Loading...

Riwayat Pencarian

Pencarian Populer

burger menu
informasi-lengkap-seputar-alergi-susu-sapi_large
Alergi

Informasi Lengkap Seputar Alergi Susu Sapi

15 Januari 2020

Kejadian alergi susu sapi biasanya lebih banyak ditemui pada bayi. Ini disebabkan sistem imunitasnya yang masih rentan dan belum berkembang secara sempurna. Berikut ini adalah informasi lengkap seputar alergi susu sapi dari Tim Ahli Nutriclub.

Seluk Beluk Alergi Susu Sapi

Reaksi alergi terjadi ketika tubuh seseorang menjadi hipersensitif terhadap paparan zat tertentu (alergen). Dengan kata lain, sistem imunitas bereaksi berlebihan terhadap unsur atau lingkungan yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh.

Kecenderungan genetik untuk memproduksi jenis antibodi IgE dalam jumlah banyak guna merespon alergen (disebut atopi) memegang peranan penting dalam perkembangan alergi terhadap makanan.

Dalam penelitian yang dituliskan pada buku bertajuk "Diagnosis and Management of Allergies for the Otolaryngologist" oleh Berrylin J. Ferguson, dijelaskan bahwa faktor keturunan adalah salah satu faktor dominan si Kecil mengalami alegi.

Dituliskan dalam buku terbut, bila kedua orang tua memiliki atopi yang sama, maka peluang anak mengidap alergi bisa mencapai 72%. Jika kedua orang tua tergolong atopik namun memiliki gejala yang berbeda, peluang anak memiliki alergi adalah 50%. Apabila hanya 1 orang tua yang atopik, maka kemungkinan anak memiliki alergi adalah 13%.

Beberapa alergen yang sering menimbulkan alergi pada anak adalah bulu binatang, makanan laut, kacang-kacangan, tungau debu rumah tangga, telur, dan susu sapi. Untuk alergi susu sapi, sebenarnya setiap orang bisa saja memilikinya. Namun kasus ini lebih banyak ditemui pada bayi, mengingat sistem imunitasnya masih rentan dan belum berkembang secara sempurna.

Sekitar 2-7% bayi berusia di bawah 1 tahun memiliki alergi terhadap protein yang terkandung dalam susu sapi. Hal ini tidak mengherankan, karena susu sapi merupakan bahan dasar dari hampir seluruh susu formula yang dikonsumsi si Kecil. Terlepas dari efek sampingnya yang dapat menimbulkan alergi pada si Kecil, susu sapi sendiri mengandung komponen senyawa yang terbilang lengkap, mulai dari kalori, kalsium, protein, lemak, karbohidrat, fosfor, vitamin A, B1, C, serta air, yang semuanya dibutuhkan dalam proses tumbuh kembang si Kecil. 

Did you know?

”Isolat kedelai yang terdapat dalam Nutrilon Soya 3 mengandung sumber protein penting untuk pertumbuhan anak usia 1-3 tahun dan aman untuk si Kecil yang mengalami alergi terhadap protein susu sapi. Ketahui selengkapnya di sini.“

Gejala Alergi Susu Sapi

Gejala alergi susu sapi hampir sama dengan gejala alergi makanan lainnya. Ada 3 pola respon alergi susu sapi pada bayi:

a. Reaksi cepat

Gejala terlihat dalam waktu 45 menit setelah si Kecil minum susu sapi, yaitu muncul bintik merah (menyerupai campak) atau kulit terasa gatal. Gejala-gejala lainnya adalah gangguan saluran pernapasan yaitu napas berbunyi dan bersin-bersin, gatal pada hidung dan mata, serta mata merah.

b. Reaksi sedang

Gejala terlihat antara 45 menit hingga 20 jam setelah si Kecil minum susu sapi, umumnya adalah muntah atau diare.

c. Reaksi lambat

Gejala mulai terlihat lebih dari 20 jam setelah bayi minum susu sapi. Gejala-gejala yang sering timbul adalah sulit buang air besar, diare dan gangguan pada kulit berupa dermatitis.

Perlu diperhatikan bahwa bayi yang alergi susu sapi biasanya juga cenderung alergi terhadap makanan lainnya. Oleh karena itu, hindari pemberian makanan-makanan yang tergolong alergen seperti telur, kacang-kacangan, makanan laut, atau produk makanan yang bahan utamanya susu sapi seperti mentega dan keju. Namun, bayi yang memiliki alergi susu sapi belum tentu alergi terhadap daging sapi.

Solusi untuk Anak Alergi Susu Sapi

Dalam kasus alergi, cara menangkal yang paling ampuh adalah pencegahan. Hindarkan dan jauhkan anak dari hal-hal yang menimbulkan alergi. Jika si Kecil terbukti memiliki alergi susu sapi dan Ibu masih menyusuinya, maka sangat dianjurkan bagi Ibu untuk membatasi konsumsi susu sapi maupun seluruh produk yang terbuat dari susu sapi, seperti keju, yogurt, es krim, karena protein susu sapi bisa tersalurkan kepada si Kecil melalui ASI. Ibu juga bisa beralih dari susu formula berbahan dasar susu sapi ke susu formula berbasis protein kedelai (soya) yang bebas laktosa dan aman untuk bayi. Alergi susu sapi biasanya akan menghilang sebelum anak berusia 3 tahun, meski ada juga yang menetap hingga anak beranjak pra-remaja.

Perbedaan Alergi Susu Sapi dan Intoleransi Laktosa

Penyebab alergi susu sapi adalah sistem kekebalan tubuh yang bereaksi menyimpang terhadap protein yang terkandung dalam susu sapi. Sedangkan penyebab intoleransi laktosa adalah karena tubuh kekurangan atau tidak memiliki enzim laktase yang berfungsi mencerna laktosa, komponen utama dalam susu sapi.

Alergi susu sapi harus menghindari susu sapi atau semua produk yang mengandung susu sapi. Sedangkan Intoleransi sedikit demi sedikit biasanya aman mengonsumsi makanan yang mengandung susu sapi. Ciri-ciri anak yang mengalami alergi susu sapi adalah kulit kemerahan atau gatal, gangguan pada saluran pernapasan, hingga diare. Sedangkan dampak dari intoleransi laktosa umumnya hanya terjadi pada sistem pencernaan, seperti mual, perut kembung, dan diare.

comment-icon comment-icon