Loading...

Riwayat Pencarian

Pencarian Populer

burger menu
inisiasi-menyusui-dini-imd_large
Kehamilan & Menyusui

Pentingnya Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan Cara Melakukannya

15 Januari 2020

Tak lama setelah kelahirannya, dokter biasanya akan langsung menaruh si Kecil di atas dada Mama untuk memulai proses inisiasi menyusui dini atau disingkat IMD. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan langkah awal yang sangat baik untuk memudahkan Mama dan bayi menjalani proses menyusui. Lalu, apa manfaat IMD dan bagaimana cara melakukannya?

Apa Itu Inisiasi Menyusui Dini (IMD)?

Inisiasi Menyusui Dini atau IMD adalah proses bayi mencoba menyusu sendiri dengan  meletakkan bayi dalam posisi tengkurap pada dada atau perut ibu tanpa terhalang oleh kain, dan membiarkannya mencari puting susu ibu sendiri. Jadi, bayi secara tidak sengaja disodorkan atau dituntun oleh Mama ataupun dokter ke puting susu.

Dengan terjadinya kontak langsung antara kulit bayi dan kulit ibu (skin-to-skin contact), secara naluriah bayi akan mulai aktif merayap untuk menemukan puting susu, lalu segera menyusu. 

Keseluruhan proses ini akan sangat membantu kesuksesan pemberian ASI eksklusif dan menentukan lama jangka waktu bayi menyusui.

 

Kapan IMD sebaiknya dilakukan?

Sesuai dengan rekomendasi WHO, IMD idealnya secepatnya dilakukan dalam waktu 30 menit sampai 1 jam pertama setelah bayi lahir. Prosesnya itu sendiri bisa berlangsung selama minimal 1 jam. Sebagian besar bayi akan berhasil menemukan puting ibunya dalam waktu 30-60 menit.

Apa Manfaat Inisiasi Menyusui Dini?

Pemberian ASI segera dalam satu jam pertama setelah kelahiran bermanfaat untuk memastikan bayi menerima kolostrum atau ASI pertama yang kaya nutrisi penting seperti protein, vitamin A, dan immunoglobulin untuk membentuk sistem imunnya.

Berikut adalah manfaat IMD selengkapnya:

1. Memperkuat Bonding Mama dan Bayi

Skin to skin contact yang terjadi selama proses inisiasi menyusui dini setelah melahirkan dapat membuat bonding atau ikatan batin antara Mama dan bayi terjadi lebih cepat. Kulit bayi yang bersentuhan langsung dengan kulit hangat Mama juga bisa membantu menjaga suhu tubuh si Kecil tetap hangat setelah terpapar oleh suhu lingkungan kamar operasi atau kamar ranap yang dingin. Rasa hangat ini menciptakan sensasi familiar baginya karena selama 9 bulan ia “tinggal” di dalam lingkungan rahim yang hangat.

Secara tidak langsung, proses penguatan bonding saat IMD juga dapat membantu mengurangi rasa sakit dan kemungkinan trauma yang Mama alami pasca persalinan.

2. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Bayi

Manfaat IMD berikutnya adalah meningkatkan daya tahan tubuh bayi. Faktanya, memisahkan Mama dengan si Kecil saat ia baru lahir dapat menurunkan daya tahan tubuhnya. Namun ketika Mama bersama dengan bayi dan melakukan inisiasi menyusui dini, daya tahan tubuhnya akan berada dalam kondisi prima.

Aktivitas bayi merangkak, menjilat, dan menyusu pada payudara Mama juga berperan sebagai kontak mikrobiom, yaitu proses mendapatkan bakteri baik dari kulit ibu. 

Bakteri baik yang tertelan bayi ini berperan dalam menurunkan risiko infeksi pada bayi baru lahir serta dapat meningkatkan imunitas bayi untuk melawan bakteri jahat dari lingkungan.

3. Mendukung Keberhasilan ASI Eksklusif

Manfaat IMD juga diketahui mendukung keberhasilan ASI eksklusif yang lebih baik. Bayi akan mendapatkan kolostrum, yakni cairan ASI yang pertama kali keluar sejak hari pertama sampai dengan hari kelima setelah persalinan. 

ASI kolostrum berwarna kuning pekat dengan konsistensi yang kental dan lengket. Kandungannya sangat kaya akan antibodi, tinggi protein, serta kaya akan vitamin larut lemak dan mineral. 

Manfaat kolostrum sangat penting bagi daya tahan tubuh bayi terhadap infeksi dan akan melindungi dinding usus bayi, sehingga pemberian ASI eksklusif yang dimulai sejak si Kecil lahir ini sangat berperan dalam mengurangi risiko kematian pada bayi.

4. Membuat Mama Lebih Tenang dan Bahagia

Setelah proses persalinan berlangsung, tubuh Mama secara otomatis akan memproduksi banyak hormon. Hormon tersebut salah satunya adalah oksitosin. 

Gerakan bayi selama berada di atas tubuh ibu akan membantu pengeluaran hormon oksitosin (hormon kasih sayang) yang berperan dalam produksi ASI. Mama juga tetap perlu menyusui bayi tiap 2-3 jam sekali untuk merangsang hormon oksitosin dan payudara. 

Berkat pengaruh hormon inilah Mama akan merasa lebih tenang dan bahagia, bahkan mengurangi rasa sakit dan kemungkinan trauma yang dialami pascapersalinan.

Mama juga tak perlu khawatir akan produksi ASI yang masih sedikit atau merasa ASI tidak keluar pada proses pemberian ASi pertama ini. 

Sejauh tidak ada masalah yang berarti dan didukung dengan posisi perlekatan bayi pada puting payudara ibu sudah tepat, bayi yang diberi kesempatan secara aktif menghisap puting ibu, maka produksi ASI akan bertambah secara bertahap secara alami.

Baca Juga: Tips Melibatkan Suami Ketika Mama Menyusui Si Kecil

Bagaimana Cara Melakukan Inisiasi Menyusui Dini?

Segera setelah melahirkan, dokter atau perawat akan langsung meletakkan bayi ke atas dada Mama. 

Tubuh Mama dan bayi sama-sama dalam kondisi telanjang sehingga bisa terjadi interaksi langsung antara kulit ke kulit (skin to skin contact). Kemudian, baik Mama dan bayi akan diselimuti bersama-sama sehingga bayi tidak akan mengalami kedinginan. Untuk mencegah si Kecil kedinginan, kepalanya dapat dipakaikan topi.

Selama proses IMD, Mama perlu sabar menunggu dan biarkan bayi aktif bergerak mencari puting payudara. Pada dasarnya, si Kecil memiliki naluri yang kuat untuk mencari puting susu ibunya. Biarkan keseluruhan proses interaksi antara ibu dan bayi yang baru lahir selama inisiasi menyusui dini berjalan secara alami.

Berikut langkah-langkah inisiasi menyusui dini berdasarkan rekomendasi IDAI: 

  1. Dokter meletakkan bayi dalam kondisi tengkurap di atas perut Mama segera setelah lahir dan setelah tali pusatnya dipotong. Jika bayi lahir lewat operasi caesar, dokter akan meletakkan di Kecil di atas dada Mama.

  2. Bayi akan diletakkan dalam keadaan bersih dan kering, kecuali kedua tangannya. Hal ini agar aroma dari air ketuban (amnion) pada tangan bayi bisa membantu mengarahkannya mencari puting payudara Mama yang memiliki aroma serupa. Mengeringkan tubuh bayi pun tidak perlu sampai menghilangkan verniks (lapisan lemak putih) karena ini dapat berfungsi menghangatkan si Kecil. Dada Mama juga tidak boleh dibersihkan.

  3. Setelah kurang lebih sekitar 12-44 menit biasanya bayi sudah mulai bergerak dengan cara menendang, menggerakkan kaki, bahu, maupun lengannya untuk mencapai ke puting payudara ibu. Bayi juga mungkin akan menggerakkan dan membenturkan kepalanya ke dada Mama beberapa kali, sebagai stimulasi alami untuk merangsang keluarnya ASI.

  4. Bayi mencapai puting Mama dengan mengandalkan indra penciuman dan dipandu oleh bau pada kedua tangannya. Bayi akan mengangkat kepala, mulai mengulum puting, dan mulai menyusu.

  5. Selama menyusu bayi akan mengoordinasi gerakan mengisap, menelan, dan bernapas. Hal tersebut mungkin terjadi selama 27-71 menit.

  6. Saat bayi siap untuk menyusu, isapan pertama berlangsung sebentar, hanya selama sekitar 15 menit. 

  7. Selama 2-2,5 jam berikutnya mungkin bayi tidak menunjukkan keinginan untuk menyusu. Namun jangan keliru, hal ini bukan menandakan kalau bayi tidak lapar atau tidak ingin menyusu ya, Ma.

Si Kecil akan dibiarkan tetap dalam posisi kulitnya bersentuhan dengan kulit Mama sampai proses menyusui pertama selesai. Selama proses IMD ini, Mama bisa lho sambil mendengarkan podcast eksklusif Kolaborasi Parenthood Story dan @parentalk.id yang mengupas tentang seluk beluk pemberian ASI dan manfaatnya. Yuk, download dulu!

Setelah IMD sukses dan selesai, bayi baru mulai dipisahkan dari Mama untuk ditimbang, diukur, dicap, juga diberi vitamin K dan tetes mata.

Selanjutnya, bayi akan dibawa kembali ke Mama untuk melanjutkan pemberian ASI di kamar ranap sesuai keinginan bayi, karena kegiatan menyusu belum terjadwal. Mama juga bisa dapatkan solusi untuk pemberian ASI yang tepat bagi si Kecil dengan mengunjungi Health Immune Checker, lho!

Baca Juga: 6 Cara Memijat Payudara agar ASI Lancar dengan Pijat Laktasi

Apa yang Terjadi pada Bayi Selama Proses IMD?

Setelah memahami bagaimana proses inisiasi menyusui dini, Mama mungkin bertanya-tanya mengenai apa yang dirasakan bayi selama diletakkan di atas perut ibu.

Nah, adapun berbagai tindakan dan pergerakan bayi selama proses IMD adalah sebagai berikut:

  • Pertama-tama, bayi akan mengeluarkan tangisan khasnya, tapi biasanya hanya berlangsung sebentar.

  • Kemudian, masuk ke tahap relaksasi saat tubuh bayi mulai berhenti menangis dan bergerak secara perlahan-lahan.

  • Bayi mulai bangun, membuka mata, dan menunjukkan respon karena mendengar suara ibunya.

  • Pergerakan bayi dimulai dari gerakan kecil terlebih dahulu, meliputi lengan, baju, dan kepala.

  • Semakin lama gerakan bayi semakin mengalami peningkatan. Bayi akan mengangkat dan menggerakkan lututnya, kemudian tampak bergerak ke arah payudara Mama.

  • Ketika sudah sampai di area payudara, bayi biasanya akan berhenti untuk beristirahat sejenak. Namun, hal ini bukan menandakan kalau bayi tidak lapar atau tidak ingin menyusu.

  • Setelah istirahatnya dirasa cukup, bayi akan mulai membiasakan diri dengan payudara ibu. Hal ini tampak dari perilakunya yang mulai mencium, menjilat, dan mengamati area tersebut.

  • Proses ini akan berlangsung selama beberapa waktu sehingga ibu tetap harus sabar menunggu sampai bayi bisa menemukan puting payudara untuk menyusu.

  • Ketika bayi sudah berhasil menemukan puting payudara ia akan mulai menyusu untuk pertama kali.

Baca Juga: Tips Perawatan Diri Pasca Melahirkan

Proses inisiasi menyusui dini dapat berhasil diterapkan jika ibu yang menjalani proses persalinan telah siap secara fisik dan mental. Perlu diingat bahwa keberhasilan IMD juga memerlukan peran aktif serta dukungan positif dari seluruh anggota keluarga, terutama dukungan Papa. 

Dampingan Papa sejak awal persalinan hingga selama IMD dilakukan dapat sangat meningkatkan rasa percaya diri serta rasa aman bagi Mama.

  1. IDAI | Inisiasi Menyusu Dini. (2013). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/inisiasi-menyusu-dini
  2. Rumah Sakit Universitas Indonesia. (2022, August 22). Ui.ac.id. https://rs.ui.ac.id/umum/berita-artikel/artikel-populer/peran-penting-inisiasi-menyusu-dini-imd
  3. Skin-to-skin contact - Baby Friendly Initiative. (2023, January 27). Baby Friendly Initiative. https://www.unicef.org.uk/babyfriendly/baby-friendly-resources/implementing-standards-resources/skin-to-skin-contact/
comment-icon comment-icon