Loading...
Imunisasi bayi 2 bulan - nutriclub
Imunitas

4 Imunisasi Wajib untuk Bayi 2 Bulan

Disusun oleh: Tim Penulis

Diterbitkan: 16 Juni 2025


  • Pentingnya Imunisasi pada Bayi Usia 2 Bulan
  • Jenis Imunisasi Bayi 2 Bulan yang Diberikan
  • Prosedur dan Proses Pemberian Imunisasi
  • Cara Menenangkan Bayi Sebelum dan Sesudah Suntik
  • Tips Meredakan Efek Samping Imunisasi di Rumah
  • Bolehkah Menunda Imunisasi?

Mama perlu tahu apa saja imunisasi bayi 2 bulan yang wajib untuk membantu membangun kekebalan tubuh si Kecil. Imunisasi yang diberikan tepat waktu menjamin perlindungan maksimal sejak awal.

Pentingnya Imunisasi pada Bayi Usia 2 Bulan

Melalui imunisasi, tubuh bayi mulai mengenali dan membentuk antibodi terhadap virus atau bakteri tertentu. Hal ini menjadi fondasi penting dalam menjaga kesehatan anak dalam jangka panjang.

1. Perlindungan Dini dari Penyakit Berbahaya

Imunisasi dasar yang didapatkan lengkap dapat mencegah komplikasi infeksi serius, seperti kejang, radang paru, atau bahkan kematian.

Bayi yang tidak mendapatkan vaksin tepat waktu berisiko tinggi terinfeksi saat daya tahan tubuhnya masih lemah.

Maka dari itu, pemberian imunisasi sejak usia dini sangat krusial dalam mencegah risiko komplikasi tersebut.

Baca Juga: Pentingnya Imunisasi Kejar untuk Lengkapi Imunisasi Wajib Anak

2. Bagian dari Herd Immunity

Imunisasi bayi 2 bulan tidak hanya melindungi individu, tetapi juga berkontribusi dalam membentuk perlindungan kelompok (herd immunity) untuk mengendalikan penyebaran penyakit di masyarakat dan mencegah terjadinya wabah.

Ketika sebagian besar anak terlindungi melalui imunisasi, maka bayi yang belum bisa divaksinasi karena alasan medis pun ikut terlindungi.

Ini adalah peran kolektif dalam menjaga kesehatan publik yang tidak boleh diabaikan.

3. Dampak Jika Imunisasi Terlambat atau Dilewatkan

Menunda atau melewatkan imunisasi bisa membuka celah bagi virus untuk menyerang sistem imun bayi. 

Beberapa penyakit seperti pertusis atau difteri bisa berkembang cepat dan berakibat fatal bila tidak dicegah sejak awal. Selain itu, jadwal imunisasi bayi yang tidak teratur dapat mengurangi efektivitas vaksin.

Oleh karena itu, Mama dan Papa harus disiplin mengikuti jadwal imunisasi yang telah ditetapkan oleh dokter atau fasilitas kesehatan.

Baca Juga: Bayi Boleh Dimandikan Setelah Imunisasi, Begini Caranya

Jenis Imunisasi Bayi 2 Bulan yang Diberikan

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah menetapkan jenis-jenis imunisasi yang wajib diberikan pada usia ini. Beberapa vaksin bersifat kombinasi, sehingga dapat melindungi dari beberapa penyakit sekaligus.

1. DTP-HB-Hib (Difteri, Tetanus, Pertusis, Hepatitis B, dan Hib)

Vaksin DTP-HB-Hib merupakan vaksin kombinasi penting yang melindungi bayi dari lima penyakit serius. Penyakit seperti difteri, tetanus, dan pertusis bisa menyebabkan gangguan pernapasan dan kelumpuhan otot.

Selain itu, hepatitis B dapat merusak hati dan Haemophilus influenzae tipe B (Hib) dapat menyebabkan radang otak atau paru-paru.

Vaksin ini umumnya disuntikkan pada bagian depan paha bayi.

2. Polio Tetes (OPV)

Vaksin polio oral, atau OPV (Oral Polio Vaccine), diberikan dalam bentuk tetes melalui mulut.

Vaksin ini berfungsi melindungi bayi dari poliomyelitis, penyakit yang dapat menimbulkan kelumpuhan permanen.

Vaksin ini sangat aman dan efektif, serta termasuk dalam imunisasi wajib di Indonesia. Biasanya diberikan bersamaan dengan vaksin lain di usia 2 bulan dan akan diulang beberapa kali sesuai jadwal.

3. PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine) – jika tersedia

Vaksin PCV bertujuan melindungi bayi dari infeksi pneumokokus, bakteri penyebab pneumonia, radang telinga, dan meningitis. Meski belum tersedia di semua daerah, vaksin ini sangat dianjurkan.

Jika tersedia di fasilitas kesehatan, pemberian vaksin PCV bisa dimulai sejak usia 2 bulan. Pencegahan dini melalui vaksin ini bisa menurunkan risiko komplikasi serius akibat infeksi saluran pernapasan.

4. Rotavirus

Vaksin rotavirus diberikan untuk mencegah diare berat yang bisa menyebabkan dehidrasi pada bayi. Penyakit ini sangat mudah menular dan sering menyerang anak-anak di bawah usia 5 tahun.

Vaksin ini bersifat opsional, tetapi sangat direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Pemberian dilakukan melalui mulut dan harus dimulai sebelum bayi berusia 15 minggu.

Prosedur dan Proses Pemberian Imunisasi

Imunisasi pada bayi harus dilakukan secara aman dan terjadwal sesuai rekomendasi tenaga kesehatan. Prosedurnya pun mudah dan tersedia di berbagai fasilitas kesehatan.

1. Cari Tempat Imunisasi yang Cocok dengan Jadwal Mama

Imunisasi pada bayi 2 bulan dapat dilakukan di berbagai tempat seperti Posyandu, Puskesmas, klinik swasta, maupun rumah sakit. Lokasi ini memiliki tenaga medis yang terlatih dan vaksin yang aman.

Biasanya di Posyandu, layanan imunisasi gratis dijalankan oleh petugas kesehatan dan kader. Sedangkan di klinik atau rumah sakit, layanan bisa lebih lengkap dan fleksibel dari sisi jadwal.

2. Siapkan Dokumen atau Data yang Perlu Dibawa

Sebelum imunisasi bayi 2 bulan, Mama perlu membawa buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) atau kartu imunisasi bayi. Dokumen ini penting untuk mencatat jenis vaksin yang telah diberikan dan jadwal berikutnya.

Selain itu, pastikan bayi dalam kondisi sehat saat akan diimunisasi. Jika bayi sedang demam atau sakit berat, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.

3. Bawa Perlengkapan Bayi

Selain itu, siapkan juga perlengkapan bayi seperti popok ekstra, tisu basah, botol susu, atau ASI perah. Siapkan pakaian yang mudah dibuka agar proses penyuntikan tidak menyulitkan.

Pastikan bayi dalam keadaan sehat saat akan diimunisasi. Jika bayi sedang demam atau rewel tidak biasa, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu kepada tenaga kesehatan sebelum tetap melanjutkan imunisasi.

Cara Menenangkan Bayi Sebelum dan Sesudah Suntik

Menjelang penyuntikan, peluk bayi dengan lembut untuk memberikan rasa aman. Kontak kulit langsung atau skin-to-skin contact dapat menenangkan dan mengurangi rasa takut bayi.

Menyusui bayi sebelum atau sesudah imunisasi terbukti efektif mengurangi rasa nyeri. Proses ini bisa menenangkan bayi secara alami dan membuatnya lebih nyaman.

Setelah penyuntikan, peluk dan ayun bayi secara perlahan sambil berbicara dengan suara lembut.

Kehadiran Mama Papa yang tenang dan penuh perhatian sangat mendukung pemulihan bayi setelah imunisasi.

Tips Meredakan Efek Samping Imunisasi di Rumah

Beberapa bayi mungkin mengalami demam ringan, kemerahan, atau bengkak di area suntikan setelah imunisasi. Kompres dingin dengan kain bersih bisa membantu mengurangi rasa nyeri dan bengkak tersebut.

Pastikan bayi tetap mendapatkan cukup ASI atau susu formula agar terhidrasi dan merasa nyaman. Jika demam setelah imunisasi melebihi 38,5°C dan berlangsung lebih dari dua hari, segera konsultasikan ke dokter.

Ciptakan suasana tenang di rumah, kurangi aktivitas berlebihan, dan beri waktu istirahat yang cukup untuk bayi. Dalam sebagian besar kasus, efek samping pasca imunisasi bersifat ringan dan akan hilang dalam 1–2 hari.

Bolehkah Menunda Imunisasi?

Ada kondisi tertentu yang mengharuskan imunisasi ditunda, salah satunya adalah saat bayi mengalami demam tinggi di atas 38°C. Vaksinasi bayi tetap aman, namun harus ditunda sementara hingga kondisi membaik.

Jika bayi mengalami reaksi alergi berat terhadap dosis vaksin sebelumnya, konsultasi dengan dokter menjadi wajib sebelum jadwal selanjutnya. Ini untuk mencegah risiko reaksi anafilaksis yang sangat jarang namun serius.

Bayi yang baru menjalani perawatan intensif atau memiliki kondisi medis tertentu juga memerlukan evaluasi lebih lanjut. Dokter akan menentukan waktu yang tepat untuk melanjutkan imunisasi berdasarkan hasil observasi.

Butuh wawasan dari ahli di tengah kesibukan? Yuk, diskusikan langsung dengan Nutriclub Expert Advisor – tim dengan keahlian di bidang nutrisi, parenting, dan tumbuh kembang anak. Siap membantu Mama 24/7, gratis tanpa perlu buat janji.

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Mama
  1. Pertussis Vaccination—A Critical Priority for Us All | Infectious Diseases | JAMA Network Open | JAMA Network. (2021, August 10). Retrieved June 01, 2025 from https://jamanetwork.com/journals/jamanetworkopen/fullarticle/2782849
  2. Immunization coverage. (n.d.). Retrieved June 01, 2025 from https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/immunization-coverage/
  3. Association of Diphtheria-Tetanus–Acellular Pertussis Vaccine Timeliness and Number of Doses With Age-Specific Pertussis Risk in Infants and Young Children | Infectious Diseases | JAMA Network Open | JAMA Network. (2021, August 10). Retrieved June 01, 2025 from https://jamanetwork.com/journals/jamanetworkopen/fullarticle/2782846
  4. Liu, B., Cao, B., Wang, C., Han, B., Sun, T., Miao, Y., & Lu, Q. (n.d.). Immunogenicity and Safety of Childhood Combination Vaccines: A Systematic Review and Meta-Analysis - PubMed. Vaccines, 10(3). https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/35335107/.
  5. Giorgi, A. (n.d.). Does Your Child Really Need the Rotavirus Vaccine?. Verywell Health. https://www.verywellhealth.com/rotavirus-vaccine-8715245.
Artikel Terkait