Loading...

Riwayat Pencarian

Pencarian Populer

burger menu
tips-memilih-kontrasepsi-yang-tepat_large
Kehamilan & Menyusui

Tips Memilih Kontrasepsi yang Tepat

Article Oleh : dr. Yashinta 15 Januari 2020

Selama Ibu dan suami masih ingin menjaga jarak antar kehamilan atau membuat keputusan untuk memiliki anak, maka kontrasepsi menjadi jalan untuk mencegah terjadinya kehamilan di luar perencanaan. Berikut ini adalah tips untuk memilih kontrasepsi yang tepat dari Tim Ahli Nutriclub.

Tips Memilih Kontrasepsi yang Tepat

Expert Review: dr. Merwin Tjahjadi, Sp.OG

Memiliki anak tentu merupakan dambaan Ibu dan suami, namun, perencanaan jumlah dan jarak kehamilan diperlukan demi mendukung perkembangan si Kecil yang optimal dan membentuk keluarga yang lebih sejahtera.

Pemilihan kontrasepsi yang tepat merupakan salah satu bentuk perencanaan. Terdapat berbagai metode kontrasepsi, untuk menentukan mana yang paling tepat untuk Ibu gunakan. Ketahui informasi lengkapnya di bawah ini:

Kontrasepsi Alamiah

Kontrasepsi alamiah merupakan metode kontrasepsi tanpa alat maupun hormon.
Jenis-jenis kontrasepsi alamiah:

  • Hubungan seksual terputus, metode mengeluarkan penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi.
  • Pantang berkala, menghindari hubungan seksual saat masa subur. Penghitungan masa subur dapat dilakukan dengan cara-cara di bawah ini: Siklus terpanjang dikurangi 11 dan siklus terpendek dikurangi 18. Diantara kedua waktu tersebut, hubungan seksual dihindari.

Contoh kontrasepsi alamiah:

  • Siklus 28 - 30 hari
  • Siklus terpanjang: 30 - 11 = hari 19
  • Siklus terpendek: 28 - 18 = hari 10
  • Maka senggama harus dihindari pada hari 10 - 19 siklus menstruasi dihitung dari hari pertama menstruasi.

Kelebihan dari kontrasepsi alamiah adalah biaya yang dikerluarkan murah dan tidak ada risiko kesehatan terkait kontrasepsi. Sementara itu, kekurangan dari kontrasepsi alamiah adalah tingkat kegagalannya cukup tinggi, bila tidak disiplin dan tidak dapat melindungi pasangan dari penyakit menular seksual (PMS).

Kondom

Kondom adalah sarung karet yang dipasang di penis selama berhubungan seksual berlangsung. Cara kerjanya adalah menghalangi terjadinya pertemuan antara sperma dan sel telur agar tidak terjadi pembuahan. Penggunaan kondom dipasang saat penis sedang ereksi dan dilepas sesudah berhubungan saat penis masih ereksi.

Kelebihan dari penggunaan alat kontrasepsi kondom, antara lain:

  • Efektivitas 88 - 89% bila digunakan dengan benar dan rutin
  • Dapat mencegah penularan penyakit menular seksual
  • Mudah didapatkan di tempat umum

Sementara itu, kekurangannya dari penggunaan alat kontrasepsi kondom adalah menganggu kenyamanan saat berhubungan seksual.

Did you know?

”Mencuci vagina atau douching bukan merupakan metode kontrasepsi yang efektif. Ketahui selengkapnya di sini.

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) adalah alat kontrasepsi yang dipasang dalam rahim dan mencegah kehamilan dengan mengganggu jalan masuk sperma ke saluran telur, mengentalkan cairan rahim sehingga mempersulit pergerakan sperma, serta mengganggu penempelan calon janin jika pembuahan masih terjadi. AKDR dikenal juga dengan nama spiral.

Kelebihan AKDR, antara lain:

  • Angka keberhasilan tinggi (0.6 - 0.8 kehamilan per 100 perempuan
  • Efektif segera setelah pemasangan
  • Jangka panjang (3 -  5 tahun)
  • Tidak mengganggu produksi ASI
  • Tidak mengganggu hubungan seksual

Kekurangan AKDR, antara lain:

  • Dapat menyebabkan terjadinya gangguan siklus menstruasi
  • Menstruasi menjadi lebih lama dan banyak
  • Nyeri menstruasi

Penggunaan AKDR disarankan bagi Ibu yang masih berusia reproduktif yang baru memiliki satu anak dan menginginkan kontrasepsi jangka panjang, tidak ingin menggunakan kontrasepsi hormonal, serta sedang menyusui. AKDR tidak boleh dipasang pada perempuan hamil, perempuan yang mengalami perdarahan di luar menstruasi yang penyebabnya belum diketahui, terdapat infeksi di organ reproduksi (Keputihan karena infeksi di masa kehamilan) dan daerah panggul, serta terdapat kanker saluran reproduksi.

Kontrasepsi Hormonal

Kontrasepsi hormonal bekerja dengan menekan pematangan sel telur,  mengentalkan lendir rahim dan menghambat pergerakan saluran telur. Terdapat dua jenis kontrasepsi hormonal:

Kombinasi estrogen dan progestin, tedapat bentuk pil dan suntik.

Pil Kombinasi, kelebihannya adalah efektivitasnya yang cukup tinggi (1 kehamilan per 1.000 perempuan), siklus menstruasi yang teratur, kesuburan segera kembali setelah penggunaan dihentikan. Kekurangan dari pil kombinasi, antara lain, harus diminum setiap hari (bisa lupa atau bosan), mengganggu produksi ASI, tidak disarankan untuk perempuan >35 tahun, merokok, atau hipertensi.

Suntikan Kombinasi

Kelebihan dari suntikan kombinasi adalah tingkat efektivitasnya tinggi (0.1 - 0.4 kehamilah per 100 perempuan), tidak mempengaruhi hubungan seksual di masa kehamilan, jangka panjang (1 atau 3 bulan), mengurangi jumlah perdarahan dan nyeri menstruasi. Kekurangan dari suntikan kombinasi antara lain dapat menyebabkan perubahan pola menstruasi, Ibu jadi perlu secara rutin datang ke fasilitas kesehatan untuk suntik ulang, kesuburan tidak segera kembali begitu pemakaian dihentikan, tidak untuk perempuan menyusui, >35tahun dan merokok, riwayat penyakit jantung, stroke, hipertensi.

Progestin, dapat berbentuk pil maupun implan

Kontrasepsi hormonal yang mengandung progestin saja memiliki efektivitas yang tinggi, tidak mengganggu produksi ASI, tidak berpengaruh pada hubungan seksual dan kesuburan akan segera kembali setelah penghentian penggunaan. Kekurangannya adalah akan terdapat gangguan siklus menstruasi, pada mini pill diperlukan kedisiplinan dalam meminum pil sedangkan pada implant bila ingin dihentikan tidak dapat dilakukan sendiri (harus dilakukan di fasilitas kesehatan).

Sterilisasi

Terdapat 2 jenis sterilisasi yaitu: vasektomi pada laki - laki dan tubektomi pada perempuan. Keduanya dilakukan dengan mengikat jalur keluar sperma maupun sel telur. Metode ini merupakan metode yang cocok bagi pasangan yang sudah tidak menginginkan anak lagi.

Jadi, tidak ada kontrasepsi yang terbaik. Yang terpenting adalah mengetahui kondisi dan harapan pasangan suami istri dengan penggunaan kontrasepsi ini, termasuk keterbatasan dari kondisi penerima kontrasepsi dan kesulitan dari pasangan suami istri terhadap metode kontrasepsi yang ada. Perlu perhatian khusus bila sebelumnya penerima alat kontrasepsi ada riwayat penyakit kronis.

  • Mansour D, Inki P, Gemzel-Danielsson K. Efficacu of Contraceptive Methods: A Review of The Literature.
  • BKKBN dan Kemenkes RI. Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Pasca Persalinan di Fasilitas kesehatan. Jakarta; 2012.
  • Hanifati S, Prasmusinto D. Kontrasepsi Alamiah. Dalam Kapita Selekta Kedokteran of Essentials Medicine. Edisi 4. Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014. hlm. 482
  • Hanifati S, Prasmusinto D. Kondom. Dalam Kapita Selekta Kedokteran of Essentials Medicine. Edisi 4. Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014. hlm. 482 - 3
  • Hanifati S, Prasmusinto D. AKDR. Dalam Kapita Selekta Kedokteran of Essentials Medicine. Edisi 4. Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014. hlm. 483
  • Hanifati S, Prasmusinto D. Kontrasepsi Hormonal. Dalam Kapita Selekta Kedokteran of Essentials Medicine. Edisi 4. Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014. hlm. 484 - 5
  • Hanifati S, Prasmusinto D. Sterilisasi. Dalam Kapita Selekta Kedokteran of Essentials Medicine. Edisi 4. Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014. hlm. 486
comment-icon comment-icon