Rata-rata kebutuhan ASI bayi 0-6 bulan berbeda tiap bulan. Bayi baru lahir butuh 45–90 ml ASI per hari hingga 120–180 ml per pada 2 bulan pertamanya, lalu meningkat menjadi 720–900 ml per hari pada usia 3–4 bulan dan 500-800 ml per hari pada usia 6 bulan.
Berapa kali bayi berusia 0 sampai 6 bulan sebaiknya diberi ASI?
Mengapa Penting Memberi ASI Eksklusif pada Bayi Usia 0 sampai 6 Bulan?
Memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan merupakan langkah penting untuk mendukung tumbuh kembang bayi. Sebab, ASI adalah satu-satunya sumber nutrisi terlengkap dan unik bagi bayi.
IDAI menyebutkan bahwa ASI memiliki komposisi nutrisi yang secara alami menyesuaikan kebutuhan bayi, termasuk protein, lemak baik, vitamin, mineral, serta antibodi dan berbagai faktor imunitas yang tidak ada pada sumber nutrisi lain.
Seluruh komponen ini dirancang tubuh untuk mendukung kesehatan bayi sejak awal kehidupan. Nutrisi lengkap dari ASI juga membantu proses pematangan dan pertumbuhan organ tubuh secara optimal.
Lebih lanjut, WHO (2023) menegaskan bahwa menyusui ASI eksklusif dapat menurunkan risiko infeksi dan mendukung perkembangan optimal.
Baca Juga: ASI Untuk Kesehatan Sistem Pencernaan Si Kecil
Kebutuhan ASI Bayi 0–6 Bulan per Hari
Kebutuhan ASI bayi 0-6 berkisar antara 120-150 ml per satu kali menyusu setiap 3-4 jam sekali. Namun, kebutuhan ASI bayi baru lahir pasti berbeda dengan kebutuhan ASI bayi 1 bulan dan seterusnya karena ukuran lambungnya ikut berkembang.
Berikut adalah kebutuhan ASI bayi 0-6 bulan per hari berdasarkan volume per ml dan frekuensi menyusu atau jadwal pemberiannya dalam 1 hari:
|
Usia Bayi |
Volume ASI per Sekali Menyusu |
Frekuensi Menyusu per Hari |
|
0–1 hari |
2–5 ml |
10–12 kali |
|
2–3 hari |
5–30 ml |
10–12 kali |
|
1 minggu |
30–60 ml |
8–12 kali |
|
2 minggu–1 bulan |
60–120 ml |
8–10 kali |
|
2–4 bulan |
120–177 ml |
6–8 kali |
|
4–6 bulan |
180–240 ml |
4–6 kali |
Sebagai catatan, jumlah frekuensi di atas hanya patokan umum. Lebih penting bagi Mama untuk bisa menyesuaikan dengan tanda-tanda lapar yang ditunjukkan bayi, karena kapasitas lambung bayi baru lahir masih sangat kecil.
Jika bayi tertidur, sebaiknya ia dibangunkan untuk menyusu agar asupan nutrisinya tetap terpenuhi, terutama pada minggu-minggu pertama kehidupannya.
Tanda Bayi Cukup dan Kurang ASI yang Perlu Mama Perhatikan
Untuk mengetahui apakah kebutuhan ASI bayi 0–6 bulan tercukupi, Mama bisa memperhatikan tanda-tanda bayi cukup ASI. Perhatikan juga tanda bayi lapar dan kurang ASI karena bisa berpengaruh pada tumbuh kembangnya.
|
Aspek yang Diamati |
Tanda Bayi Cukup ASI |
Tanda Bayi Kurang ASI |
|
Perilaku Setelah Menyusu |
Melepas payudara sendiri dan tampak puas |
Rewel atau menangis setelah menyusu |
|
Ekspresi & Gerakan Tubuh |
Tubuh rileks, tangan terbuka |
Tubuh tegang, sering mengisap tangan |
|
Frekuensi Buang Air Kecil |
6–8 kali per hari, warna kuning muda |
<6 kali per hari, warna kuning tua atau pekat |
|
Berat Badan |
Naik stabil tiap minggu |
Tidak naik atau justru menurun |
|
Durasi Menyusu |
10–20 menit per sesi, ritmis |
Terlalu singkat (<10 menit) atau terlalu lama (>30–40 menit), tidak efektif |
|
Kualitas Tidur |
Tidur nyenyak dan jarang rewel |
Sering terbangun dan sulit tenang |
Pastikan Mama terus mendukung kekebalan tubuh si Kecil melalui nutrisi, kebersihan, dan stimulasi yang tepat di 1000 hari pertama kehidupannya. Download Panduan Dukung Daya Tahan Tubuh 1000 Hari Pertama untuk dapatkan tips lengkap dan panduan dari para ahli untuk bantu si Kecil tumbuh kuat dan sehat sejak dini.
Cara Menyusui yang Tepat agar Kebutuhan ASI Tercukupi
Kebutuhan ASI bayi 0–6 bulan bisa terpenuhi jika cara menyusui Mama sudah tepat. Berikut beberapa langkah penting yang perlu Mama perhatikan.
1. Temukan Posisi Nyaman
Mama bisa menyusui di posisi duduk (cradle hold) sambil menggendong bayi di lengan menggunakan bantal menyusui. Posisi menyusu sambil berbaring juga sangat efektif karena Mama bisa sambil beristirahat.
Dengan menggunakan posisi yang tepat dan nyaman, pelekatan bayi pada payudara akan baik, sehingga ASI dapat keluar dengan optimal untuk memenuhi kebutuhan ASI bayi 0–6 bulan.
2. Pastikan Pelekatan Mulut Bayi Benar
Pelekatan yang baik penting agar bayi bisa mengisap ASI dengan efektif dan puting payudara Mama tidak terasa sakit.
Menurut IDAI, tanda pelekatan yang baik termasuk dagu menempel ke payudara dan mulut bayi mengambil sebagian areola.
Untuk memastikan pelekatan sudah benar, Mama bisa dengarkan suara bayi saat menyusu. Bayi menyusu dengan baik akan mengisap dengan pelan dan tidak ada suara berdecak.
Baca Juga: Kolostrum: Definisi, Manfaat, dan Kandungan Nutrisinya
3. Susui Secara Bergantian
Pastikan Mama menyusui secara bergantian, ya, antara payudara kanan dan kiri. Ketika Mama menyusui dengan payudara kanan, kosongkan terlebih dahulu baru pindah ke payudara kiri.
Hal ini diperlukan untuk memberi sinyal kepada tubuh agar memproduksi ASI lebih banyak dan seimbang di kedua sisi, sehingga payudara tidak bengkak dan kebutuhan ASI bayi 0–6 bulan tercukupi.
Umumnya, bayi akan menyusu pada payudara pertama sebanyak 75 ml dan dilanjutkan 50 ml pada payudara kedua. Jika volume ASI tersebut terserap optimal, kebutuhan ASI bayi 3 bulan yang bisa mencapai 120–177 ml bisa terpenuhi.
4. Susui Sesuai Permintaan Bayi (On-Demand)
Supaya kebutuhan ASI bayi 0–6 bulan terpenuhi, produksi ASI Mama juga harus mencukupi. Uniknya, produksi ASI akan menyesuaikan dengan kebutuhan bayi.
Itulah kenapa para pakar menganjurkan menyusui on-demand, yaitu sesuai dengan keinginan bayi. Dengan cara ini, produksi ASI Mama tetap tinggi, termasuk untuk memenuhi kebutuhan ASI bayi 6 bulan yang bisa mencapai 180–240 ml.
Oleh karena itu, sebaiknya Mama hindari jadwal menyusui yang kaku agar suplai ASI terjaga. Lalu, perhatikan tanda lapar bayi dini, seperti mengisap tangan atau mencari puting, dan jangan tunggu bayi rewel karena bisa membuatnya sulit melakukan pelekatan.
5. Jaga Produksi ASI
Selain menyusui on-demand, Mama perlu makan makanan bergizi dan minum air yang memadai agar produksi ASI terjaga untuk memenuhi kebutuhan ASI bayi 0–6 bulan.
Hindari juga stres selama menyusui, ya, Ma. Stres dan emosi negatif bisa menurunkan hormon oksitosin yang penting untuk let-down reflex, yaitu reaksi yang menyebabkan keluarnya susu dari puting.
Hal yang tak kalah penting, sempatkan untuk beristirahat di sela-sela kesibukan mengurus si Kecil. Meski sulit, istirahat yang cukup dapat menurunkan tingkat stres yang bisa berpengaruh pada produksi ASI.
Baca Juga: Lama ASI Tahan di Suhu Ruangan dan Cara Simpan yang Tepat
6. Pastikan Bayi Menyusu Hingga Payudara Kosong
Bayi sebaiknya menyusu sampai payudara terasa kosong agar mendapat ASI akhir (hindmilk) yang lebih tinggi lemaknya.
Hindari terlalu cepat memindahkan bayi ke payudara lain. Jika bayi terlalu cepat dipindahkan, ia mungkin hanya mendapatkan foremilk (yang lebih encer) dan kehilangan bagian hindmilk yang penting.
Memastikan si Kecil mendapatkan hindmilk yang dibutuhkan dapat mendukung kenaikan berat badannya sekaligus memenuhi kebutuhan ASI bayi 0–6 bulan.
7. Sendawakan Bayi Setelah Menyusu
Setelah menyusu, bantu bayi untuk bersendawa agar udara yang tertelan bisa keluar dan mengurangi risiko gumoh, kembung, atau rasa tidak nyaman pada perut si Kecil.
Proses menyendawakan bayi juga bisa membantu payudara Mama untuk lebih kosong, karena si Kecil lebih nyaman untuk menyusu, yang pada akhirnya mendukung produksi ASI.
Dengan menyusui penuh dan menyendawakan bayi, Mama bisa lebih yakin bahwa kebutuhan ASI bayi 5 bulan, 6 bulan, atau bahkan sejak baru lahir benar-benar terpenuhi dan bayi nyaman usai makan.
Butuh insight dari ahli di tengah kesibukan? Jangan ragu untuk diskusi langsung dengan Nutriclub Expert Advisor – tim ahli terpercaya di bidang nutrisi, parenting, dan tumbuh kembang anak. Hadir 24/7 untuk bantu Mama, gratis dan tanpa perlu buat janji.
