Alergi adalah salah satu masalah kesehatan yang umum dialami anak-anak. Namun, tahukah Mama ada beberapa jenis alergi yang diturunkan kepada anak? Bagaimana alergi bisa menurun?
Apa Itu Alergi dan Bagaimana Bisa Terjadi?
Alergi adalah reaksi berlebihan dari sistem imun terhadap zat yang sebenarnya tidak berbahaya, seperti debu, makanan, atau serbuk sari. Tubuh menganggap zat tersebut sebagai ancaman.
Saat alergi terjadi, tubuh memproduksi antibodi IgE untuk melawan alergen. Proses ini memicu pelepasan histamin.
Histamin menyebabkan gejala seperti gatal, bersin, ruam, hingga sesak napas. Jadi, alergi muncul karena sistem imun terlalu sensitif.
Apakah Alergi Bisa Diturunkan kepada Anak?
Ya, alergi bisa diturunkan kepada anak. Risiko alergi pada anak naik hingga sekitar 30–50% jika salah satu orang tuanya memiliki alergi, dan bisa mencapai 60–80% jika kedua orangtuanya alergi.
Namun, yang diturunkan adalah kecenderungan alerginya, bukan jenis alerginya. Jadi, anak belum tentu memiliki alergi yang sama seperti orang tuanya. Misalnya, orang tua alergi debu, anak bisa saja alergi makanan atau bulu hewan.
Di sisi lain, tidak semua kasus alergi selalu diturunkan. Ada kasus di mana anak bisa memiliki alergi meski orang tuanya tidak punya riwayat alergi sama sekali meski jarang terjadi.
Baca Juga: 6 Jenis Alergi pada Anak yang Paling Umum dan Pengobatannya
Faktor Lain yang Memengaruhi Risiko Alergi pada Anak
Selain karena keturunan, ada beberapa hal lain yang bisa meningkatkan risiko alergi pada anak. Beberapa faktor risiko alergi yang diturunkan kepada anak yaitu:
- Kondisi lingkungan. Beberapa hal di lingkungan, seperti bulu hewan, tungau, debu, atau serbuk sari, dapat memicu gejala alergi pada anak.
- Kualitas udara. Polusi, paparan asap rokok, banyak serbuk sari, hingga penurunan kualitas udara dapat meningkatkan risiko alergi
- Riwayat infeksi. Anak yang pernah atau sering terpapar infeksi tertentu bisa lebih sensitif terhadap alergen.
- Pola makan. Pola makan tinggi energi, lemak jenuh, dan protein namun rendah serat dapat meningkatkan risiko penyakit tertentu.
- Stres. Faktor psikologis dapat memperburuk gejala alergi.
Mama bisa download Panduan Dukung Daya Tahan Tubuh 1000 Hari Pertama untuk panduan lengkap dan eksklusif seputar cara pemenuhan nutrisi penting untuk daya tahan tubuh anak, cara stimulasi yang optimal, hingga strategi menjaga kesehatan si kecil di 1000 hari pertama usianya. Gratis!
Bisakah Alergi Dicegah Meski Ada Faktor Keturunan?
Meski anak memiliki risiko alergi lebih tinggi karena keturunan, bukan berarti alergi pasti terjadi. Ada beberapa langkah pencegahan yang dapat membantu menurunkan risikonya.
Salah satunya dengan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan sejak ia lahir, karena kandungan antibodi alami dari ASI dapat membantu membentuk imunitas anak.
Menjaga kebersihan rumah, menghindari asap rokok, dan memastikan kualitas udara tetap baik juga dapat membantu mengurangi paparan pemicu alergi.
Semakin jarang anak terpapar alergen berat sejak kecil, semakin rendah kemungkinan reaksinya muncul.
Baca Juga: 17 Makanan Penambah Imun Tubuh Anak agar Jarang Sakit
Gejala Alergi pada Anak yang Perlu Diwaspadai
Gejala alergi pada anak meliputi satu atau lebih gejala berikut yang mungkin bisa muncul bersamaan:
- Biduran, ruam kulit, atau bentol pada kulit.
- Muncul sensasi rasa kesemutan di dalam atau sekitar mulut.
- Sakit perut, muntah, atau diare.
- Bengkak pada wajah.
- Hidung tersumbat, bersin, gatal, atau pilek, serta gatal di telinga atau langit-langit mulut.
- Mata merah, gatal, dan berair.
- Kulit merah, gatal, dan kering.
- Gejala asma, seperti sesak napas, batuk, atau mengi.
Pada kondisi alergi yang lebih parah, anak bisa mengalami gejala alergi yang mengancam jiwa atau disebut anafilaksis. Berikut gejala anafilaksis terkait alergi pada anak:
- Kesulitan bernapas.
- Mengi atau batuk terus-menerus.
- Pembengkakan lidah.
- Pembengkakan dan/atau sesak di tenggorokan.
- Kesulitan berbicara atau suara serak.
- Tubuh sangat lemas.
Jika gejala alergi anak sudah masuk ke tahap anafilaksis, Mama harus segera bawa si Kecil ke IGD rumah sakit terdekat. Syok anafilaksis adalah kondisi gawat darurat medis yang berisiko fatal bila terlambat ditangani.
Baca Juga: 10 Cara Menjaga Kondisi Tubuh Anak saat Perubahan Cuaca
Apakah Alergi Bisa Disembuhkan?
Sebagian besar alergi tidak bisa disembuhkan, tetapi gejalanya bisa dikelola dan ditangani dengan pengobatan sesuai kondisi alergi.
Beberapa alergi makanan pada anak dapat membaik saat usia mereka mencapai sekitar 4–5 tahun. Namun, ada juga jenis alergi yang cenderung bertahan seumur hidup bila muncul sejak kecil, seperti alergi terhadap debu, obat, atau sengatan serangga.
Dengan pengelolaan yang tepat bantuan obat-obatan yang sesuai kondisi, keparahan gejala alergi bisa lebih ringan seiring bertambahnya usia. Maka itu, penting untuk menghindari alergen dan mengelola gejala alergi dengan baik.
Itulah informasi yang perlu Mama pahami terkait alergi yang diturunkan kepada anak. Semoga kondisi alergi bisa dikendalikan dan tidak sampai mengganggu aktivitas si Kecil!
Jangan lupa gabung jadi member Nutriclub untuk dapatkan ratusan expert-verified parenting content yang terkurasi sesuai usia si Kecil, akses ke call center yang terhubung langsung dengan ahli seputar nutrisi dan tumbuh kembang anak, serta beragam exclusive rewards khusus untuk Mama dan si Kecil dari setiap pembelian produk Nutrilon. Daftar gratis, sekarang!
