Loading...

Riwayat Pencarian

Pencarian Populer

burger menu
Risiko Efek Samping yang Dapat Terjadi Setelah Operasi Caesar

Kehamilan & Menyusui

Risiko Efek Samping yang Dapat Terjadi Setelah Operasi Caesar


Operasi caesar umumnya merupakan tindakan medis yang sangat aman. Namun seperti jenis operasi apa pun, operasi caesar memiliki risiko efek samping tertentu. Jadi penting bagi Mama mengetahui segala kemungkinan efek samping setelah operasi caesar yang dapat terjadi dalam jangka pendek maupun jangka panjang, terutama jika Mama mempertimbangkan operasi caesar karena alasan pribadi (non-medis). Simak informasi selengkapnya di artikel ini.

Risiko Efek Samping Jangka Pendek Setelah Operasi Caesar

Persalinan caesar dapat ditempuh dokter berdasarkan alasan medis yang berisiko tinggi bagi ibu dan anak, atau berangkat dari pilihan pribadi ibu hamil itu sendiri

Operasi caesar umumnya dapat membantu mengurangi risiko kematian ibu dan anak selama proses persalinan apabila terindikasi ada masalah yang menyebabkan persalinan normal tidak mungkin dilakukan.1 Operasi caesar juga dibuktikan dapat menurunkan kejadian prolaps panggul (turunnya organ panggul, rahim dan vagina) yang dapat terjadi dalam proses persalinan normal.2

Akan tetapi, tindakan caesar juga memiliki risiko efek samping tertentu yang dapat terjadi setelah operasi. Mengetahui efek samping setelah operasi caesar bisa mengurangi rasa khawatir yang Mama rasakan.

1. Nyeri di Bekas Jahitan

Proses operasi caesar dilakukan dengan membuat sayatan horizontal di perut dan rahim untuk mengeluarkan bayi. 

Mama akan diberikan obat bius atau anestesi terlebih dahulu sebelum operasi dimulai. Akan tetapi, efek bius akan perlahan menghilang dan Mama mungkin akan merasakan nyeri di area bekas sayatan dalam 24 jam pertama setelah operasi caesar.

Rasa sakit di area bekas jahitan operasi caesar mungkin bisa berlangsung selama berhari-hari atau berminggu-minggu. Nyeri pasca operasi caesar biasanya hilang setelah 2-3 minggu. Selama masa pemulihan ini, dokter dapat meresepkan obat pereda nyeri yang terdosis untuk membantu Mama melewati rasa sakitnya.

Akan tetapi, bila nyeri yang Mama rasakan sangat gawat sampai mengganggu pergerakan, konsultasikan segera dengan dokter. 

Baca Juga: Tips untuk Papa Mempersiapkan dan Merencanakan Persalinan Mama

2. Infeksi Bekas Jahitan Caesar

Luka bekas jahitan caesar harus telaten dirawat sampai benar-benar kering agar cepat sembuh dan tidak menimbulkan nyeri.

Salah satu risiko efek samping yang mungkin terjadi setelah caesar jika perawatan luka jahitnya tidak tepat adalah infeksi. Infeksi dapat muncul segera setelah melahirkan atau selama proses pemulihan berlangsung. 

Infeksi terjadi karena ada pertumbuhan bakteri di area bekas luka. Risiko infeksi pada jahitan caesar ini cenderung lebih rentan terjadi pada Mama yang mengidap obesitas, diabetes, penyakit autoimun, dan mengalami komplikasi selama kehamilan (termasuk hipertensi saat hamil, banyak mengalami perdarahan selama operasi, pernah mengalami operasi caesar sebelumnya).

Umumnya, ciri dan tanda bekas jahitan caesar yang mengalami infeksi adalah sebagai berikut. 

  • Perut terasa sakit parah.

  • Kemerahan dan pembengkakan di area bekas jahitan. 

  • Keluar nanah dari luka jahitan.

  • Nyeri di area bekas jahitan yang semakin memburuk dan tidak kunjung hilang.

  • Demam lebih dari 38 derajat Celsius.

  • Nyeri saat buang air kecil.

  • Keputihan berbau tidak sedap.

  • Perdarahan berlebihan dari vagina, setidaknya dalam waktu satu jam setelah melahirkan.

  • Muncul gumpalan darah. 

  • Kaki bengkak dan terasa nyeri.

Jika Mama mengalami tanda-tanda di atas, sebaiknya segera periksakan bekas luka jahitan caesar ke dokter agar segera mendapat penanganan lebih lanjut.

3. Sembelit 

Jika Mama mengalami sembelit alias susah BAB setelah operasi caesar, ini adalah salah satu efek samping yang terbilang umum terjadi. 

Susah BAB setelah persalinan caesar dipengaruhi oleh berbagai macam hal, mulai dari efek samping obat, efek anestesi, stres atau gugup menjelang operasi, serta dehidrasi yang Mama alami setelah operasi.

Untuk mengantisipasi risiko efek samping satu ini, dokter biasanya akan menyarankan Mama minum banyak air putih dan makan makanan kaya serat, seperti buah dan sayur, setelah operasi caesar untuk memperlancar buang air besar.

4. Demam

Demam kurang dari 37 derajat Celsius setelah caesar umumnya masih tergolong hal yang normal. Sedikit peningkatan suhu tubuh dapat disebabkan oleh respon dari penggunaan obat-obatan seperti ibuprofen atau paracetamol. 

Akan tetapi, bila demam lebih tinggi dari 37,5 derajat Celsius, bisa jadi ada masalah lain setelah operasi caesar, misalnya infeksi. Hal ini perlu dikonsultasikan segera ke dokter.

5. Infeksi pada Dinding Rahim

Tidak hanya pada area luka jahitan caesar, infeksi juga bisa terjadi pada lapisan dinding rahim Mama atau yang dikenal dengan endometritis.

Gejala dari infeksi pada dinding rahim meliputi perdarahan hebat, nyeri di perut, keputihan yang berbau, dan demam tinggi setelah melahirkan. 

6. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Selama operasi caesar berlangsung, Mama akan dipasangi selang kateter untuk buang air kecil selama setidaknya 12 jam atau sampai Mama dapat bergerak seperti sedia kala. Namun, ada kalanya penggunaan kateter ini dapat menimbulkan risiko infeksi saluran kemih.

Gejala yang ditimbulkan ISK dapat meliputi rasa nyeri di bagian bawah perut atau selangkangan, demam tinggi, dan menggigil.

7. Pembekuan Darah

Pasca operasi caesar, Mama biasanya akan diminta oleh dokter atau perawat untuk bergerak dan berpindah posisi berbaring sedikit demi sedikit. Misalnya mengubah posisi berbaring dari kanan ke kiri atau sebaliknya, atau pelan-pelan belajar duduk dan berbaring.

Hal ini dilakukan tidak hanya untuk mempercepat proses pemulihan setelah operasi caesar tapi juga untuk mencegah efek samping berupa pembekuan darah (trombosis).

Risiko komplikasi ini kerap terjadi di dalam pembuluh darah vena, terutama di kaki atau panggul, atau yang dikenal dengan istilah trombosis vena dalam. 

Jika bekuan darah lepas dan mengalir ke paru-paru, bekuan tersebut dapat menghalangi aliran darah dan menyebabkan emboli paru yang mengancam nyawa.

8. Perdarahan Hebat

Pada kasus yang sangat parah, perdarahan hebat bisa terjadi selama dan setelah operasi caesari. Jika efek samping setelah operasi caesar ini muncul, Mama mungkin membutuhkan tindakan bedah lebih lanjut untuk menghentikan perdarahan, juga transfusi darah. 

Baca Juga: Mempersiapkan Kelahiran Si Kecil

Risiko Efek Samping Jangka Panjang dari Operasi Caesar

Selain risiko jangka pendek, ada berbagai risiko efek samping operasi jangka panjang yang dapat terjadi. Misalnya:

1. Tingkat Kesuburan Menurun

Tinjauan sistematik yang dilakukan oleh Keag et al menunjukkan bahwa operasi caesar memiliki asosiasi yang lebih tinggi dengan kondisi kurang subur (subfertil), dibandingkan pada Mama yang menjalani persalinan normal. 

Subfertil adalah kondisi ketika tingkat kesuburan agak berkurang, sehingga pasangan lebih sulit untuk memiliki anak, tetapi tetap bisa mengandung.2

2. Nyeri Saat Berhubungan Intim

Masih menurut tinjauan sistematik yang dimuat pada jurnal PLOS Medicine, dibandingkan dengan persalinan normal, ibu hamil yang menjalani persalinan caesar berisiko mengalami kondisi dispareunia lebih tinggi.

Dispareunia adalah nyeri pada area kelamin yang terjadi secara terus-menerus atau berulang ketika akan, sedang, atau setelah berhubungan seksual. 

3. Plasenta Previa

Pada kehamilan normal, plasenta seharusnya berada pada puncak rahim. Namun, ibu hamil yang menjalani persalinan caesar sebelumnya berisiko mengalami plasenta previa atau kondisi plasenta rendah pada kehamilan selanjutnya.

Letak plasenta disebut turun atau rendah ketika berada di dekat mulut rahim (di bawah atau samping bawah). Kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan pada Mama dan bayi lahir prematur

4. Plasenta Akreta

Plasenta akreta juga dapat menjadi salah satu risiko efek samping operasi caesar dalam jangka panjang. Plasenta akreta adalah kondisi ketika plasenta melekat dan tumbuh terlalu dalam ke dinding rahim hingga ke otot rahim.

Mama yang memiliki plasenta akreta dikategorikan sebagai kehamilan berisiko tinggi. Sebab, kondisi ini membuat plasenta menjadi sulit lepas saat proses persalinan dan berisiko menyebabkan perdarahan hebat. 

Dari tiga studi yang ada, wanita yang pernah menjalani persalinan caesar juga berisiko mengalami kejadian plasenta akreta sebesar 2,95 kali lebih tinggi dibandingkan perempuan yang sebelumnya menjalani persalinan normal.

5. Plasenta Lepas Dini (Abruptio Plasenta)

Pada kondisi normal, plasenta akan lepas dari dinding rahim setelah janin dilahirkan. Apabila plasenta lepas terlalu dini bahkan saat kehamilan berlangsung, kondisi ini disebut dengan abrupsio plasenta. Plasenta yang lepas sebelum waktunya dapat mengancam keselamatan Mama dan bayi selama persalinan. Kondisi ini dapat menyebabkan kurangnya asupan oksigen dan nutrisi pada janin, serta perdarahan pada Mama.

Berdasarkan enam studi yang ada, perempuan dengan riwayat operasi caesar berisiko mengalami abrupsio plasenta sebesar 1,38 kali lebih tinggi dibandingkan wanita dengan riwayat persalinan normal.

6. Rahim Robek (Ruptur Rahim)

Robeknya rahim atau disebut dengan ruptur pada rahim merupakan salah satu efek samping yang mungkin terjadi setelah operasi caesar. Robekan pada rahim dapat menyebabkan janin keluar ke rongga abdomen. Hal ini lebih sering terjadi pada wanita dengan riwayat operasi caesar, yang melahirkan secara normal pada kehamilan selanjutnya. 

Walaupun jarang terjadi, kasus ruptur pada rahim Mama lebih sering terjadi pada ibu hamil dengan riwayat operasi caesar, sebesar 25.81 kali lebih tinggi dibandingkan pada kasus ibu hamil dengan riwayat persalinan normal.

7. Risiko Keguguran pada Kehamilan Selanjutnya

Dari empat studi yang ada, ditemukan bahwa ibu hamil yang melahirkan dengan persalinan caesar pada kehamilan sebelumnya memiliki risiko keguguran lebih tinggi (1,7 kali lebih tinggi), risiko hamil di luar rahim atau kehamilan ektopik (1,21 kali lebih tinggi), dan kematian janin di dalam rahim (1,27 kali lebih tinggi) pada kehamilan selanjutnya, dibandingkan wanita dengan riwayat persalinan normal.

Risiko pada Bayi Akibat Persalinan Caesar

Tidak hanya pada ibu, melahirkan secara caesar juga bisa menimbulkan risiko pada bayi. Beberapa risiko pada bayi yang bisa terjadi akibat persalinan caesar adalah:

1. Masalah Pernapasan

Bayi yang lahir lewat persalinan caesar lebih mungkin mengalami gangguan pernapasan, Ma. Biasanya risiko komplikasi ini terjadi jika bayi dilahirkan sebelum berusia 39 tahun ketika paru-parunya belum berkembang dengan sempurna. 

Jika tidak disertai gangguan lain, Mama tidak perlu khawatir, karena kondisi ini biasanya akan membaik dengan sendirinya.

2. Kulit Tergores

Saat operasi caesar, kulit bayi Mama mungkin saja tergores secara tidak sengaja. Ini juga merupakan Namun, biasanya goresan ini ringan dan bisa sembuh tanpa meninggalkan bekas. 

3. Kejadian Asma Lebih Tinggi

Berdasarkan penelitian selama 15 tahun, anak yang dilahirkan melalui operasi caesar 3,3 kali lebih berisiko mengalami asma pada usia dewasa. Efek samping operasi caesar jangka panjang pada bayi ini diduga terkait dengan efek operasi caesar secara jangka pendek, karena operasi caesar dianggap mengubah perkembangan sistem kekebalan anak dan meningkatkan risiko alergi dan asma.2

4. Risiko Obesitas pada Anak

Dibandingkan anak yang dilahirkan secara normal, anak yang dilahirkan secara persalinan caesar berisiko memiliki berat badan berlebih 1,2 kali lebih tinggi pada masa kanak-kanak. Hal ini diduga terkait dengan perubahan bakteri baik pada usus bayi (gut microbiome) saat dilahirkan melalui cesar.2,3

Baca Juga: Cara Menentukan Jarak Kehamilan Setelah Sesar agar Tidak Terlalu Dekat

Melihat berbagai kemungkinan risiko yang dapat terjadi, keputusan untuk menjalani operasi caesar haruslah Mama buat setelah dipertimbangkan dengan hati-hati dan berkonsultasi dengan dokter kandungan. 

Nah, untuk membantu Mama mempertimbangkan masak-masak, ada E-book eksklusif dari MyNutriclub yang bisa Mama unduh dan baca selengkapnya mengenai persiapan sebelum maupun setelah persalinan, termasuk panduan tepat untuk merawat bayi yang lahir caesar.

Semoga persalinan Mama lancar dan si Kecil tumbuh besar menjadi beloved winner kebanggaan Mama dan Papa, ya!

  1. Khan MN, Rahman MM, Rahman MA, Alam MM, Khan MA. Long-term effects of caesarean delivery on health and behavioural outcomes of the mother and child in Bangladesh. medRxiv. 2020.

  2. Keag, O. E., Norman, J. E., & Stock, S. J. (2018). Long-term risks and benefits associated with cesarean delivery for mother, baby, and subsequent pregnancies: Systematic review and meta-analysis. PLoS medicine, 15(1), e1002494. https://doi.org/10.1371/journal.pmed.1002494

  3. Sandall J, Tribe RM, Avery L, Mola G, Visser GH, Homer CS, Gibbons D, Kelly NM, Kennedy HP, Kidanto H, Taylor P, Temmerman M. Short-term and long-term effects of caesarean section on the health of women and children. Lancet. 201813;392(10155):1349-1357. 

  4. Harharah L. What's Better? Natural Birth, or a C-Section? [Internet]. Singapore: Gleneagles Hospital; 2021 [updated 2021; cited 2021 Sep 20]. Available from: https://www.gleneagles.com.sg/healthplus/article/natural-delivery-caesarean-delivery

  5. Tihtonen K, Nyberg R. Kohdun keisarileikkausarven pitkäaikais- vaikutukset [Long-term effects of uterine cesarean section scar]. Duodecim. 2014;130(5):461-8. 

  6. Baby Centre. https://www.babycentre.co.uk/a1029062/caesarean-birth-what-are-the-risks-and-benefits. Diakses pada 4 November 2022. 

  7. Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/c-section/about/pac-20393655. Diakses pada 4 November 2022. 

  8. NHS. https://www.nhs.uk/conditions/caesarean-section/risks/. Diakses pada 4 November 2022. 

  9. Very Well Health. https://www.verywellhealth.com/common-problems-after-surgery-3156807#toc-why-am-i-constipated. Diakses pada 4 November 2022. 

  10. Healthline. https://www.healthline.com/health/c-section#follow-up. Diakses pada 4 November 2022.

  11. Healthline. https://www.healthline.com/health/pregnancy/post-cesarean-wound-infection. Diakses pada 4 November 2022.

  12. Healthline. https://www.healthline.com/health/pregnancy/c-section-tips-for-fast-recovery#pain-relief. Diakses pada 4 November 2022.

  13. Parents. https://www.parents.com/pregnancy/giving-birth/cesarean/your-c-section-recovery-timeline-and-tips/. Diakses pada 4 November 2022.

  14. Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/320712#Significance-of-the-findings. Diakses pada 6 November 2022.

  15. Masukume, G., O'Neill, S. M., Baker, P. N., Kenny, L. C., Morton, S., & Khashan, A. S. (2018). The Impact of Caesarean Section on the Risk of Childhood Overweight and Obesity: New Evidence from a Contemporary Cohort Study. Scientific reports, 8(1), 15113. https://doi.org/10.1038/s41598-018-33482-z

comment-icon comment-icon