Loading...
mengatasi-asma-pada-balita_large
Kesehatan

Kenali Penyebab Asma pada Anak dan Cara Mengatasinya

Disusun oleh: Tim Penulis

Diterbitkan: 15 Januari 2020


  • Penyebab Asma pada Anak
  • Apa Penyakit Asma pada Anak Dapat Disembuhkan?
  • Apa Saja Gejala Asma pada Anak?
  • Apa yang Harus Dilakukan Jika Anak Memiliki Asma?

Asma adalah peradangan kronis yang menyebabkan penyempitan pada saluran napas bawah sehingga memicu gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat, dan batuk terutama pada malam atau dini hari. Asma pada anak sangat mungkin kambuh bila Mama tidak disiplin menghindari si Kecil dari faktor pencetusnya. 

Anak dengan asma harus ditangani secara komprehensif agar tumbuh kembangnya berlangsung optimal. Lalu, apa faktor penyebab asma dan bagaimana cara mengatasi serta mencegah kekambuhan asma pada anak?

Penyebab Asma pada Anak

Asma sering kali dimulai pada masa kanak-kanak, biasanya sebelum usia 5 tahun.

Penyebab pasti asma belum diketahui sampai saat ini. Sebagian besar kasus penyakit ini diturunkan dalam riwayat keluarga. Orangtua dengan riwayat alergi apapun berisiko mempunyai anak dengan penyakit asma. Riwayat alergi pada orangtua juga berpengaruh dan tidak harus berupa asma, tapi dapat berupa penyakit alergi lain seperti eksim, pilek karena alergi, atau alergi makanan. Namun, asma juga bisa disebabkan oleh banyak faktor lain, seperti infeksi. 

Serangan asma bisa terjadi ketika anak terpapar pada pemicu asma. Pemicu asma adalah sesuatu yang dapat memicu atau memperburuk gejala asma. Pencetus asma setiap anak berbeda-beda, sehingga penting sekali untuk Mama mengetahui faktor pencetus spesifik dari si Kecil.

Beberapa penyebab asma yang umum pada anak adalah:

  • Infeksi.

  • Aktivitas fisik berlebihan.

  • Emosi yang terlalu kuat (misal: menangis keras, tantrum, atau tertawa terbahak-bahak).

  • Debu.

  • Makanan/minuman pemicu alergi. 

  • Bulu hewan.

  • Perubahan suhu lingkungan atau cuaca.

  • Aroma parfum yang kuat atau aerosol.

  • Asap rokok.

Pemicu asma yang juga umum dan harus lebih diwaspadai adalah polusi udara yang kian memburuk di Indonesia, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta. Paparan polusi udara sejak usia dini dapat memberikan efek yang sama pada anak penderita asma seperti pemicu lainnya.

Partikel-partikel polusi dapat melewati hidung atau mulut dan masuk ke paru-paru. Setelah terhirup, partikel polutan dapat mengiritasi saluran udara sehingga menyebabkan peradangan dan penyempitan. Anak penderita asma berisiko lebih besar menghirup partikel-partikel ini, sehingga dapat memperburuk asma.

Polutan juga dapat membuat anak-anak lebih mungkin terkena infeksi saluran pernapasan atas, seperti pilek, yang dapat memicu gejala asma. 

Baca Juga: Waspada, Polusi Udara Picu Penyebaran TBC pada Anak

Apa Penyakit Asma pada Anak Dapat Disembuhkan?

Anak dengan asma tidak dapat sembuh total. Sebab, asma merupakan penyakit kronis dan bertahan lama yang sangat mungkin dapat kambuh, terutama bila tidak disiplin menghindari faktor-faktor pencetus atau mengurangi faktor risikonya.

Akan tetapi, risiko kekambuhan serangan asma dapat diminimalisir dengan pengobatan yang tepat untuk membantu mengendalikan gejala sehingga si Kecil dapat menjalani kehidupan normal dan aktif. 

Target dari penanganan asma yang baik adalah agar si Kecil dapat menjalani aktivitas secara normal. Ini termasuk bermain dan olahraga tanpa serangan asma, mengurangi angka tidak masuk sekolah karena asma, tidak mengalami gejala asma baik pada siang maupun malam hari, fungsi paru-paru yang normal, serta kebutuhan obat seminimal mungkin.

Apa Saja Gejala Asma pada Anak?

Gejala umum asma pada anak, antara lain:

  • Sesak dada.

  • Batuk, terutama pada malam atau dini hari.

  • Masalah pernapasan, seperti sesak napas, napas cepat, atau terengah-engah.

  • Cepat merasa lelah.

  • Lingkaran hitam di bawah mata.

  • Menjadi mudah marah atau cepat rewel.

  • Mengi, napas berbunyi siulan saat menghembuskan napas.

Gejala-gejala ini bisa berkisar dari ringan hingga berat. Serangan asma juga mungkin sering terjadi atau hanya terjadi sesekali saja. Dan ketika anak mengalami serangan asma, gejalanya menjadi lebih buruk secara bertahap atau tiba-tiba. 

Terkadang, serangan asma dapat mengancam jiwa. Maka itu, Mama juga harus mewaspadai tanda-tanda peringatan serangan parah, yang termasuk batuk parah, masalah pernapasan serius, dan wajah, bibir, dan/atau kuku menjadi sangat pucat atau membiru. Jika anak mengalami gejala-gejala tersebut, segera dapatkan bantuan medis.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Anak Memiliki Asma?

Sangat penting bagi anak penderita asma mendapatkan pengobatan yang tepat dari dokter. Dengan perawatan yang tepat, si Kecil dapat bernapas lebih lega sehingga ia bisa bebas beraktivitas dan tidur lebih nyenyak sepanjang malam.

Strategi pengobatan yang tepat juga akan membantu Mama mengetahui kapan asma anak Anda sedang terkendali, kapan tanda-tandanya mau kambuh, kapan perlu mengganti obat, dan kapan bantuan darurat diperlukan.

Perawatan dan pencegahan serangan asma pada anak mencakup hal-hal seperti:

1. Menghindari atau Mengurangi Pemicu Asma

Untuk melakukan hal ini, Mama perlu mengetahui apa yang memicu asma si Kecil dan kemudian mengambil langkah untuk mengelola pemicu tersebut.

Misalnya, jika asap tembakau merupakan pemicu asma pada anak, larang siapa pun merokok di dekat si Kecil, baik itu di rumah atau dalam mobil Anda. Jika pemicu asma si Kecil adalah makanan tertentu, hindari pemberian makanan tersebut dalam menu makannya sehari-hari.

2. Gunakan Obat Asma

Obat-obatan asma diberikan untuk mengontrol gejala asma dan mencegah timbulnya serangan asma berulang.

Terdapat dua kelompok obat asma, yaitu obat pereda (reliever) yang digunakan untuk meredakan serangan asma, dan obat pengendali (controller) yang digunakan untuk mengendalikan agar serangan asma tidak mudah timbul. Salah satu contoh obat pereda yang umum diberikan adalah salbutamol. 

Obat asma paling baik diberikan dalam bentuk hirupan (inhaler), namun obat ini tersedia juga dalam bentuk tablet dan sirup. Salah satu contoh obat pengendali yang sering digunakan adalah budesonid, yang biasa diberikan dalam bentuk hirupan (inhaler).

Walaupun telah diberikan obat-obatan yang tepat, serangan asma tetap berisiko muncul jika tidak dibarengi dengan penghindaran faktor pencetus. Dengan demikian, peran serta aktif anak dan keluarganya sangat dibutuhkan untuk menjamin keberhasilan pengobatan asma.

3. Optimalkan Asupan Gizi Anak

Asma banyak menyerang anak-anak karena dipengaruhi sistem kekebalan tubuh yang belum terbentuk dengan baik.

Terlebih, asupan gizi yang masuk dari makanan sehari-hari lebih digunakan tubuh untuk mendukung pertumbuhan serta perkembangan organ dan tulang. Oleh karena itu, “porsi” atau persentase asupan nutrisi untuk pertumbuhan jaringan saraf tepi (perifer) kurang tercukupi.

Asupan gizi yang kurang membuat tingkat imunitas anak cenderung lebih rendah, sehingga mudah terserang infeksi. Hal inilah yang menyebabkan anak-anak lebih rentan menjalani ranap di rumah sakit akibat serangan asma daripada kelompok usia lain.

Maka itu, Mama bisa bantu perkuat imunitas si Kecil dengan terus memberikan asupan makanan yang bergizi. Sebab, setiap jenis nutrisi memiliki peran dan dampaknya tersendiri terhadap jumlah bakteri baik dalam usus, kesehatan saluran pencernaan, hingga produksi sel darah putih dan sel kekebalan.

Contoh nutrisi yang telah terbukti penting untuk kekebalan tubuh termasuk vitamin C, vitamin D, zat besi, zinc, asam folat, protein (termasuk glutamin asam amino), serta prebiotik dan probiotik yang semuanya bisa Mama temukan dalam berbagai makanan nabati dan hewani.

Studi menunjukkan bahwa pola makan yang sehat dan bergizi seimbang akan memengaruhi sistem imun tubuh. Sebaliknya, pola makan yang variasinya terbatas dan kekurangan satu atau lebih nutrisi dapat dapat berdampak negatif pada fungsi sistem kekebalan tubuh. Dengan kata lain, pola makan anak yang menunya hanya itu-itu saja dan tidak mengandung variasi zat gizi dalam jumlah seimbang dapat membuat si Kecil lebih rentan terkena penyakit.

Jadi, selain dari makanan, Mama juga bisa bantu optimalkan asupan nutrisi si Kecil dari susu untuk daya tahan tubuh anak yang telah difortifikasi dengan FOS:GOS rasio paling tinggi 1:9 dan teruji klinis untuk perkuat imun si Kecil.

4. Rutin Kontrol ke Dokter

Kontrol secara teratur sesuai petunjuk dokter akan mengoptimalkan pengobatan asma. Evaluasi pemantauan anak dengan asma meliputi frekuensi munculnya gejala asma, frekuensi penggunaan obat pereda asma, derajat serangan asma, dan partisipasi si Kecil di sekolah, olahraga dan aktivitas lainnya.

Keterangan-keterangan Mama akan dijadikan data bagi dokter untuk menentukan pengobatan lanjutan untuk si Kecil. Dokter mungkin akan terus menyesuaikan pengobatan sampai gejala asma si Kecil terkontrol.

Namun, penting untuk dimengerti bahwa penanganan asma yang utama adalah penghindaran (avoidance) terhadap pencetus asma, kemudian dibantu dengan obat apabila belum efektif.  Penghindaran pencetus (avoidance) akan berdampak pada berkurangnya serangan asma.

Oleh karena itu, selalu lindungi si Kecil dari faktor-faktor pencetus asmanya, termasuk juga dari paparan polusi udara. Pastikan si Kecil dapat tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman. 

Mama juga bisa mengunduh E-Book Eksklusif Nutriclub untuk dapatkan informasi lengkap terkait nutrisi tepat yang mampu mengoptimalkan imunitas si Kecil.

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Mama
  1. Asthma in Children. (2021). Medlineplus.gov; National Library of Medicine. https://medlineplus.gov/asthmainchildren.html
  2. Air Pollution and Asthma (for Parents) - Nemours KidsHealth. (2023). Kidshealth.org. https://kidshealth.org/en/parents/ozone-asthma.html
  3. Asthma in Children. (2022, May 12). Hopkinsmedicine.org. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/asthma/asthma-in-children
  4. Asthma in Children. (2021). Medlineplus.gov; National Library of Medicine. https://medlineplus.gov/asthmainchildren.html
Artikel Terkait