Loading...

Riwayat Pencarian

Pencarian Populer

burger menu
kenali-lebih-dekat-seputar-stres-pada-balita_large
Kesehatan

Stres pada Anak: Penyebab, Tanda, dan Cara Menanganinya

Article Oleh : Febriyani Suryaningrum 15 Januari 2020

Belum banyak orang tua yang mengerti bahwa anak-anak ternyata juga dapat merasakan stres. Bedanya, stres pada anak-anak lebih berwujud perubahan sikap yang tiba-tiba, misalnya tidak nafsu makan, mengompol, tidak bisa tidur, merasa takut, munculnya perilaku negatif, hingga mengeluh sakit atau tidak enak badan tanpa alasan yang jelas.

Apabila stres negatif pada anak terjadi secara berkepanjangan, imun dan tumbuh kembangnya dapat terganggu. Tentu Mama tidak ingin hal ini terjadi pada si Kecil. Oleh karena itu, Tim Ahli Nutriclub ingin mengajak Mama mengenal lebih dekat tentang stres pada anak melalui ulasan di bawah ini.

Dampak Stres pada Anak

Stres adalah bentuk respon tubuh yang umum terjadi ketika mendapatkan stimulus secara berlebihan sehingga si Kecil merasa tertekan dan kewalahan dalam menanganinya. 

Stres psikologis pada anak-anak pernah diteliti terkait dengan perubahan respon imun dan mungkin berdampak pada perkembangan penyakit imunologi. Studi ini menemukan bahwa anak-anak yang tinggal dalam lingkungan dengan tekanan psikologis tinggi menunjukkan kekebalan tubuh yang rendah.

Baca juga: Kenali Fase Terrible Two pada Anak dan Cara Mengatasinya

Penyebab Stres pada Anak

Pada umumnya, stres pada anak disebabkan oleh kondisi apapun yang menuntut anak untuk beradaptasi atau berubah. Selain itu ada banyak faktor lain yang dapat memicu stres pada anak, antara lain: 

  • Berada pada situasi yang baru.

  • Harus berpisah dari orang tua. 

  • Terlalu banyak keinginannya yang tidak tercapai.

  • Menunggu terlalu lama. 

  • Mainannya tiba-tiba rusak. 

  • Dipaksa mengerjakan sesuatu yang tidak ia sukai atau diluar kebiasaannya. 

  • Berbeda pendapat dengan Kakak, Adik, atau teman.

  • Bergantinya pengasuh.

  • Khawatir tentang nilai dan tugas sekolah.

  • Terlalu banyak tanggung jawab seperti sekolah dan harus mengalah pada adik.

  • Memiliki masalah dengan teman seperti bullying.

  • Pindah rumah.

  • Pindah sekolah.

  • Memiliki penilaian yang buruk terhadap diri-sendiri.

  • Terjadi perubahan bentuk tubuh yang drastis.

  • Melihat orang tua berpisah.

  • Merasakan dampak masalah keuangan dalam keluarga.

  • Tinggal di lingkungan yang tidak nyaman dan tidak aman.

Peristiwa di atas dianggap kerap kali dianggap sederhana bagi orang dewasa. Akan tetapi, pada anak-anak, dapat menimbulkan tekanan dan perasaan overwhelmed berkepanjangan. Bahkan sekedar perubahan kecil saja sebenarnya dapat mempengaruhi perasaan anak. 

Tanda-Tanda Stres pada Anak

Mama sangat dianjurkan untuk meluangkan waktu dalam mencurahkan perhatian, kasih sayang, dan mempererat hubungannya dengan si Kecil. Jangan lupa juga untuk berikan perhatian ekstra dalam sikap dan kebiasaan sehari-harinya. 

Apabila Mama menjumpai perubahan sikap dan gangguan fisik yang cukup signifikan, coba perhatikan si Kecil dengan lebih seksama lagi ya, Ma. Bisa jadi ia sedang merasa kewalahan dalam menghadapi situasi tertentu. 

Berikut tanda stres pada anak yang perlu Mama ketahui: 

  • Mudah tersinggung dan mudah marah.

  • Kesulitan tidur dan mimpi buruk

  • Gangguan makan dan sering mengompol.

  • Mengeluh sakit kepala dan sakit perut.

  • Ketakutan dan kecemasan yang berlebihan.

  • Mengisolasi diri dari keluarga dan lingkungan sekitar.

  • Menjadi cengeng atau mudah berkelahi.

  • Perubahan sikap seperti suka menggigit, menendang dan tidak mendengarkan saat diajak bicara.

  • Menjadi bergantung kepada orang tua atau pengasuh.

  • Menjadi sangat malas atau menjadi sangat aktif.

Baca juga: Cara Mengasah Kemampuan Pemecahan Masalah Anak Sejak Dini

Cara Menangani Stres pada Anak 

Apabila Mama menemukan tanda-tanda stres pada anak seperti yang telah di jelaskan, jangan bereaksi terlalu berlebihan, ya, Ma. 

Kalau Mama terlalu khawatir dan terlihat panik, si Kecil akan semakin merasa tidak aman dan tidak nyaman. Akibatnya, rasa stresnya akan semakin meningkat.

Mama lebih baik menenangkan diri terlebih dahulu dengan menarik beberapa nafas panjang. Kemudian, segeralah mencari tahu sumber permasalahan dan membantu si Kecil merasa lebih baik dengan mengurangi situasi yang membuatnya tidak nyaman.

Beberapa hal berikut dapat Mama lakukan untuk membantu mengatasi stres si Kecil:

1. Mencari Tahu Penyebab Stres

Langkah pertama yang perlu Mama ambil ketika si Kecil mengalami stres adalah mencari tahu penyebabnya. Telusuri kembali aktivitas dan kejadian apa saja yang dialami hari ini dengan meminta anak bercerita.  

Cobalah bertanya pada anak dengan nada lembut tentang: 

  • Nak, hari ini melakukan apa saja?

  • Apa yang Adik rasakan dan pikirkan saat melakukan aktivitas itu? 

Sembari menanyakan aktivitas tersebut, Mama dapat menelisik pola reaksi anak. Perhatikan mana yang sekiranya membuat mereka merasa tidak nyaman dan tertekan. 

Begitu Mama dan si Kecil berhasil mengidentifikasi hal yang membuat si Kecil stres, ajak si Kecil untuk membicarakan cara mencegah atau menanggulangi rasa stres saat ia harus menghadapi hal yang sama.

2. Menyediakan Tempat Aman

Penting bagi orang tua dan pendidik untuk menyediakan tempat aman yang dapat membantu anak-anak mengatasi stres dengan lebih baik.  

Dalam tempat aman ini, anak-anak dapat berbicara dengan bebas tentang perasaan dan masalah yang mereka hadapi tanpa takut dihakimi. Komunikasi terbuka dan penuh pengertian dari orang dewasa di sekitarnya akan membantu mengurangi beban emosional yang mereka rasakan. 

Selain itu, menciptakan lingkungan yang menenangkan dengan kehadiran warna-warna lembut, mainan favorit, atau hobi yang disukai untuk membantu mengalihkan perasaan stres anak ke hal-hal positif.

Baca juga: 8 Rekomendasi Mainan Edukasi untuk Anak Usia 2 Tahun

3. Respon Anak dengan Kasih Sayang

Jangan memarahi atau menyalahkan anak yang tertekan oleh hal yang Mama anggap sederhana, ya. 

Ketika anak kewalahan dalam menghadapi hari-harinya hingga mengalami stres, ia sangat memerlukan waktu, perhatian, dan kasih sayang ekstra dari Mama. 

Jadi, biarkan anak mengungkapkan perasaannya dan jadilah pendengar yang baik. Tanggapi ucapan anak dengan lembut. 

Dengan begitu, di masa depan, setiap kali mengalami ketidaknyamanan atau tekanan berlebih, si Kecil tidak akan ragu untuk datang pada Mama dan meminta pertolongan. Ia akan pulang ke rumah yang tepat, bukan malah mencari pelarian kepada hal-hal yang negatif.

4. Bangun Kepercayaan Diri si Kecil

Anak sangat mudah berpikir negatif tentang dirinya sendiri saat merasa tertekan. Mungkin si Kecil akan mulai mengatakan bahwa ia tidak bisa mengerjakan apapun dengan baik, ia tidak menyukai dirinya sendiri, hingga ketakutan untuk pergi bermain keluar rumah. 

Orang tua mana pun pasti merasa patah hati ketika mendengar anak yang dikasihinya berkata demikian. Namun, Mama tidak perlu khawatir berlebihan. 

Mama dapat menanyakan hal apa yang membuat si Kecil merasa demikian. Kemudian ingatkan si Kecil tentang hal-hal yang berhasil ia lakukan dengan baik. 

Contohnya ia sangat kesulitan belajar main musik hingga merasa sangat tertekan. Namun, ia lupa kalau ia sangat pintar berenang. Mama dapat menceritakan proses si Kecil belajar berenang hingga jago seperti sekarang. 

Penguatan positif tersebut akan bantu si Kecil kembali percaya diri dan kedepannya dapat menghadapi kondisi menyetreskan dengan lebih baik. 

Baca juga: 5 Cara Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak Usia Dini

5. Biarkan Anak Membuat Pilihan

Agar kedepannya si Kecil dapat mengatasi kondisi stressful dengan lebih baik, Mama dapat memberikan kesempatan pada anak untuk membuat pilihan sendiri dalam hal-hal yang sederhana. 

Misalnya Mama memberikan kesempatan pada si Kecil untuk memilih destinasi liburan, mau ke pantai atau ke mall. Atau memilih menu makan malam keluarga seperti pasta atau tumis daging. 

Pastikan Mama memberikan pilihan terbatas dan memungkinkan untuk diwujudkan. Tidak membahayakan si Kecil atau melanggar norma yang berlaku. 

Membuat pilihan sendiri membuat si Kecil mengerti bahwa memiliki kemampuan untuk mengontrol beberapa hal dalam hidupnya. Salah satunya adalah mengontrol bagaimana ia bereaksi terhadap suatu tekanan. 

6. Terapkan Pola Hidup Sehat

Pola makan yang baik, tidur yang berkualitas, dan kecukupan bergerak aktif adalah salah satu cara terbaik untuk meredakan stres pada anak. 

IDAI menyarankan anak-anak untuk bergerak secara aktif setidaknya 60 menit per hari. Mama dapat mengajak si Kecil memainkan permainan yang memerlukan gerakan fisik untuk memenuhi kebutuhan tersebut. 

Sedangkan untuk kebutuhan tidur, anak usia membutuhkan waktu tidur selama:  

  • Usia 1-2 tahun : 12 jam.

  • Usia 3-6 tahun : 11-12 jam.

  • Usia 6-12 tahun : 10-11 jam.

Baca juga: 10 Jenis Olahraga yang Baik untuk Tumbuh Kembang Anak

7. Menjadi Role Model

Terakhir, Mama dan Papa sebagai orang terdekat si Kecil, perlu memberikan contoh nyata tentang bagaimana cara menghadapi stres. 

Mam bisa mulai dengan menceritakan bagaimana cara Mama menghadapi suatu kondisi yang penuh dengan tekanan. Contohnya:

“Mama dulu stres sekali ketika harus pindah kantor. Mama kepikiran sampai tidak bisa tidur. Tapi kemudian Mama ingat, stres berlebihan tidak akan membuat Mama menjadi lebih baik.”

“Jadi, daripada terlalu memikirkan tentang kondisi kantor baru, mengira-ngira teman-temannya baik atau tidak, dan lain sebagainya, Mama memutuskan untuk menyiapkan apa yang Mama butuhkan sebaik mungkin.”

“Mama masukkan laptop dan dokumen penting ke dalam tas, menyiapkan baju yang akan dipakai besok supaya merasa lebih percaya diri, dan berusaha tidur lebih awal supaya tidak kesiangan.”

Ketika melihat orang tuanya mampu menghadapi suasana penuh tekanan dengan tenang si Kecil akan berpikir bahwa semua masalah memiliki jalan keluar. Jadi, kita tidak perlu takut berlebihan. 

Jangan lupa gunakan bahasa yang sederhana sehingga mudah untuk dipahami anak-anak, ya, Ma. 

Itulah beberapa informasi dasar mengenai stres pada anak yang dapat kami sampaikan kepada Mama dalam kesempatan kali ini. 

Apabila masih memiliki pertanyaan mengenai stres pada anak atau ingin berkonsultasi terkait  perkembangan anak lainnya, Mama bisa langsung menghubungi tim Nutriclub Expert Advisor, ya!

  1. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. (2022). Kemkes.go.id. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/223/stres-pada-anak

  2. What is stress? (2022). Unicef.org. https://www.unicef.org/parenting/mental-health/what-is-stress

  3. Stress in childhood: MedlinePlus Medical Encyclopedia. (2020). Medlineplus.gov. https://medlineplus.gov/ency/article/002059.htm#:~:text=Childhood%20stress%20can%20be%20present,or%20death%20in%20the%20family.

  4. IDAI | Aktivitas Fisik Pada Anak. (2016). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/aktivitas-fisik-pada-anak

  5. IDAI | Pola Tidur Pada Anak. (2015). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/pola-tidur-pada-anak

comment-icon comment-icon