Loading...

Riwayat Pencarian

Pencarian Populer

burger menu
perubahan-hormonal-yang-ibu-alami-selama-kehamilan_large
Kehamilan & Menyusui

Perubahan Hormonal yang Ibu Alami Selama Kehamilan

Article Oleh : dr. Kristian WG 15 Januari 2020

Review Expert: dr. Jimmy Panji W, Sp.OG

Ketika Mama memasuki masa kehamilan, tubuh akan melakukan berbagai usaha untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan janin di dalam tubuh Mama. Ketahui lebih banyak mengenai apa saja perubahan hormonal yang dialami selama kehamilan dari Tim Ahli Nutriclub.

Tubuh manusia memiliki mekanisme yang sangat baik dalam beradaptasi terhadap lingkungan luar maupun terhadap perubahan yang terjadi di dalam tubuh. Ada berbagai contoh, misalnya ketika Mama merasa kedinginan, maka tubuh akan mengigil. Mengigil merupakan salah satu usaha tubuh untuk menghasilkan panas yang pada akhirnya bertujuan untuk menghangatkan tubuh.

Adaptasi Tubuh dengan Fase Kehamilan

Pada masa awal kehamilan, tubuh Mama akan mengeluarkan hormon yang akan melonggarkan jaringan tertentu di tulang panggul. Ini menyebabkan panggul menjadi lebih luas, sehingga dapat menampung rahim yang membesar, sekaligus melapangkan jalan saat persalinan nanti.

Kadar hormon pada saat hamil dan tidak hamil tentu berbeda. Perbedaan ini diatur oleh mekanisme adaptasi tubuh. Sebelum membahas beberapa contoh perubahan hormonal yang dialami selama kehamilan, ada baiknya Mama memahami betul pengertian hormon. Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh sel-sel tertentu yang bekerja pada sel-sel tujuan yang peka terhadapnya.

Did you know?

”Perubahan hormon dan perubahan fisik selama kehamilan seringkali menimbulkan beberapa keluhan, seperti timbulnya ruam kulit. Ketahui selengkapnya di sini.“

Hormon-hormon Penting di Masa Kehamilan

Berikut adalah empat perubahan hormonal yang dialami selama kehamilan dan persalinan:

1. Progesteron

Hormon pada Ibu hamil ini sudah lazim bekerja pada tubuh perempuan saat tidak hamil. Progesteron meningkat pada tahapan tertentu dalam siklus menstruasi yang terjadi setiap bulan, namun peningkatannya akan menjadi lebih signifikan saat kehamilan. Tanda hormon progesteron meningkat adalah merasa mengantuk dan napsu makan bertambah.

Progesteron dihasilkan oleh turunan sel telur hingga tiga puluh lima hari pada saat kehamilan. Setelahnya, peran penghasil progesteron akan diambil alih oleh plasenta. Hormon ini akan terus meningkat hingga akhirnya menurun setelah persalinan. Progesteron menyebabkan otot polos menjadi lemas (relaksasi), termasuk otot polos di rahim dan membantu mencegah persalinan prematur.

Selain itu, progesteron juga berperan dalam membentuk sumbatan lendir di saluran leher rahim yang berguna untuk mencegah menjalarnya infeksi dari luar (post-labor infection) ke dalam kandungan.

2. Estrogen

Selain perannya dalam siklus menstruasi, hormon pada Ibu hamil ini, yaitu estrogen juga berperan dalam masa kehamilan dengan mempersiapkan rahim agar dapat menerima hormon oksitosin pada saat persalinan nantinya.

Pada minggu-minggu pertama kehamilan, kadar estrogen cukup rendah. Kemudian seiring waktu, kadarnya akan meningkat dan akan mencapai puncaknya pada hari-hari menjelang persalinan. Hormon ini juga ikut merangsang pertumbuhan payudara dan puting, yang nantinya akan membantu proses menyusui.

3. Prolaktin

Satu-satunya fungsi hormon prolaktin yang diketahui adalah perannya dalam memproduksi air susu ibu. Produksi hormon ini akan ditekan oleh otak saat sedang tidak hamil.

Pada masa kehamilan, jumlah sel yang menghasilkan hormon prolaktin akan banyak meningkat, sehingga berat kelenjar penghasil prolaktin menjadi 50% lebih berat dibanding saat tidak hamil. Akibatnya, kadar hormon ini dapat mendapai sepuluh kali lipat lebih tinggi dari biasanya.

Berkat kehadiran hormon ini, persediaan ASI terus dijaga. Kerja prolaktin dipengaruhi oleh kadar hormon estrogen.

4. Oksitosin

Oksitosin adalah hormon yang sangat berperan dalam kontraksi rahim. Oleh karena itu, kehadiran hormon ini sangat penting dalam proses persalinan. Hormon ini juga digunakan  dalam proses induksi persalinan.

Hormon ini juga dihasilkan tubuh setelah proses persalinan sebagai respon saat si Kecil menghisap puting. Sebenarnya si Kecil tidak dapat begitu saja menghisap puting untuk mendapatkan ASI. Diperlukan dorongan dari dalam payudara. Oksitosin merangsang kontraksi jaringan-jaringan di dalam payudara untuk memompa ASI keluar.

Itu tadi apa saja perubahan hormonal yang dialami selama kehamilan terjadi yang perlu Mama ketahui. Dengan mengetahui informasi di atas, Mama bisa lebih mengenali apa saja perubahan yang ada dalam tubuh Mama. 

  • Beckmann C. Obstetrics and gynecology. 6Th ed. Baltimore, MD: Lippincott Williams & Wilkins; 2010.
  • Stables D, Rankin J, Stables D. Physiology in childbearing. 3rd ed. Edinburgh: Baillière Tindall; 2010.
  • Bass P, Stump-Sutliff K. Progesterone [Internet]. University of Rochester Medical Center. 2015
  • Collins S, Arulkumaran S, Hayes K. Oxford Handbook of Obstetrics and Gynaecology. 3rd ed. UK: Oxford University Press; 2013.
  • Sherwood L. Human physiology. 4Th ed. Australia: Thomson/Brooks/Cole; 2012.
  • Cunningham F, Williams J. Williams obstetrics. 23rd ed. New York: McGraw-Hill Medical; 2010.
floating-icon