Loading...

Riwayat Pencarian

Pencarian Populer

burger menu
mitos-vs-fakta-olahraga-di-masa-hamil_large
Kehamilan & Menyusui

Mitos VS Fakta: Olahraga di Masa Hamil

15 Januari 2020

Dulu, saat memasuki masa kehamilan, ibu hamil diminta untuk mengurangi banyak kegiatan, salah satunya untuk menghindari olahraga. Namun kini fakta menunjukkan hal berbeda.

Dampak Positif Olahraga saat Hamil

Ibu hamil sangat disarankan untuk berolahraga, karena olahraga akan memberikan dampak positif baik bagi Ibu maupun bagi janin di dalam kandungan Ibu. 

" Ibu perlu memiliki fisik yang aktif di masa kehamilan. Hal ini akan memberikan manfaat yang sangat banyak, termasuk meningkatkan kualitas kehamilan Ibu dan mempermudah proses persalinan. Ini adalah solusi yang menguntungkan baik bagi Ibu maupun bagi janin," jelas seorang ahli kehamilan berisiko tinggi dan juru bicara di American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), Laura Riley, MD,.

Beberapa poin yang kami sajikan di bawah ini, akan menjelaskan apa yang aman dan tidak aman untuk dilakukan saat berolahraga di masa kehamilan. Namun, Ibu perlu konsultasikan pada dokter sebelum mengikuti berbagai kegiatan olahraga di masa kehamilan. Karena memang ada ibu hamil yang tidak bisa melakukan olahraga di masa hamil karena kondisi tertentu.

Did you know?

”Salah satu manfaat berolahraga di masa kehamilan adalah membantu meningkatkan perkembangan otak janin. Ketahui selengkapnya di sini.“

1. Mitos atau Fakta: Jangan Biarkan Detak Jantung Ibu Melebihi 130 Ketika Berolahraga Saat Hamil

Mitos. Pada dasarnya jangan gunakan target angka detak jantung ketika ibu hamil berolahraga, karena standar dan kondisinya akan berbeda-beda. Berolahraga dengan target detak jantung adalah konsep yang sudah lama,

Laura Riley, MD, menyarankan untuk menggunakan konsep rate of perceived exertion (RPE) saat ibu hamil berolahraga. "Ini mengukur seberapa keras olahraga Ibu berdasarkan apa yang Ibu rasakan." Ibu hamil disarankan melakukan olahraga golongan ringan hingga rata-rata, jangan pernah memaksakan diri untuk berolahraga terlalu keras di saat hamil dan Ibu harus sensitif mengenai gejala yang Ibu rasakan pada tubuh.

2. Mitos atau Fakta: Tidak Aman Untuk Melakukan Olahraga yang Berkaitan dengan Perut

Mitos. Para ahli mengatakan bahwa ibu hamil boleh melakukan olahraga ringan hingga rata-rata, meskipun berkaitan dengan perut karena bisa memberikan banyak manfaat bagi Ibu. "Rahim dan perut Ibu harus kuat di masa kehamilan, melakukan olahraga yang berkaitan dengan perut tidak hanya menolong di masa kehamilan, namun juga memudahkan saat melahirkan dan saat pemulihan," kata Karen Clippinger, M.S.P.E., kinesiologist, di Loma Linda University Medical Center, California.

Meskipun olahraga yang terkait dengan perut itu penting dilakukan pada masa kehamilan, namun Ibu juga perlu menyesuaikan cara melakukan olahraga tersebut. Pasalnya, bagian perut Ibu sudah tidak seefisien sebelumnya. Jangan lupa untuk konsultasikan kepada Dokter mengenai olahraga terbaik bagi Ibu di masa kehamilan. Contoh olahraga yang terkait dengan perut dan aman bagi ibu hamil adalah sit-up, posisi Cobra pada yoga dan sitting knee lift.

3. Mitos atau Fakta: Jika Ibu Adalah Seorang Pelari Sebelum Hamil, Ibu Tetap Bisa Meneruskan Olahraga Lari Ketika Hamil

Fakta. Selama kondisi Ibu dan kandungan sehat, para ahli menyarankan Ibu untuk melakukan olahraga lari ringan di masa kehamilan hingga menjelang melahirkan, terutama jika Ibu memang merupakan seorang pelari aktif sebelum hamil.

Namun perlu diingat, jangan menargetkan jarak, waktu maupun denyut jantung seperti apa yang Ibu lakukan sebelum masa kehamilan. Konsultasikan dengan dokter mengenai perencanaan olahraga Ibu juga beberapa hal yang perlu diwaspadai ketika berolahraga.

4. Mitos atau Fakta: Kehamilan Bisa Menimbulkan Kecenderungan Lebih Untuk Ibu Mengalami Cidera

Fakta. Di masa kehamilan, tubuh Ibu menghasilkan hormon yang disebut sebagai relaxin. Hormon ini berfungsi untuk membantu melubrikasi sendi agar proses persalinan menjadi lebih mudah. Ketika sendi terlalu melonggar maka risiko terjadinya cidera akan semakin tinggi.

"Hindari aktivitas apapun yang memerlukan gerakan dari sendi dan otot yang mendalam," kata Sue Fleming, seorang instruktur fitness bersertifikat. Ia menekankan bahwa ibu hamil harus berhati-hati akan porsi fleksibelitas tubuh ketika berolahraga, untuk mencegah terjadinya cidera

5. Mitos atau Fakta: Tidak Semua Olahraga Aman Untuk Di Lakukan Pada Masa Kehamilan

Fakta. Olahraga membutuhkan keseimbangan, seperti bersepeda atau bermain ski, termasuk pada olahraga kontak seperti sepak bola. Semua contoh olahraga yang disebutkan di atas berisiko menggangggu kehamilan Ibu. "Setelah memasuki usia kehamilan 4 bulan, maka keseimbangan Ibu akan terganggu. Saat itu jangan biarkan tubuh berada pada posisi yang tidak stabil, hindari olahraga dan aktivitas yang membutuhkan keseimbangan yang baik," kata Sue Fleming.

Penting bagi ibu hamil untuk menjalani aktivitas fisik yang sesuai dan dengan panduan dari dokter. Penuhi juga kebutuhan nutrisi Ibu dan janin, informasi lengkapnya di sini.

  • Borodulin KM, et al. Physical activity patterns during pregnancy. Med Sci Sports Exerc, 2008; 40: 1901-8.
  • Evenson KR, et al. Paediatr Perinat Epidemiol, 2004; 18: 400-7.
comment-icon comment-icon