- Pembahasan dalam artikel :
- Kapan Anak Siap Mulai Toilet Training?
- Cara Melatih Anak untuk Toilet Training
Seiring usianya bertambah, anak akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi sehingga pada akhirnya si Kecil bisa berpikir dan bertindak atas kemampuannya sendiri tanpa tergantung pada anggota keluarga lain. Nah, salah satu aspek kemandirian yang akan dipelajari anak di usia ini adalah belajar buang air sendiri di toilet atau toilet training.
Lalu, di usia berapa anak sebaiknya mulai diajarkan toilet training dan seperti apa tips suksesnya? Simak info selengkapnya dalam artikel ini.
Kapan Anak Siap Mulai Toilet Training?
Anak-anak umumnya mulai siap untuk latihan buang air sendiri di toilet antara usia 1,5 tahun sampai 2 tahun. Namun, setiap anak memiliki kesiapan berbeda-beda. Beberapa anak mungkin mungkin baru akan benar-benar siap belajar setelah mereka berusia 3 tahun.
Umumnya, anak-anak sudah siap mulai toilet training jika:
-
Sudah bisa jalan dan duduk sendiri, juga bisa berdiri atau bangkit dari duduk.
-
Bisa mengikuti instruksi sederhana.
-
Sudah bisa memberi tahu Mama dan Papa kalau ia ingin BAK atau BAB, misalnya “Ma, mau pipis.”
-
Bisa memberi tahu Mama dan Papa ia sudah BAK atau BAB di popoknya dengan kata-kata, misalnya “Ma, aku pup” atau, atau gerak tubuh seperti menarik-narik popok atau celananya.
-
Menunjukkan ketertarikan untuk menggunakan toilet setelah terbiasa melihat keluarga lainnya. Misalnya dengan pergi ke kamar mandi, duduk di atas toilet cukup lama, lalu turun sendiri.
-
Bisa menjaga popoknya tetap kering selama 2 jam atau lebih.
-
Mulai tidak betah menggunakan popok.
Tidak semua tanda ini perlu ada saat si Kecil sudah siap. Insting Mama umumnya sudah bisa mendeteksi sendiri kapan waktunya untuk memulai toilet training.
Sebenarnya, orang tua tidak perlu terburu-buru untuk memulai toilet training. Jika Mama memulai terlalu dini, mungkin proses latihan akan perlu waktu lebih lama karena si Kecil sendiri memang merasa belum siap.
Di sisi lain, terlambat mengajarkan anak bagaimana caranya buang air sendiri juga dapat menyulitkan si Kecil belajar kemampuan baru ini sehingga ia jadi makin tergantung pada popoknya.
Baca Juga: Ketahui Kondisi Kesehatan dari BAB Si Kecil
Cara Melatih Anak untuk Toilet Training
Belajar bagaimana caranya menggunakan toilet sendiri adalah pencapaian atau milestone yang besar untuk si Kecil. Jadi, penting untuk Mama dan Papa memperhatikan tanda-tanda kesiapan si Kecil dan mendampinginya terus sampai mereka bisa melakukannya dengan benar.
Berikut adalah beberapa tips sukses melatih toilet training yang bisa Mama dan Papa terapkan di rumah:
1. Biasakan Anak Menggunakan Istilah BAB dan BAK yang Benar
Penting untuk anak-anak bisa menghubungkan antara keinginan untuk BAB atau BAK dengan pergi ke toilet.
Jadi, biasakan untuk menggunakan kata-kata yang tepat tapi sederhana di sekitar anak untuk membantunya terbiasa mengungkapkan keinginan buang air dengan jelas. Dengan begini, anak jadi mengerti bahwa BAB dan BAK adalah kebutuhan alami setiap manusia.
Misalnya, menggunakan kata “pipis” atau “kencing” untuk buang air kecil dan “pup” atau “BAB” untuk buang air besar. Biasakan juga si Kecil mendengar dan menggunakan istilah yang benar untuk alat kelamin mereka, seperti vagina, penis, dan bokong.
Hindari istilah yang ambigu, seperti “ke belakang” untuk menjelaskan keinginan pergi ke toilet atau istilah seperti “burung” untuk menjelaskan alat kelamin anak laki-laki.
Hindari juga mengasosiasikan kegiatan buang air atau kamar mandi dengan kata-kata negatif, seperti “bau”, “pesing”, dan “kotor”. Mendengar kata-kata ini bisa membuat anak-anak merasa tidak pede dan ada yang salah dengan dirinya sehingga ia mungkin jadi tidak mau belajar ke toilet sendiri.
2. Siapkan Area Toilet Khusus untuk Anak
Mama bisa pilih untuk menggunakan kursi pispot ukuran balita yang berdiri sendiri dengan mangkuk yang dapat dikosongkan ke toilet, atau kursi seukuran balita yang dapat diletakkan di atas dudukan toilet dewasa yang akan membuat si Kecil merasa lebih aman dan tidak takut terjatuh.
Jika Mama memilih dudukan toilet, gunakan juga bangku pijakan agar anak Mama dapat naik ke kursi dengan nyaman dan merasa ditopang selama buang air. Sementara jika memilih pispot sendiri khusus untuk anak, tempatkan pispot di kamar mandi atau di mana pun si Kecil paling sering menghabiskan sebagian besar waktunya.
3. Biasakan Anak Duduk di Toilet
Pertama-tama, Mama bisa mulai biasakan si Kecil untuk duduk di kursi pispotnya atau di atas toilet masih lengkap dengan pakaian. Pastikan kaki anak Anda bertumpu pada lantai atau bangku.
Belajar duduk di atas pispot juga bisa membantu anak laki-laki untuk lebih dulu merasa terbiasa dengan rutinitas baru ini sampai nantinya ia belajar buang air kecil sambil berdiri.
Sebab, si Kecil mungkin masih merasa canggung atau takut jatuh ketika harus berdiri di atas bangku pijakan untuk buang air kecil di toilet dengan berdiri.
4. Buat Jadwal ke Toilet
Biasakan anak untuk duduk di toilet dengan mengajarkan caranya selama 15-30 menit di waktu-waktu setelah ia bangun tidur, 45 menit sampai 1 jam setelah makan, dan sebelum tidur siang atau tidur malam.
Tetaplah bersama si Kecil selama ia duduk di toilet dan coba bacakan buku atau bermain dengan mainan untuk membiasakannya bisa duduk lebih lama. Biarkan si Kecil bangkit ketika ia sudah tampak tidak betah.
Meski memang sedang tidak ingin pipis atau buang air besar, membiasakan hal ini dapat membantu anak mengerti sinyal-sinyal tersebut sehingga nantinya ia akan terbiasa pergi ke toilet sendiri ketika ingin buang air.
Pada awalnya anak mungkin gelisah karena bingung kenapa ia harus duduk di toilet. Akan tetapi, Mama bisa sambil menjelaskan apa fungsi toilet dan kenapa ia sudah tidak bisa lagi BAB dan BAK di popok.
5. Ajarkan Caranya Pakai Toilet
Mulailah menjadikan BAK dan BAB sebagai bagian dari rutinitas harian anak. Misalnya, dengan membiasakan si Kecil duduk menggunakan pispot atau toilet di pagi hari, dan sebelum atau sesudah ngemil dan makan.
Ajarkan juga si Kecil untuk langsung pergi ke toilet dan duduk di pispot ketika mereka merasa mau BAK atau BAB, misalnya merasa sakit perut, buang angin, berjongkok, memegang perut atau alat kelaminnya, hingga menggeliat atau merinding karena “kebelet”. Misalnya dengan berkata, “Adik mau pup, ya?” Tapi jangan paksa anak Anda untuk duduk di toilet.
Sementara anak duduk di toilet, contohkan juga bagaimana caranya menggunakan toilet yang benar, seperti:
-
Mengajari cara duduk yang benar di kloset.
-
Mengajari cara menekan tombol flush setiap kali selesai BAK atau BAB.
-
Memberi tahu kenapa pup dan pipis-nya harus dibuang/di-flush.
Setelah anak mencoba BAK atau BAB sendiri, jelaskan bahwa ia harus membersihkan alat kelaminnya sendiri dan apa alasannya.
Tunjukkan juga bagaimana caranya membersihkan dirinya sendiri setelah selesai menggunakan toilet. Untuk anak perempuan, ajarkan mereka bagaimana caranya menyeka dari depan ke belakang. Ajari putra Mama untuk menggoyangkan penisnya setelah buang air kecil untuk membersihkan sisa-sisa urin.
Setelah bersih-bersih, jangan lupa ajari si Kecil cara mencuci tangan yang benar setiap selesai memakai toilet.
Baca Juga: 10 Penyebab Anak Susah BAB dan Cara Mengatasinya
6. Beri Pujian atau Reward Kecil-Kecilan
Jika si Kecil mau dan bisa duduk di toilet meski hanya sebentar saja, berikan ia pujian karena telah mencoba, misalnya dengan “Good job, Nak” atau “Wah, anak Mama sudah besar ya sekarang, sudah bisa belajar untuk pup sendiri!”
Tawarkan juga hadiah kecil-kecilan kepada si Kecil untuk menandakan ia berhasil, seperti stiker bintang yang bisa dikumpulkan setiap kali ia mau pergi dan duduk di toilet untuk kemudian ditukar mainan sampai ia berhasil pipis atau pup sendiri.
Setelah si Kecil tampak sudah menguasai penggunaan toilet, ajak ia berbelanja celana dalam dan biarkan ia memilih sendiri apa yang ia mau.
Sementara bila belum berhasil, jangan langsung putus asa dan omeli si Kecil, apalagi menghukumnya. Jangan pula memaksakan si Kecil jika memang ia tidak mau buang air di toilet. Ingatkan si Kecil bahwa dia dapat mencoba lagi nanti.
Penting untuk tidak menghukum anak-anak yang sedang menjalani toilet training atau menunjukkan kekecewaan ketika mereka terlanjur mengompol atau BAB di celana. Beri tahu si Kecil bahwa itu “kecelakaan” dan bukan sesuatu yang harus disesali atau membuatnya malu.
Mengajari anak cara buang air sendiri di toilet bukanlah tugas yang instan. Seringkali, toilet training membutuhkan waktu antara 3-6 bulan atau bahkan lebih sampai anak benar-benar bisa menggunakan toilet secara mandiri. Bersabarlah hingga ia benar-benar terbiasa tanpa popoknya.
Jika anak Mama tampak sudah siap untuk toilet training tetapi mengalami kesulitan, bicarakan dengan dokter anak. Dokter dapat memeriksa si Kecil untuk melihat apakah ada masalah yang mendasarinya dan memberikan panduan latihan yang lebih tepat sesuai kondisi anak.
Untuk mendapatkan lebih banyak tips parenting, Mama bisa konsultasi langsung dengan Nutriclub Expert Advisor yang siap 24 jam menjawab semua pertanyaan Mama seputar nutrisi, tumbuh kembang, dan tips membesarkan si Kecil secara langsung.