- Pembahasan dalam artikel :
- Penyebab Stres Pada Balita
- Tanda-Tanda Stres Pada Balita
- Cara Tepat Menghadapi Balita Stress
Stres pada balita dapat menyebabkan perubahan sikap si Kecil, seperti sensitif, mudah tersinggung, marah, lemas dan malas.
Stres dapat dialami oleh anak-anak maupun orang dewasa. Stres juga merupakan bentuk respon tubuh terhadap tuntutan dari lingkungan, hubungan antar manusia, dan persepsi diri sendiri. Stres sendiri terbagi menjadi dua: good stress dan bad stress. Good stress merupakan kondisi stres yang dapat menimbulkan semangat dan motivasi untuk menghadapi sesuatu dengan baik. Sedangkan bad stress merupakan kondisi mekanisme tubuh yang kewalahan menghadapi tekanan, sehingga tidak dapat menghadapi sesuatu dengan baik. Kenali lebih dekat seputar masalah stres pada balita dari Tim Ahli Nutriclub.
Penyebab Stres Pada Balita
Sebagian orang mungkin mengira bahwa masa kanak-kanak merupakan masa yang riang, penuh keceriaan, dan tanpa tanggung jawab. Pada kenyataannya, sebuah studi mengatakan bahwa banyak anak-anak mengalami stres dan kesulitan dalam menanganinya. Penyebab stres pada balita adalah kondisi-kondisi yang ada di sekitarnya. Stres ini bisa terjadi setiap hari di rumah, hingga di tempat penitipan anak atau sekolah.
Kondisi stres yang sering dialami oleh si Kecil dipicu oleh beberapa hal seperti:
- Tidak mendapatkan apa yang diinginkan,
- Menunggu terlalu lama
- Mainan yang tiba-tiba rusak.
Kondisi lain yang juga dapat menjadi pemicu stres pada si Kecil diantaranya seperti:
- Dipaksa mengerjakan sesuatu,
- Berada di situasi yang baru,
- Terlalu banyak keinginan yang tidak tercapai,
- Terpisah dengan orang tua,
- Berbeda pendapat dengan saudara,
- Bergantinya pengasuh
Selain penyebab stres sehari-hari, ada pula penyebab stres pada balita yang dapat memengaruhi si Kecil dalam jangka waktu lama, seperti ekspektasi berlebihan yang tidak dapat terpenuhi, konflik serius dengan anggota keluarga, perceraian, kematian, dan bullying.
Did you know?
”Bagi kebanyakan balita, tantrum biasanya terjadi sebagai ekspresinya dalam mengutarakan kemarahan, kekecewaan, atau keinginan yang tidak tercapai. Ketahui selengkapnya di sini.“
LIHAT LENGKAP
Tanda-Tanda Stres Pada Balita
Ibu sangat dianjurkan untuk meluangkan waktu dalam mencurahkan perhatian, kasih sayang dan mempererat hubungannya dengan si Kecil. Ibu harus memberikan perhatian ekstra dalam memperhatikan sikap dan kebiasaan si Kecil sehari-hari. Pada balita yang mengalami stres, akan terjadi perubahan sikap seperti mengisolasi diri dari lingkungan sekitarnya, si Kecil menjadi sensitif, mudah tersinggung, mudah marah, lemas, malas dan berespon berlebihan pada sesuatu. Beberapa sikap balita yang sering ditunjukkan saat mengalami stres adalah:
- Mudah tersinggung dan mudah marah
- Kesulitan tidur dan mimpi buruk
- Gangguan makan dan sering mengompol
- Mengeluh sakit kepala dan sakit perut
- Ketakutan dan kecemasan yang berlebihan
- Mengisolasi diri dari keluarga dan lingkungan sekitar
- Menjadi cengeng atau mudah berkelahi
- Perubahan sikap seperti suka menggigit, menedang dan tidak mendengarkan saat diajak bicara
- Menjadi bergantung kepada orang tua atau pengasuh
- Menjadi sangat malas atau menjadi sangat aktif
Cara Tepat Menghadapi Balita Stress
Terkadang tidak mudah untuk mengetahui si Kecil yang mengalami stres. Peran Ibu sangat penting dalam memperhatikan tiap perubahan sikap si Kecil. Bila menemui tanda-tanda tersebut, janganlah marah atau bereaksi secara berlebihan. Namun, segeralah untuk mencari tahu sumber permasalahan dan membantu si Kecil merasa lebih baik dengan mengurangi situasi yang membuatnya tidak nyaman.
Beberapa hal berikut dapat Ibu lakukan untuk membantu mengatasi stres si Kecil, seperti:
- Perhatikan perubahan sikap dan kebiasaan si Kecil. Kerjasama antara orang tua, anggota keluarga lain, guru dan pengasuh sangat diperlukan untuk dapat mengetahui perubahan sikap dan kebiasaan pada si Kecil.
- Berusaha memahami bahwa ketidaknyamanan yang dirasakan si Kecil kemungkinan berasal dari stres yang dialaminya, contohnya sering mengeluhkan sakit kepala atau sakit perut pada kegiatan-kegiatan tertentu seperti berangkat ke sekolah.
- Jangan mudah marah dengan sikap dan kebiasaan si Kecil yang berubah menjadi buruk. Tetap sabar dan berikan contoh yang baik kepada si kecil.
- Perhatikan cara si Kecil berinteraksi dengan teman-temannya atau orang di sekitarnya.
- Dengarkan dan pahami si Kecil. Balita atau anak-anak akan sulit untuk memyampaikan secara verbal jenis stres yang dialaminya, sehingga meraka sering mengucapkan kata-kata yang buruk mengenai dirinya, orang lain, barang ataupun situasi, seperti "Aku bodoh!", "Mereka tidak menyukaiku", dan "Ini tidak menyenangkan!".
- Luangkanlah waktu untuk si Kecil agar Ibu dapat bermain dengannya. Beritahu dengan lembut bahwa Ibu menyayanginya dengan kata-kata dan perbuatan seperti ciuman dan pelukan.
- Atur kembali pola hidup si Kecil dengan memastikan ia memiliki waktu bermain yang cukup, makanan yang bergizi, perlakuan yang baik dan waktu tidur yang cukup antara 10-12 jam sehari.
- Carilah dukungan dari orang sekitar dan keluarga.
Bila Ibu kesulitan dalam menangani stres yang dialami si Kecil, ada baiknya Ibu segera berkonsultasi kepada ahlinya, seperti dokter atau psikolog anak agar stres dapat tertangani dengan baik dan tidak mengganggu tumbuh kembang si Kecil selanjutnya.
Expert Review by: dr. Daniel Surjadinata, Sp.