Fungsi otak adalah menjadi pusat kendali tubuh yang mengatur proses berpikir, bergerak, dan merasakan emosi. Pelajari struktur otak dan cara mengoptimalkan perkembangan otak anak.
Struktur dan Fungsi Otak Anak Usia 1-5 Tahun
Pada anak usia 1-5 tahun, perkembangan otak sangat pesat dan memengaruhi kemampuan belajar serta interaksi sosial mereka. Berikut adalah bagian-bagian otak yang berperan dalam perkembangan anak:
1. Otak Besar (Korteks Serebral)
Otak besar atau korteks serebral adalah bagian terbesar dari otak yang bertanggung jawab atas kemampuan berpikir, mengingat, dan mengendalikan gerakan secara sadar.
Bagian ini membantu anak dalam mempelajari hal-hal baru, seperti membaca, menggambar, dan memecahkan masalah.
Selain itu, korteks serebral juga menyimpan memori jangka pendek dan jangka panjang, memungkinkan anak mengingat pengalaman mereka.
Fungsi otak ini sangat penting dalam perkembangan kognitif anak, termasuk dalam pengambilan keputusan dan berpikir logis.
2. Otak Kecil (Serebelum)
Otak kecil atau serebelum berperan dalam keseimbangan, koordinasi, dan kontrol gerakan tubuh. Bagian ini memastikan anak dapat berdiri tegak, berjalan, dan menggerakkan tubuh dengan lancar.
Misalnya, saat anak belajar bersepeda atau menyeimbangkan tubuh saat berjalan di atas balok, serebelum bekerja untuk menjaga keseimbangan.
Dengan perkembangan serebelum yang baik, anak dapat melakukan aktivitas fisik dengan lebih terkoordinasi.
3. Batang Otak
Batang otak adalah bagian kecil tetapi sangat penting yang menghubungkan otak dengan sumsum tulang belakang.
Bagian ini mengontrol fungsi tubuh yang berlangsung secara otomatis, seperti pernapasan, detak jantung, dan pencernaan.
Batang otak juga mengatur refleks dasar, seperti berkedip atau menelan makanan. Selain itu, bagian ini bertanggung jawab dalam menyampaikan sinyal antara otak dan seluruh tubuh.
Fungsi otak ini memastikan anak tetap hidup dan berfungsi dengan baik tanpa perlu memikirkan setiap gerakan tubuh.
4. Sistem Limbik
Sistem limbik adalah sekelompok struktur dalam otak yang mengatur emosi, perilaku, daya ingat, dan motivasi.
Bagian ini membantu anak dalam mengenali dan mengekspresikan perasaan, seperti bahagia, marah, atau takut.
Tak hanya itu, sistem limbik juga berperan dalam membentuk memori jangka panjang dan membantu anak memahami hubungan sosial.
Sistem limbik sangat penting dalam perkembangan empati dan interaksi dengan orang lain.
Baca Juga: 4 Ciri Kecerdasan Visual Spasial pada Anak dan Cara Mengoptimalkannya
5. Thalamus
Thalamus berfungsi sebagai pusat pemrosesan informasi sensorik sebelum diteruskan ke korteks serebral.
Bagian otak ini menerima sinyal dari indera, seperti penglihatan, pendengaran, dan sentuhan, lalu mengarahkannya ke bagian otak yang sesuai untuk diproses.
Misalnya, ketika anak melihat warna-warni di buku gambar, thalamus membantu mengirim informasi ke bagian otak yang bertanggung jawab untuk mengenali warna.
Fungsi otak ini juga berperan dalam menjaga kesadaran, regulasi tidur, kemampuan belajar, dan menyimpan memori.
6. Hipotalamus
Hipotalamus adalah bagian kecil dalam otak yang berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh dan keseimbangan hormon.
Jika tubuh anak terlalu panas, hipotalamus akan mengirim sinyal untuk berkeringat, sedangkan jika terlalu dingin, tubuh akan mulai menggigil untuk menghasilkan panas.
Hipotalamus penting untuk menjaga kesehatan dan keseimbangan tubuh si Kecil agar ia tetap aktif dalam kegiatan sehari-hari.
7. Kelenjar Pituitari
Kelenjar pituitari adalah bagian kecil sebesar kacang polong dalam otak yang berfungsi sebagai pengatur hormon pertumbuhan. Hormon yang dihasilkan membantu anak tumbuh lebih tinggi dan mengembangkan organ tubuh dengan baik.
Kelenjar pituitari juga mengontrol kadar gula dan keseimbangan cairan dalam tubuh. Fungsi otak ini berperan besar dalam perkembangan fisik dan pubertas anak di kemudian hari.
Kelenjar pituitari yang sehat akan memastikan anak tumbuh dengan optimal sesuai usianya.
Cara Otak Anak Bekerja di Masa Pertumbuhan
Pada usia 3 tahun, otak anak memiliki sekitar 1000 triliun sinapsis (pembentukan koneksi antar sel otak) yang akan diseleksi seiring pertumbuhan.
Pengalaman dan lingkungan berperan besar dalam membentuk jalur saraf yang menjadi dasar perkembangan kognitif di masa depan.
Sedangkan, neuroplastisitas memungkinkan otak anak membentuk dan mengubah jalur saraf berdasarkan pengalaman serta pembelajaran baru.
Di tahun awal kehidupan, otak anak berkembang pesat dengan menciptakan jutaan koneksi setiap detik, termasuk memori bawah sadar yang mulai terbentuk sejak beberapa bulan setelah lahir.
Baca Juga: Manfaat Decision Making Skill untuk Anak dan Cara Melatihnya
Perkembangan Fungsi Otak Berdasarkan Usia
Selanjutnya, Mama perlu tahu perkembangan kemampuan otak berdasarkan usia anak di bawah ini:
1. Usia 1-2 Tahun
Pada 2 tahun pertama kehidupan, fungsi otak anak berkembang pesat dalam membangun keterampilan dasar.
Anak mulai mengenal dunia sekitar melalui eksplorasi, interaksi sosial, serta perkembangan bahasa dan emosi.
Mereka mulai memahami pola komunikasi dengan meniru suara dan gerakan orang di sekitarnya.
Anak mulai membentuk ikatan emosional dengan orang tua dan pengasuhnya, yang penting untuk perkembangan psikologisnya.
2. Usia 2-3 Tahun
Pada usia 2-3 tahun, perkembangan sosial, kognitif, dan perilaku anak semakin cepat.
Dari hanya bisa mengucapkan kata-kata sederhana, mereka mulai menyusun kalimat lebih kompleks dengan menambah 2-3 kata baru setiap hari.
Anak juga mulai lebih mandiri, mengembangkan keterampilan motorik seperti berjalan, berlari, dan bereksperimen dengan benda di sekitarnya.
Bagian otak yang bertanggung jawab terhadap pendengaran semakin berkembang dan akan menyesuaikan dengan bahasa yang sering didengar anak.
3. Usia 3-5 Tahun
Periode 3-5 tahun sangat penting bagi perkembangan bahasa anak. Kosakata mereka berkembang pesat, dari sekitar 55 kata di usia 16 bulan menjadi lebih dari 500 kata di usia 30 bulan.
Anak mulai dapat mengikuti dua aturan sekaligus saat menyelesaikan tugas dan semakin memahami instruksi yang diberikan oleh orang dewasa.
Saat memasuki usia 5 tahun, mereka bisa mengalihkan fokus sesuai dengan situasi yang dihadapi dan mulai bisa mengontrol impuls mereka.
Perkembangan fungsi otak ini memungkinkan si Kecil untuk menyelesaikan tugas yang lebih rumit serta memahami aturan sosial di lingkungan sekolah dan rumah.
Baca Juga: 18 Ciri-Ciri Anak Pintar yang Bisa Dideteksi Sejak Dini
Cara Mengoptimalkan Perkembangan Otak Anak
Berikut berbagai cara mengoptimalkan perkembangan otak anak yang bisa Mama coba di rumah:
1. Permainan Edukatif
Permainan seperti puzzle, balok susun, atau mencocokkan warna dan bentuk dapat merangsang fungsi otak dan kemampuan berpikir anak.
Misalnya, saat bermain di luar, ajak anak menyortir batu berdasarkan ukuran atau warna.
Selain melatih logika, aktivitas ini juga meningkatkan kemampuan perencanaan, menyelesaikan masalah, dan mengenal pola.
2. Membaca Buku
Membacakan buku kepada anak sejak dini membantu perkembangan bahasa dan komunikasi mereka.
Meskipun belum bisa membaca, anak akan mulai mengenali hubungan antara kata yang didengar dan gambar yang dilihat.
Mengulangi buku yang sama juga dapat memperkuat pemahaman mereka terhadap kata-kata baru.
3. Bermain Peran (Role Play)
Anak-anak senang meniru perilaku orang dewasa, seperti memasak atau merawat boneka.
Bermain peran membantu mereka memahami dunia sekitar dan mengembangkan keterampilan sosial.
Mama dan Papa dapat berpartisipasi dengan menambah narasi agar permainan semakin menarik.
4. Bernyanyi dan Menari
Lagu-lagu dengan gerakan tangan atau perubahan tempo dapat membantu anak mengembangkan koordinasi dan daya ingat.
Lagu seperti "Kepala, Pundak, Lutut, Kaki" atau "Balonku" memberikan stimulasi sensorik sekaligus melatih keterampilan motorik mereka.
5. Sensory Play
Aktivitas yang melibatkan panca indera, seperti bermain dengan pasir, cat jari, atau air, dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak.
Sensory play akan melatih kemampuan menggenggam, mendorong, menarik, atau mengangkat benda.
Permainan sensori juga membantu membangun koneksi saraf di jalur otak anak, yang dapat membantu anak menyelesaikan tugas-tugas yang rumit.
Orang tua dapat menyediakan wadah berisi bahan seperti beras, pasta, kacang, kapas, kancing, atau pom-pom untuk eksplorasi sensorik.
Baca Juga: Manfaat Brain Gym & Gerakannya untuk Stimulasi Otak Anak
6. Minta Anak Bercerita
Untuk mengoptimalkan fungsi otak anak, coba ajak mereka berbagi cerita, Ma! Mengajak anak menceritakan pengalaman membantu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan komunikasi.
Mama bisa mencatat cerita anak dan membiarkan mereka menggambar ilustrasi. Permainan bercerita bergantian juga mengajarkan si Kecil cara mendengarkan dan memahami alur cerita.
7. Eksplorasi Alam
Bermain di luar rumah, seperti berlari, bermain pasir, main ayunan, atau mengayuh sepeda, tidak hanya baik untuk fisik tetapi juga untuk perkembangan otak.
Aktivitas ini melatih koordinasi, keseimbangan, dan kesadaran lingkungan. Biarkan anak menjelajahi alam untuk merangsang rasa ingin tahu mereka.
8. Batasi Screen Time
Screen time berlebihan berdampak negatif pada perkembangan bahasa, keterampilan sosial, perkembangan motorik halus, dan kemampuan pemecahan masalah anak.
IDAI merekomendasikan anak usia 2-5 tahun hanya menonton tayangan berkualitas maksimal 2 jam per hari.
Interaksi langsung dengan orang tua dan teman lebih efektif dalam membangun koneksi saraf di otak.
9. Ajarkan Cara Menyusun Rencana
Melatih anak menyusun rencana harian membantu mereka berpikir lebih terstruktur.
Kegiatan sederhana seperti menyusun mainan, membantu pekerjaan rumah, atau menyiapkan baju sendiri bisa menjadi latihan yang menyenangkan.
Dengan cara ini, anak belajar bertanggung jawab, memahami instruksi, menjadi lebih percaya diri, dan mengembangkan keterampilan berpikir logis sejak dini.
10. Dukung dengan Nutrisi Penting untuk Otak
Tak hanya aktivitas, asupan makanan juga penting bagi perkembangan otak si Kecil. Nutrisi yang mendukung otak adalah protein, zinc, zat besi, kolin, folat, iodin, omega-3, vitamin A, D, B6, dan B12.
Nutrisi-nutrisi tersebut bisa didapatkan dari ikan, telur, seafood, daging sapi rendah lemak, sayuran hijau, yogurt, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Selain itu Mama bisa melengkapi nutrisi si Kecil dengan memberikannya susu pertumbuhan Nutrilon Royal 3.
Nutrilon Royal 3 satu-satunya susu pertumbuhan yang dirancang secara saintifik dengan Double Biotics FOS:GOS dan DHA EPA yang lebih tinggi, menjadikannya nutrisi optimal sebagai "The Formula For Winning Child". Teruji klinis perkuat imunitas dan bantu maksimalkan inteligensinya, persiapkan anak untuk menang.
Dengan memahami fungsi otak anak dan setiap bagiannya bekerja, Mama dapat memberikan stimulasi yang tepat untuk mendukung perkembangan anak secara optimal.
Bergabunglah menjadi member Nutriclub agar Mama mendapat lebih banyak informasi mengenai cara meningkatkan kecerdasan dan kemampuan kognitif anak. Yuk, dukung anak jadi pemenang!