan dapat diberikan sampai si kecil berusia genap dua tahun bersama dengan makanan pendamping ASI (MPASI) yang tepat.
Asupan nutrisi otak agar anak cerdas bisa diperoleh dari karbohidrat yang tidak hanya didapat dari nasi, tetapi juga dari makanan lain seperti kentang, ubi, jagung, sereal, roti, dan masih banyak lagi. Sumber protein dapat diperoleh dari ikan, daging, tahu, tempe, dan lain-lain. Sayuran dan buah akan memenuhi kebutuhan serat, vitamin, dan mineral. Garam dan gula serta berbagai bumbu makanan lain boleh diberikan pada makanan anak dalam jumlah yang wajar.
Baca Juga: 20 Cara Mendidik Anak di Era Digital agar Cerdas dan Mandiri
Makanan yang baik akan memberikan energi untuk aktivitas si kecil, membantu pertumbuhan dan perkembangan, serta akan mendukung pertumbuhan otak si kecil. Makanan yang tidak berkualitas tidak akan mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal. Berbeda dengan kualitas makanan yang dimakan anak, kebiasaan makan yang baik harus mulai dipupuk sejak kecil agar kelak anak memiliki kebiasaan makan yang baik.
Did you know?
“Nutrisi dan stimulasi yang tepat sangat penting pada usia awal kehidupan untuk mendukung pertumbuhan otak anak sehingga tercipta anak yang cerdas, kreatif, dan adaptif dengan lingkungannya”
Dr. Marissa Pudjiadi, Sp.A
Selain nutrisi otak agar anak cerdas dengan kandungan yang baik, stimulasi perlu diberikan pada berbagai bidang, seperti psikis, logika, linguistik, eksistensial, sosial, spasial, dan musikal. Anda perlu mengingat bahwa setiap anak adalah unik dan spesial dengan potensinya sendiri-sendiri. Anda perlu membekali mereka untuk mengembangkan talenta dan bakat yang mereka miliki agar mereka dapat optimalkan kemampuan mereka.
Mendidik anak sejak dini agar cerdas, bukan berarti hanya memberi pengetahuan kepada anak. Hal ini juga berkaitan dengan cara mendidik anak untuk dapat menggunakan apa yang telah mereka miliki dengan baik. Dibandingkan pola didik otoriter dan permisif, pola didik demokratis akan menjadikan anak lebih kritis dan cerdas. Berikan edukasi kepada mereka untuk dapat menerima keadaan, memiliki rasa belas kasih, kreatif, dan penuh dengan rasa ingin tahu. Anak yang cerdas akan mempergunakan pengetahuan yang mereka miliki, di waktu yang tepat dan cara yang tepat. Satu hal yang perlu Anda ingat dalam membesarkan anak: buatlah prosesnya semenarik mungkin dan hindari pemaksaan terhadap anak.
Cara mendidik anak agar cerdas sejak bayi bisa dilakukan dengan komunikasi. Bicaralah, tetapi dengarkan pula pendapat anak. Komunikasi akan membantu meningkatkan kemampuan bahasa dan kognitif anak. Pujilah anak Anda dengan cara yang tepat, yakni memuji proses yang sudah dilalui. Sebagai contoh, ketika anak Anda mendapatkan nilai yang baik, maka Anda boleh mengatakan, “kamu telah bekerja dengan baik”. Hal ini cenderung lebih baik daripada Anda mengatakan, “kamu sangat cerdas”. Jika Anda memuji kemampuan inborn anak saja, maka mereka akan cenderung meragukan kemampuan diri dan gagal jika menemui kesulitan atau tantangan. Mereka cenderung bertahan mengerjakan hal-hal yang mudah ketimbang berusaha memenuhi target mengerjakan tugas yang lebih menantang. Memuji usaha anak Anda dapat memacunya untuk terus berusaha dan mencapai hasil yang lebih baik.
Buatlah anak merasa dicintai. Peluk, cintai, bicara, dan bermainlah dengan anak Anda. Hal ini dapat meningkatkan kemampuan otak mereka. Anak yang dibesarkan dengan kasih keluarga akan cenderung tahan terhadap adanya stres dan tidak rentan terhadap penyakit yang berkaitan dengan stres, seperti depresi dan penyakit psikiatri lainnya. Anak yang dibesarkan dengan keluarga yang dingin, tidak suportif, dan acuh, akan mengalami masalah dengan proses emosi dan kompetensi sosial.
Cobalah untuk selalu menjawab pertanyaan “bagaimana” dan “mengapa” yang sering anak lontarkan. Anak-anak memiliki tendensi untuk ingin tahu terhadap berbagai hal. Pertanyaan-pertanyaan yang diucapkan pun sering kali meminta detail yang ‘konyol’. Namun, Anda tidak boleh mengacuhkan pertanyaan mereka karena saat periode ini, anak sedang belajar banyak hal yang baru. Jawablah pertanyaan anak dengan jawaban yang paling sederhana yang mampu mereka pahami dengan baik. Sekalipun Anda tidak mengetahui jawabannya, beri tahu mereka bahwa Anda akan mencari jawabannya nanti.
Paparkan anak dengan tempat dan pengalaman baru. Bepergianlah ke sejumlah tempat yang bervariasi. Bawa mereka ke museum, taman, tempat bermain, pantai, dan gunung. Hal ini akan meningkatkan pengetahuan praktikal mereka. Berilah anak kesempatan untuk menikmati hari tanpa aktivitas. Wajar saja jika mereka dapat bosan dengan rutinitas harian. Adanya waktu bebas akan membuat mereka berinstrospeksi diri. Hal ini dapat mempersiapkan mereka untuk berpartisipasi kemudian hari dengan lebih baik.