Loading...

Riwayat Pencarian

Pencarian Populer

burger menu
mengenal-allergic-march-pada-bayi_large
Alergi

Mengenal Allergic March pada Bayi

06 Juli 2020

Allergic march merupakan perjalanan alergi di dalam hidup manusia. Dalam definisi yang lebih lengkap, allergic march merupakan pengembangan respon alergi pada bayi sejak usia dini (sekitar usia 1-3 tahun) yang menjadi lebih progresif atau meningkat di usia berikutnya.

Umumnya, si Kecil akan memiliki respon alergi (Fakta tentang Alergi) terhadap suatu hal yang merusak perlindungan kulitnya sebagai bentuk pertahanan terluar tubuh, dan menimbulkan reaksi berupa kulit kemerahan, bengkak, dan rasa gatal. Pada anak yang memiliki bakat alergi, respon ini terjadi terhadap hal-hal yang sewajarnya tidak mampu menimbulkan reaksi pada anak yang normal.

Reaksi alergi merupakan salah satu proses dalam mekanisme pertahanan tubuh si Kecil, atau yang dikenal sebagai sistem imun. Cara kerja sistem ini adalah mencegah masuknya zat asing yang berpotensi merugikan ke dalam tubuh, dengan mengenali dan menghancurkan zat tersebut. Dalam upaya menghancurkan zat merugikan yang ada, sistem imun juga secara bersamaan melepaskan kandungan-kandungan dalam sel imunitas yang banyak macamnya, di mana salah satunya menyebabkan gejala gatal dan kemerahan pada kulit (Alergi pada Kulit Anak).

Munculnya perubahan yang dapat dirasakan ini yang dikenal sebagai reaksi alergi. Saat reaksi alergi muncul, berarti imunitas tubuh si Kecil sedang bekerja. Jika sistem ini bekerja dengan baik, maka zat merugikan tadi dapat dihilangkan dan tidak menyerang tubuh si Kecil.

Namun, reaksi alergi yang tidak wajar dapat terjadi pada si Kecil yang memiliki bakat alergi, di mana reaksi alergi terjadi bukan hanya oleh zat yang dapat merugikan tubuh, melainkan juga oleh zat-zat normal. Jika zat yang masuk adalah zat yang berbahaya, maka reaksinya akan hebat dan berlebihan dibanding reaksi pada umumnya.

Jika si Kecil telah sering terkena paparan alergen saat di dalam kandungan (janin) dan memperoleh gen atopi dari orangtuanya, maka saat lahir, ia akan cenderung mengalami reaksi hipersensitivitas terhadap zat tertentu. Dengan kata lain, si Kecil yang memiliki atopi dipengaruhi oleh proses selama kehamilan dan keturunan. Ayah yang merokok saat Mama mengandung adalah salah satu contoh faktor yang menimbulkan sifat atopi pada si Kecil saat ia dilahirkan.

Individu atopi tercatat lebih banyak terjadi pada pria dan tidak seluruhnya akan mengalami allergic march menjadi atopi yang berat seperti asma. Di Singapura, tercatat 50% bayi yang lahir mengalami atopi, namun kurang dari setengahnya yang mengalami allergic march, dan kurang dari 10% yang mengalami atopi hingga dewasa.

Penyebab Allergic march pada Bayi

Penyebab allergic march pada bayi terjadi akibat tidak tertanganinya kecenderungan alergi pada si Kecil. Ia dapat menjadi individu atopi akibat paparan saat di dalam kandungan, atau dapat dipastikan dari pengaruh genetik atau keturunan dari kedua orangtuanya. Si Kecil yang kedua orangtuanya memiliki sifat atopi memiliki kemungkinan 90% menjadi individu atopi, sedangkan jika hanya ayah atau Mamanya saja yang memiliki gen atopi, ia memiliki kemungkinan 40% menjadi individu atopi.

Ketika orangtua tidak memerhatikan dengan seksama kondisi bayinya yang mudah mengalami reaksi alergi, misalnya pada awal kehidupan, reaksi alergi yang sering muncul dapat berupa alergi susu soya, alergi pada debu, atau alergi tungau. Kulitnya akan mudah memerah dan muncul bentol-bentol pada tubuh. Jika gejala dini alergi pada si Kecil dapat dikenali, maka faktor pencetus reaksi alergi tersebut dapat dihindari (Tips Mencegah dan Mengurangi Risiko Alergi pada Bayi) sehingga proses alergi dapat dikontrol dan tidak berkembang menjadi lebih parah. Jika si Kecil masih mengalami reaksi alergi hingga usia >3 tahun saat ia TK atau SD, maka kecenderungannya mengalami allergic march menjadi lebih besar.

Deteksi Sejak Dini

Sifat atopi seseorang disebabkan oleh kandungan imunitas dan sifat sensitivitas sel imun yang berbeda dari orang normal pada umumnya. Kelainan ini dapat dideteksi sejak awal dengan pemeriksaan standar melalui skin patch test untuk mengetahui jenis alergen yang dapat menimbulkan reaksi alergi pada si Kecil. Namun, tes ini tidak menjanjikan 100%. Cara lain adalah dengan pemeriksaan yang lebih canggih berupa deteksi gen dan kandungan sel imun tubuh. Pemeriksaan ini memerlukan peralatan khusus dan dilakukan oleh ahli di bidang imunologi. Namun, cara termudah yang dapat Mama lakukan adalah dengan mengenali gejala dan tanda alergi pada si Kecil.

Pengelolaan Allergic march

Si Kecil dapat dikatakan mengalami allergic march ketika ia menginjak masa dewasa muda dengan gejala alergi yang lebih hebat dari saat ia masih anak-anak. Pada seorang individu atopi, pengelolaan yang paling utama adalah menghindari penyebab reaksi alergi yang ada, dan mencegah terjadinya reaksi alergi tersebut. Saat ini mulai dikenal adanya terapi desensititasi individu atopi dengan memaparkan alergen secara simultan dan bertahap dengan kadar yang telah disesuaikan dan direncanakan secara spesifik terhadap seorang individu. Dengan memaparkan alergen penyebab alergi secara terpantau, diharapkan reaksi imun dapat terkontrol dan tubuh akan mengenali alergen tersebut sebagai zat normal, sehingga tidak muncul alergi di kemudian hari.

Mencegah Allergic march

Saat ini, hanya sebagian hal mengenai proses yang melatarbelakangi allergic march pada bayi yang telah dikenali dengan baik, dan masih banyak hal yang belum terungkap. Namun, Mama dapat melakukan pencegahan agar si Kecil yang atopi tidak mengalami allergic march dengan mengenali alerginya sejak dini dan mencoba untuk menghindari penyebab alerginya. Selain itu, perlu diupayakan pemberian stimulus pada si Kecil agar alergen yang semula menjadi penyebab reaksi alergi tidak menimbulkan alergi di kemudian hari.

Perjalanan seorang individu atopi hingga mengalami allergic march tidak dapat diramalkan dengan pasti, dan upaya pencegahan yang dilakukan tidak menjamin seorang individu terbebas dari kemungkinan mengalami allergic march. Meski begitu, kemungkinannya menjadi semakin kecil jika Mama melakukan upaya pencegahan (Cegah Terjadinya Alergi Pada Bayi) yang tepat.

Tahukah Mama?

Apabila si Kecil cenderung mengalami alergi pada kulit, seperti gatal-gatal kemerahan (dermatitis (Ruam akibat Alergi)) terhadap suatu hal di usia awal kehidupan, ia kemungkinan besar menderita rinosinusitis (radang pada hidung dan rongga sinus) dan asma di usia mudanya.

Untuk tahu informasi lebih lengkap terkait allergic march pada bayi Mama bisa membaca artikel lainnya yang dimiliki oleh Nutriclub di sini. Mama juga bisa mengecek gejala alergi yang dialami Si Kecil di tools enali Alergi Si Kecil Dari Gejala-Gejala dan Allergy Risk Screener untuk tahu apakah ada risiko anak memiliki alergi karena faktor keturunan.

comment-icon comment-icon