Vaksin MMR adalah salah satu imunisasi anak yang wajib dilengkapi sebelum usia 4-6 tahun agar si Kecil mendapatkan perlindungan maksimal dari penyakit berbahaya. Cari tahu manfaat, jadwal, dan efek samping vaksin ini, yuk!
Apa Itu Vaksin MMR?
Vaksin MMR adalah imunisasi untuk mencegah penyakit campak (Measles), gondongan (Mumps), dan campak jerman (Rubella).
Penyebab penyakit measles (campak), mumps (gondongan), dan rubella (rubeola) adalah infeksi virus dari keluarga Paramyxoviridae.
Ketiga penyakit ini bisa menimbulkan komplikasi serius, terutama pada bayi dan anak kecil.
Apa Perbedaan Vaksin MMR dan Vaksin MR?
Perbedaan utama vaksin MMR dan MR ada pada jumlah virus yang dilindungi.
Vaksin MMR berisi virus Measles (campak), Mumps (gondongan), dan Rubella yang dilemahkan untuk merangsang sistem imun tubuh anak. Vaksin MR hanya melindungi dari Measles dan Rubella.
Di Indonesia, vaksin MR masih menjadi prioritas pemerintah. Hal ini karena kasus gondongan sudah jarang ditemukan, sehingga fokus diberikan pada penyakit campak dan rubella.
Meski begitu, vaksin MMR tetap direkomendasikan bila tersedia. Bahkan, anak yang sudah menerima MR masih dapat diberikan MMR sesuai anjuran dokter untuk perlindungan lebih optimal.
Apakah Vaksin MMR Wajib untuk Anak?
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), vaksin MMR termasuk imunisasi wajib. Pemberiannya dilakukan dua kali untuk memastikan perlindungan optimal pada sistem imun tubuh anak.
Mengutip CDC, satu dosis vaksin MMR sudah efektif melindungi 93% dari campak dan 97% dari rubella. Namun, perlindungan terhadap gondongan baru mencapai sekitar 78 persen.
Dengan pemberian dua dosis, efektivitas meningkat signifikan. Anak mendapatkan perlindungan seumur hidup sekaligus membantu mencegah penularan di komunitas melalui herd immunity.
Siapa yang Tidak Bisa Dapat Atau Harus Menunda Vaksin?
Tidak semua anak bisa langsung mendapat vaksin MMR. Ada beberapa kondisi kesehatan yang membuat vaksin perlu ditunda atau bahkan tidak boleh diberikan, yakni:
- Anak dengan riwayat alergi parah (anafilaksis) terhadap komponen vaksin, misalnya neomisin atau gelatin, tidak boleh menerima vaksin MMR.
- Anak sedang demam tinggi atau mengalami infeksi serius, pemberian vaksin sebaiknya ditunda sampai kondisinya membaik.
- Anak dengan gangguan sistem imun, leukemia, kanker, atau sedang menjalani kemoterapi/radioterapi tidak disarankan mendapat vaksin MMR.
- Anak baru menerima transfusi darah. Vaksin MMR perlu ditunda sekitar 3–11 bulan (tergantung jenis transfusi).
Jadwal Pemberian Vaksin MMR untuk Anak
Menurut IDAI, jadwal imunisasi MMR disesuaikan dengan riwayat vaksin anak. Dosis pertama diberikan saat anak berusia 15-18 bulan.
Jika si Kecil belum mendapat vaksin MR di usia 9 bulan, imunisasi MMR bisa didapatkan di usia 15 bulan. Kemudian, dosis kedua atau booster diberikan kembali pada usia 5-7 tahun agar si Kecil bisa mendapat perlindungan jangka panjang.
Jika anak sudah lebih dulu mendapat vaksin MR, vaksin MMR tetap diberikan. Namun, jaraknya minimal 6 bulan setelah pemberian vaksin MR sebelumnya.
Vaksin MMR sebaiknya tidak diberikan bersamaan dengan vaksin lain. Jarak antara pemberian MMR dan vaksin lain minimal 1 bulan. Selalu konsultasikan ke dokter anak untuk penjadwalan ulang jika ada keterlambatan pemberian.
Baca Juga: Jadwal 12 Imunisasi Lanjutan yang Perlu Anak Dapatkan
Bagaimana Cara Mengejar Jadwal Vaksinasi yang Terlambat?
Kadang, jadwal imunisasi bisa terlewat. Untungnya, vaksin MMR memiliki aturan catch-up schedule (jadwal kejar) untuk memastikan perlindungan anak tetap lengkap:
- Jika anak belum pernah mendapat vaksin MMR, maka ia tetap bisa diberikan dosis pertama kapan saja setelah usia 12 bulan.
- Dosis kedua diberikan dengan jarak minimal 4 minggu setelah dosis pertama.
Dengan aturan ini, anak tetap dapat terlindungi meskipun jadwal awal sempat terlewat.
Bagaimana Jika Si Kecil Sudah Terpapar Penyakit Sebelum Divaksin?
Jika si Kecil sudah terpapar campak, gondongan, atau rubella sebelum sempat divaksin, ada langkah pencegahan pasca paparan (post-exposure prophylaxis) yang bisa Mama segera lakukan. Berikut tipsnya:
- Berikan vaksin MMR dalam waktu 72 jam setelah paparan campak. Dalam rentang waktu ini, vaksin masih bisa membantu mencegah infeksi berkembang atau memperingan gejalanya.
- Dapatkan immunoglobulin (IG) dalam waktu 6 hari setelah paparan jika vaksin MMR tidak bisa diberikan. IG memberi perlindungan segera, meskipun sifatnya sementara.
Langkah ini penting untuk mencegah anak mengalami komplikasi serius akibat campak, gondongan, atau rubella.
Efek Samping Vaksin MMR yang Perlu Diwaspadai
Selayaknya obat dan perawatan medis pada umumnya, vaksinasi MMR juga memiliki efek samping. Namun, efek samping imunisasi biasanya bersifat sementara dan tergolong ringan.
Beberapa efek samping umum vaksin MMR adalah:
- Nyeri dan kemerahan di area suntikan
- Demam ringan
- Bengkak di pipi atau leher (akibat kelenjar)
- Nafsu makan berkurang
- Anak menjadi rewel atau menangis
- Ruam ringan di kulit
Efek samping ini biasanya muncul dalam 1-2 minggu setelah vaksinasi dan risiko efek samping cenderung menurun setelah dosis kedua. Jika muncul gejala serius seperti kejang, segera ke dokter.
Tips Merawat Anak Setelah Imunisasi
Demam ringan setelah vaksinasi merupakan reaksi normal. Ada beberapa hal yang bisa Mama lakukan untuk menurunkan demam Si Kecil:
- Pastikan anak tidak mengenakan pakaian berlapis-lapis
- Berikan air minum yang banyak
- Berikan obat penurun panas yang sesuai dengan usia dan berat badan Si Kecil.
Jika Si Kecil merasakan nyeri di area suntikan, hindari menekan bagian tersebut. Gunakan pakaian longgar agar anak lebih nyaman.
Anak tetap boleh mandi setelah imunisasi, termasuk MMR. Pastikan Mama tidak menggunakan air yang terlalu dingin agar anak tidak menggigil dan segera keringkan tubuhnya dengan handuk lembut setelah mandi.
Baca Juga: 5 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Setelah Imunisasi Anak
Mama juga bisa cari solusi terbaik untuk atasi tangis si Kecil yang berkepanjangan langsung di Health Immune Checker. Sebab, tangisan bayi yang tak kunjung berhenti bisa menandakan masalah kesehatan tertentu. Tak perlu khawatir, karena setiap opsi penanganannya sudah diverifikasi oleh dokter ahli!
Jangan lupa gabung jadi member Nutriclub untuk dapatkan ratusan expert-verified parenting content yang terkurasi sesuai usia si Kecil, akses ke call center yang terhubung langsung dengan ahli seputar nutrisi dan tumbuh kembang anak, serta beragam exclusive rewards khusus untuk Mama dan si Kecil dari setiap pembelian produk Nutrilon. Daftar gratis, sekarang!