Faktor pencerus asma antara lain:
- Infeksi
- Aktivitas fisik
- Emosi (misal: menangis atau tertawa)
- Debu
- Makanan/minuman,
- Hewan berbulu
- Perubahan suhu lingkungan atau cuaca
- Aroma parfum yang kuat atau aerosol
- Asap rokok
Pencetus asma setiap anak berbeda-beda, sehingga penting sekali untuk mengetahui faktor pencetus spesifik setiap anak. Anak dengan asma harus ditangani secara komprehensif agar tumbuh kembangnya berlangsung optimal.
Target dari penanganan asma yang baik adalah agar si Kecil dapat menjalani aktivitas secara normal termasuk bermain dan olahraga tanpa serangan asma, mengurangi angka tidak masuk sekolah karena asma, tidak mengalami gejala asma baik pada siang maupun malam hari, fungsi paru yang normal, serta kebutuhan obat seminimal mungkin. Penanganan asma yang baik membutuhkan kolaborasi yang sempurna antara dokter, si Kecil, dan kecermatan Ibu.
Mengatasi Asma Si Kecil
Anak dengan asma sebaiknya kontrol rutin ke dokter, agar serangan asmanya dapat dideteksi. Obat-obatan asma diberikan untuk mengontrol gejala asma dan mencegah timbulnya serangan asma berulang.
Terdapat dua kelompok obat asma, yaitu obat pereda (reliever) yang digunakan untuk meredakan serangan asma, dan obat pengendali (controller) yang digunakan untuk mengendalikan agar serangan asma tidak mudah timbul. Salah satu contoh obat pereda yang umum diberikan adalah salbutamol.
Obat ini paling baik diberikan dalam bentuk hirupan (inhaler), namun obat ini tersedia juga dalam bentuk tablet dan sirup. Salah satu contoh obat pengendali yang sering digunakan adalah budesonid, yang biasa diberikan dalam bentuk hirupan (inhaler).
Penting untuk dimengerti bahwa penanganan asma utama adalah penghindaran (avoidance) terhadap pencetus asma, kemudian apabila belum efektif dibantu dengan obat. Penghindaran pencetus (avoidance) akan berdampak pada berkurangnya serangan asma.
Walaupun telah diberikan obat-obatan yang tepat, serangan asma tetap berisiko muncul jika tidak dibarengi dengan penghindaran faktor pencetus. Dengan demikian peran serta aktif anak dan keluarganya sangat dibutuhkan untuk menjamin keberhasilan pengobatan asma.
Kontrol secara teratur sesuai petunjuk dokter akan mengoptimalkan pengobatan asma. Evaluasi pemantauan anak dengan asma meliputi frekuensi munculnya gejala asma, frekuensi penggunaan obat pereda asma, derajat serangan asma, dan partisipasi si Kecil di sekolah, olahraga dan aktivitas lainnya. Keterangan-keterangan Ibu akan dijadikan data bagi dokter untuk menentukan pengobatan lanjutan untuk si Kecil.
Penulis: dr. Sem Samuel
Review Expert: dr. Marissa Pudjiadi, Sp.A
Sumber
- Global Initiative for Asthma (GINA). Pocket Guide for Asthma Management and Prevention: for children 5 years and younger [internet]. GINA; 2015. [cited 2015 Jul 23].
- UKK Pulmonologi PP IDAI. Pedoman Nasional Asma Anak. Jakarta: UKK Pulmonologi PP IDAI; 2004
- Liu AH, Spahn JD, Leung DYM. Childhood Asthma. In: Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF (eds.). Nelson Textbook of Pediatrics. 18th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2010. pp. 760-74
- Papadopoulos NG, Arakawa H, Carlsen KH, Custovic A, Gern J, Lemanske R. International Consensus on Pediatric Asthma (ICON). Allergy 2013:67:976-97
- Bacharier LB, Boner A, Carlsen KH, Eigenmann PA, Frischer T, Gotz M, dkk. Diagnosis and treatment of asthma in childhood: a PRACTALL consensus report. Allergy 2008;63:5-34
- Serangan Asma Akut. In: Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, Idris NS, Gandaputra EP, Harmoniati ED (eds.). Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2010. pp. 269-76