Loading...
Ilustrasi anak minum obat setelah minum susu - Nutriclub
Nutrisi

Bolehkah Minum Obat Setelah Minum Susu?

Disusun oleh: Tim Penulis

Diterbitkan: 03 Juli 2024


  • Apakah Habis Minum Susu Boleh Minum Obat?
  • Aturan Minum Obat yang Tepat
  • Hal Lain yang Perlu Diperhatikan

Minum obat setelah minum susu, apakah boleh? Seringkali ini membingungkan para Mama. Untuk mengetahui jawabannya, simak penjelasan di bawah, ya.

Apakah Habis Minum Susu Boleh Minum Obat?

Minum obat setelah minum susu, mungkin jadi strategi Mama agar si Kecil mau menelan obat yang rasanya dianggap tidak enak.

Namun beberapa jenis obat diketahui tidak disarankan dikonsumsi bersamaan dengan produk susu dan olahannya, termasuk yogurt dan keju.

Ini karena kandungan kalsium, magnesium dan/atau zat besi pada produk susu yang bisa mengurangi efektivitas obat. Kandungan tersebut dinilai dapat mengganggu penyerapan dan mengurangi bioavailabilitas obat.

Mengingat adanya kandungan mineral ini, setidaknya tunggulah selama 2 jam setelah minum susu, terlebih untuk jenis obat berikut:

  • Antibiotik seperti tetrasiklin, kuinolon, propranolol, merkaptopurin

  • Obat anti inflamasi non-steroid, digitalis, amiloride, omeprazole, spironolactone dan ranitidine.

Baca Juga: 7 Cara Menurunkan Demam pada Anak Secara Alami Tanpa Obat

Aturan Minum Obat yang Tepat

Susu dan obat sejak dulu tidak disarankan untuk dikonsumsi bersamaan pun berdekatan, sebab dapat memengaruhi pengobatan. Saat anak sakit, simak lagi aturan minum obat yang tepat ini:

1. Konsumsi Sesuai Dosis dan Tidak Terburu-buru

Pastikan Mama hanya memberikan dosis seperti yang telah diresepkan dokter. Memberinya dosis lebih tanpa sepengetahuan dokter, tidak akan juga mempercepat kesembuhannya.

Periksa lagi angka petunjuk dan dosis dengan teliti, sebelum berikan obat pada anak. Ketika kita sedang terburu-buru, bukannya tidak mungkin angka ‘½’ terlihat seperti angka ‘2’.

2. Perhatikan Waktu Konsumsi Obat

Ada obat yg diresepkan diberikan 1 hingga 3 kali/ hari. Pastikan Mama memberikan takaran sesuai yang dituliskan, agar kerja obat dapat optimal.

Selain itu, penting juga memperhatikan apakah obat dikonsumsi sebelum atau setelah makan.

3. Mengenali Jenis Obat yang Harus Dihabiskan

Saat si Kecil tampak sudah membaik, mungkin timbul keinginan Mama untuk tidak melanjutkan minum obat.

Beberapa jenis obat memang diketahui tidak perlu dihabiskan saat keluhan mereda, namun jenis obat tertentu seperti antibiotik harus dihabiskan.

Sebab jika tidak, dikhawatirkan infeksi dapat muncul kembali.

4. Perlakukan Obat dengan Tepat

Perlakukan obat sesuai instruksi. Contohnya ‘kocok sebelum diminum’, artinya obat perlu dikocok sebelum diberikan pada anak agar semua bahan dalam obat terdistribusi merata.

Selain itu juga suhu penyimpanan obat. Hindari menyimpan di kulkas, bila yang tertulis di kemasan adalah suhu ruang.

5. Gunakan Alat Takar dengan Benar

Untuk memastikan ketepatan dosis maka Mama harus menggunakan alat takar yang tepat juga. Khusus untuk obat cair, gunakanlah alat bantu yang biasanya ada dalam kemasan obat.

Alat takar obat cair untuk anak umumnya berupa sendok, pipet, gelas kecil, dan alat suntik oral. Cara menggunakan alat takar pun harus Mama pahami dengan benar.

Misalnya saja sendok obat, Mama harus tahu persis di mana garis 2,5 cc, 5 cc, dan 10 cc. 

Baca Juga: Nutrisi untuk Tingkatkan Daya Tahan Tubuh Anak

Susu Nutrilon 3

Daripada minum obat setelah minum susu, beberapa jenis obat diketahui memang bisa dicampurkan dengan jus atau air dengan sedikit rasa manis, agar si Kecil mau meminumnya.

Tidak usah banyak-banyak, cukup campurkan obat dengan 1-2 sendok saja

Hal Lain yang Perlu Diperhatikan

Beberapa hal lain yang perlu Mama perhatikan, antara lain:

  • Sampaikan pada dokter bila anak memiliki riwayat alergi tertentu.

  • Segera bawa ke dokter jika ada reaksi alergi setelah minum obat.

  • Hindari terapkan resep dan dosis obat sebelumnya pada si Kecil jika kemudian hari ia mengalami sakit yang sama.

  • Pahami obat-obatan yang tidak boleh diberikan kepada anak tanpa resep dokter.

  • Simpan obat di tempat aman pada wadah aslinya dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.

  • Perhatikan tanggal kadaluarsa obat yang kemasannya belum dibuka.

Itulah yang perlu Mama pahami perihal minum obat setelah minum susu. Mama juga bisa memanfaatkan layanan Nutriclub Expert Advisor untuk mendapatkan informasi penting lainnya seputar tumbuh kembang si Kecil.

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Mama
  1. Orlando Clinic Research Center News. (2016, September 26). How Does The Body Metabolize Medication? Ocrc.net. https://ocrc.net/how-does-the-body-metabolize-medication/

  2. Redirect Notice. (2024). Google.com. https://www.google.com/url?q=https://www.healthhub.sg/live-healthy/of-drugs-food-and-drink%23:~:text%3DSome%2520medicines%2520should%2520not%2520be,the%2520efficacy%2520of%2520such%2520medicine&sa=D&source=docs&ust=1717496545363921&usg=AOvVaw0Ke6B4bRilhSAQuFkzu_N8

  3. Reis, A., & Joaquim, J. (2015). Drug Interaction With Milk and The Relevance of Acidifying/Alkalizing Nature of Food. Clinical Therapeutics, 37(8), e67–e68. https://doi.org/10.1016/j.clinthera.2015.05.202

  4. Medicines: Using Them Safely (for Parents). (2023). Kidshealth.org. https://kidshealth.org/en/parents/medication-safety.html#:~:text=For%20example%2C%20antibiotics%20kill%20bacteria,the%20infection%20could%20come%20back

  5. Medicine: How to Give by Mouth. (2024). Nationwidechildrens.org. https://www.nationwidechildrens.org/family-resources-education/health-wellness-and-safety-resources/helping-hands/medicine-how-to-give-by-mouth

  6. Dana Dubinsky. Diakses 29 Mei 2024. How to give medicine to your child safely and effectively. Babycenter.com. https://www.babycenter.com/health/medicine-and-first-aid/how-to-give-medicine-to-your-child-safely-and-effectively_11401

  7. Colleen de Bellefonds. (2022, October 19). Children's Medication Safety Tips and Guidelines. Whattoexpect.com. https://www.whattoexpect.com/family/childrens-health-and-safety/medication-safety-guidelines-tips

  8. Oman Medical Journal. Food Drugs Interaction. 2011 Mar; 26(2): 77–83. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3191675/

Artikel Terkait