Loading...

Riwayat Pencarian

Pencarian Populer

burger menu
Alergi pada Bayi Baru Lahir: Ruam Kulit Anak

Alergi

Alergi pada Bayi Baru Lahir: Ruam Kulit Anak


Dermatitis atopik (D.A.) ialah kondisi peradangan kulit yang kronis dan menahun, disertai gatal yang umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak. Dermatitis atopik sering berkaitan dengan peningkatan kadar immunoglobulin E, dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita. (Prof. Dr. dr. Suria Djuanda dan dr. Sri Adi Sularsito)

Pernahkan si Kecil mengalami ruam alergi? Ruam alergi biasa disebut dermatitis atopik dalam bahasa medis. Ruam alergi bisa sangat mengganggu si Kecil karena terasa gatal dan tidak jarang membuatnya rewel. Kami dari Tim Ahli Nutriclub akan menjelaskan kepada Ibu cara mengatasi alergi pada bayi 3 bulan dan anak balita.

Penyebab Ruam pada Kulit Anak

Arti dari istilah "atopi" adalah sekelompok penyakit kulit pada bayi pada individu yang memiliki riwayat kepekaan dalam keluarganya. Contohnya adalah asma, pilek alergi, ruam alergi, dan mata merah alergi.  Penyakit dermatitis atopik biasa juga disebut eksim atopik. Penyebab dermatitis atopik sampai saat ini belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor yang memengaruhi timbulnya penyakit ini, di antaranya adalah faktor genetik.

Dermatitis atopik dapat diturunkan dan menjadi alergi pada bayi baru lahir atau sejenis penyakit kulit pada bayi. Lebih dari seperempat anak yang lahir dari seorang ibu penderita atopi akan mengalami dermatitis atopik pada usia 3 bulan pertama. Bila salah satu orangtua menderita atopi, lebih dari separuh jumlah anak akan mengalami gejala alergi sampai usia 2 tahun. Kemungkinan ini meningkat hingga 79% bila kedua orangtua menderita atopi. Risiko mewarisi dermatitis atopik lebih tinggi bila yang menderita dermatitis atopik adalah ibu, dibandingkan dengan ayah. Selain faktor genetik, faktor lain yang ikut berinteraksi dalam munculnya dermatitis atopik adalah faktor lingkungan, obat-obatan, dan sistem kekebalan tubuh (imunologik).

Faktor Pemicu Ruam akibat Alergi

Ruam alergi atau dermatitis atopik pada si Kecil dapat dipicu oleh berbagai faktor. Di antaranya adalah makanan dan tungau debu rumah. Makanan yang paling sering berperan dalam munculnya ruam alergi pada si Kecil adalah telur, susu, gandum, kedelai, dan kacang tanah.  Sedangkan, tungau debu rumah yang terhirup oleh si Kecil dapat memicu timbulnya ruam pada lokasi lama atau yang sebelumnya sudah pernah timbul ruam, dan bisa juga memicu ruam di lokasi yang baru. Selain dapat terhirup, tungau debu rumah bisa menimbulkan ruam pada si Kecil melalui kontak dengan kulit. Bulu binatang dan spora jamur juga bisa memicu timbulnya ruam alergi.

Infeksi oleh Bakteri

Jika si Kecil mengalami ruam alergi pada bayi baru lahir, Ibu sebaiknya waspada. Karena, meskipun penyakit ini tidak berbahaya, si Kecil dapat mengalami infeksi oleh bakteri, virus, dan jamur. Hal ini disebabkan oleh menurunnya sistem kekebalan (imunitas) kulit si Kecil. Pada lebih dari 90% lesi kulit penderita dermatitis atopik, ditemukan adanya kuman S. aureus. Sedangkan, pada orang normal hanya 5%.

Did you know?

”Alergi pada kulit dapat disebabkan oleh beberapa jenis alergen, dengan jenis gejala yang berbeda pula. Misalnya, eksim atopik, alergi makanan, alergi obat, dermatitis kontak alergik, dan alergi dingin. Ketahui selengkapnya di sini."

Gejala Ruam Kulit pada Anak

Gejala utama pada ruam alergi adalah gatal. Rasa gatal dapat timbul sepanjang hari, tetapi umumnya lebih parah pada malam hari. Akibatnya, si Kecil akan menggaruk hingga timbul bermacam-macam kelainan pada kulit, berupa bintil, bintik atau bercak merah pada kulit anak, penebalan kulit, lecet, basah, dan keropeng.

Dermatitis atopik dibagi menjadi 3 macam, yaitu dermatitis atopik infantil (usia 2 bulan sampai 2 tahun), dermatitis atopik pada anak (usia 2 sampai 10 tahun), dan dermatitis atopik pada remaja dan dewasa.

Alergi Kulit pada Bayi Usia 2 Bulan sampai 2 Tahun (Dermatitis Atopik Infantil)

Ruam alergi atau dermatitis atopik paling sering muncul pada saat si Kecil berusia kurang dari 1 tahun. Biasanya, setelah si Kecil berusia 2 bulan. Lesi di muka (dahi, pipi) si Kecil berupa kemerahan, bintil, dan lepuh halus karena digosok akibat gatal, lalu pecah, menjadi basah, dan membentuk keropeng. Lesi bisa meluas ke kulit kepala, leher, pergelangan tangan, lengan, dan tungkai. Bila si Kecil mulai merangkak, lesi bisa ditemukan di lutut. Biasanya, si Kecil mulai menggaruk setelah berumur 2 bulan. Rasa gatal yang timbul sangat mengganggu sehingga si Kecil gelisah, susah tidur, dan sering menangis.

Sebagian besar penderita sembuh setelah usia 2 tahun, mungkin juga sebelumnya. Pada saat itu, si Kecil tidak lagi mengalami ruam bila makan makanan yang sebelumnya menyebabkan kekambuhan. Namun, sebagian yang lain akan tetap berlanjut mengalami ruam alergi.

Ruam Kulit pada Anak Usia 2 sampai 10 Tahun (Dermatitis Atopik pada Anak)

Ruam alergi jenis ini bisa merupakan kelanjutan dari bentuk infantil, atau bisa timbul sendiri. Bentuk lesi menjadi lebih kering, tidak begitu banyak mengeluarkan cairan (basah), lebih banyak bintil, kulit menebal, dan sedikit bersisik. Letak kelainan kulit berada di siku, lipat lutut, pergelangan tangan bagian telapak, kelopak mata, dan leher. Jarang di muka. Rasa gatal menyebabkan si Kecil sering menggaruk, yang dapat membuat lecet, penebalan kulit, dan infeksi. Akibat garukan, kulit yang menebal dan perubahan lainnya dapat menyebabkan gatal pada kulit si Kecil. Sehingga, terjadi lingkaran setan "siklus gatal-garuk". Pemicunya dapat berupa wol, bulu kucing dan anjing, serta bulu ayam, burung, dan sejenisnya.

Perawatan Ruam Merah Alergi Kulit pada Anak

Berikut ini beberapa hal yang dapat Ibu lakukan jika si Kecil mengalami ruam alergi:

  1. Singkirkan bahan pemicu iritasi yang dapat memicu gatal. Misalnya, dengan memakai sabun lembut yang mengandung pH netral, mencuci pakaian menggunakan deterjen dan dibilas dengan baik karena sisa deterjen bersifat pemicu iritasi, mencuci baju baru untuk menghilangkan formaldehid - bahan kimia yang juga bersifat iritan, dan segera memandikan si Kecil sehabis berenang untuk membilas klorin yang terdapat dalam kolam renang.
  2. Jika si Kecil masih bayi, jangan terlalu sering dimandikan. Keringkan si Kecil menggunakan handuk dengan cara ditepuk-tepuk ringan, jangan digosok. Mandikan si Kecil dengan sabun yang mengandung  pelembap. Hindari pakaian yang terlalu tebal, ketat, atau kotor. Segera ganti popok jika si Kecil buang air kecil atau besar untuk menghindari iritasi oleh kencing dan tinja. Selain itu, hindari pakaian dari bahan wol. Lebih baik menggunakan bahan katun.

Kapan Harus Membawa si Kecil ke Dokter

Bawalah si Kecil berkonsultasi ke dokter jika ruam terjadi berulang, rasa gatal mengganggu tidur si Kecil, ruam tak kunjung membaik dengan perawatan yang Ibu lakukan di rumah, atau jika ruam mengganggu penglihatan si Kecil.

comment-icon comment-icon