Loading...

Riwayat Pencarian

Pencarian Populer

burger menu
vitamin-a-untuk-bayi
Nutrisi

Manfaat Vitamin A untuk Bayi dan 25 Rekomendasi Makanannya

Article Oleh : Febriyani Suryaningrum 04 November 2021

Vitamin A adalah salah satu nutrisi esensial bagi tubuh bayi. Kekurangan asupan nutrisi ini bukan hanya menyebabkan tumbuh kembang bayi terganggu, tapi juga dapat menurunkan daya tahan tubuhnya. Maka karena manfaat vitamin A sangat penting untuk bayi, Kementerian Kesehatan RI telah rutin melaksanakan program pemberian suplementasi vitamin A bagi anak usia 12-59 bulan setiap Februari dan Agustus dengan tujuan mencegah kebutaan.

Meski begitu, pemenuhan kebutuhan vitamin A untuk bayi juga sebaiknya tetap diutamakan dari makanan MPASI-nya. Berikut adalah informasi selengkapnya seputar manfaat vitamin A untuk bayi, rekomendasi sumber makanan terbaiknya, sampai tips dan trik yang tepat untuk mengolah makanan tinggi vitamin A sebagai MPASI.

Manfaat Vitamin A untuk Bayi

Vitamin A merupakan zat penting yang tidak dapat diciptakan oleh tubuh dan harus dipenuhi kebutuhannya melalui makanan yang dikonsumsi sehari-hari. 

Vitamin A sangat diperlukan oleh bayi dan anak-anak untuk mendorong pertumbuhan yang cepat dan untuk membantu tubuh melawan infeksi. Kekurangan asupan vitamin A yang parah pada usia ini akan menyebabkan gangguan penglihatan hingga meningkatkan risiko kematian. 

1. Menjaga Kesehatan Mata 

Fungsi utama dari vitamin A adalah untuk menjaga agar mata tetap lembab dan sehat. Apabila kornea mata terlalu kering, kornea akan mengalami kerusakan yang bisa berujung pada kebutaan. 

Selain itu, The American Academy of Ophthalmology menjelaskan bahwa vitamin A membantu tubuh memproduksi jenis pigmen tertentu untuk retina agar mata mampu melihat keseluruhan jenis warna. Apabila kekurangan vitamin A, pembentukan pigmen warna di dalam mata anak tidak akan terbentuk sempurna sehingga dapat meningkatkan risiko si Kecil mengalami rabun senja sejak usia dini. 

Kondisi gangguan fungsi mata akibat kekurangan vitamin A ini disebut xerophthalmia. Menurut data yang diterbitkan oleh WHO, sejauh ini ada 2.8 juta anak di seluruh dunia yang mengalami rabun senja. 

Untuk menjadi lebih waspada terhadap xerophthalmia, Mama bisa memperhatikan apakah si Kecil memiliki ciri-ciri berikut ini: 

  • Kesulitan melihat di dalam kegelapan atau cahaya redup (rabun senja).

  • Mengalami conjunctival xerosis (lapisan jaringan tipis pada bagian putih mata dan bagian dalam kelopak mata terasa kering).

  • Muncul bitot spots (tumpukan sel mati dari selaput pelindung bagian putih mata karena kekurangan air mata).

  • Muncul corneal xerosis (kondisi kornea mata kering).

  • Muncul corneal ulcers (terdapat lubang atau luka pada kornea).

  • Terjadi keratomalacia (kornea mata melunak, berkabut, dan kemungkinan terluka).

  • Terjadi xerophthalmic fundus (retina mata mengalami luka dan berubah strukturnya). 

2. Menjaga Sistem Imun Tubuh

Vitamin A memiliki salah satu peran penting bagi tubuh yaitu dengan memelihara jaringan tubuh termasuk pertahanan sistem pertahanan fisik seperti kulit, selaput lendir, sistem pernapasan dan juga sistem saluran cerna.

Vitamin A juga berperan penting dalam pembentukan salah satu sel penting dalam sistem imun tubuh, yaitu sel natural killer. Sel natural killer berfungsi menangkap dan mematikan kuman penyebab infeksi.

Oleh karena itu, apabila si Kecil kekurangan vitamin A di dalam tubuh, maka si Kecil akan rentan terhadap berbagai penyakit terutama rentan terhadap penyakit diare dan gangguan pada sistem pernapasan.

3. Menjaga Kulit dan Rambut Tetap Sehat

Vitamin adalah mikronutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan kulit dan rambut yang sehat. Dosis vitamin A yang tepat akan membantu produksi asam retinoat yang mengatur sel induk folikel rambut, siklus rambut, kecepatan kesembuhan luka pada kulit serta sel induk pigmentasi pada kulit. 

Baca juga: 10 Makanan Anak yang Sehat dan Bernutrisi

Kebutuhan Vitamin A untuk Bayi

Kebutuhan bayi akan vitamin A berbeda-beda, tergantung dari usia si Kecil. Berikut angka kebutuhan vitamin A menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia:
 

Kelompok Usia

Kebutuhan Vitamin A

0-5 bulan

375 mcg

6-12 bulan

400 mcg


Asupan Vitamin A dapat tersebut dipenuhi melalui ASI, MPASI, dan suplementasi. 

Yang perlu dicatat adalah, WHO belum menyarankan pemberian suplemen vitamin A bagi bayi usia 1-5 bulan. Pada usia 1-5 bulan, sebisa mungkin mendapatkan ASI eksklusif sebagai sumber makanan utama terbaik yang sarat akan zat gizi esensial, termasuk vitamin A. 

Suplementasi vitamin A baru mulai diberikan saat bayi berusia 6 bulan. Kementerian Kesehatan Indonesia akan memberikan suplementasi vitamin A setiap bulan Februari dan Agustus dengan dosis sebesar 100.000 IU (kapsul biru) untuk bayi usia 6-11 bulan.

Sedangkan untuk anak usia 12-59 bulan akan diberikan suplemen vitamin A dengan dosis 200.000 UI (kapsul warna merah). 

25 Makanan Sumber Vitamin A Tinggi untuk MPASI Bayi

Ada dua jenis vitamin A yang terdapat dalam makanan, yaitu retinol (vitamin A1) dan karotenoid. Retinol dapat Mama temukan dalam berbagai sumber makanan hewani, sedangkan karotenoid dapat Mama temukan di dalam sumber makanan nabati. Berikut adalah bahan makanan sumber vitamin A untuk bayi:

Baca juga: 10 Nutrisi Otak Agar Anak Cerdas dan Daya Tahan Tubuh Kuat

Sumber Vitamin A1 (Retinol) dari Produk Hewani

  • Hati Sapi - Hati sapi memiliki kandungan vitamin A paling tinggi dibandingkan sumber makanan hewani lainnya. Setiap 70 gram hati sapi mengandung 6000 mcg atau setara dengan 7 kali lipat kebutuhan vitamin A sehari-hari. 

  • Hati Domba - Hati domba juga memiliki kandungan vitamin A1 yang tinggi. Dalam 1 ons hati domba terdapat 2122 mcg vitamin A.

  • Sosis Hati - 1 potong sosis hati mengandung 1350 mcg atau dalam 100 gram mengandung 7491 mcg vitamin A.

  • Minyak Ikan Cod - 1 sendok teh minyak ikan cod mengandung 1350 mcg vitamin A.

  • Ikan Makarel - 100 gram ikan makarel mengandung 252 mcg vitamin A. 

  • Ikan Salmon - 100 gram ikan salmon, mengandung 149 mcg vitamin A.

  • Ikan Tuna - 100 gram ikan tuna mengandung 757 mcg vitamin A.

  • Keju dari Susu Kambing - 100 gram keju yang berasal dari susu kambing, mengandung 340 mcg vitamin A.

  • Keju Cheddar - 100 gram keju cheddar, mengandung sebanyak 330 mcg vitamin A.

  • Krim Keju - 100 gram krim keju mengandung 308 mcg vitamin A.

  • Blue Cheese - 100 gram krim keju mengandung 198 mcg vitamin A.

  • Keju Camembert - 100 gram krim keju mengandung 241 mcg vitamin A.

  • Butter - 100 gram krim keju mengandung 684 mcg vitamin A.

  • Caviar - 100 gram telur ikan mengandung 271 vitamin A. 

  • Telur Rebus - 100 gram telur rebus mengandung 149 mcg vitamin A.

Sumber Vitamin A dari Produk Nabati

Karotenoid termasuk beta dan alpha karoten yang dikenal dengan sebutan pro-vitamin A didapatkan dari sumber makanan nabati, seperti:

  • Ubi Jalar (matang) - 100 gram ubi jalar mengandung 1043 mcg vitamin A.

  • Labu (matang) - 100 mcg labu mengandung 558 mcg vitamin A.

  • Kale (matang) - 100 gram kale mengandung 681 mcg vitamin A.

  • Sawi Hijau (matang) - 100 gram sawi hijau mengandung 380 mcg vitamin A.

  • Wortel (matang) - 100 gram wortel mengandung 852 mcg vitamin A.

  • Lobak Hijau (matang) - 100 gram lobak hijau mengandung 381 mcg vitamin A.

  • Paprika Merah (mentah) - 100 gram paprika merah mengandung 157 mcg vitamin A.

  • Bayam (mentah) - 100 gram bayam mengandung 469 mcg vitamin A.

  • Salada (mentah) - 100 gram salada mengandung 436 mcg vitamin A.

  • Swiss Chard (mentah) - 100 gram swiss chard mengandung 306 mcg vitamin A.

Nah, untuk mengetahui lebih banyak soal pemenuhan gizi harian anak guna mengoptimalkan imunitas tubuhnya, Mama bisa juga mengunduh e-book eksklusif Nutrisi dan Gizi untuk Imunitas Anak secara gratis. Yuk, download sekarang!

Cara Memasak Makanan agar Vitamin A-nya Tidak Hilang

Untuk mengolah bahan makanan di rumah, Mama pasti sering memvariasikan beberapa cara memasak seperti mengukus, menggoreng, dan menumis. 

Berikut kami berikan panduan singkat tentang bagaimana seharusnya Mama mengolah makanan, sehingga kandungan vitamin A dan di dalam bahan makanan tidak hilang:

1. Dikukus

Tahukah Mama bahwa mengukus dianggap sebagai metode paling sehat untuk mengolah bahan pangan?  Saat mengukus, bahan makanan matang karena terkena uap panas dari air mendidih, bukan di dalam air. Oleh karena itu, kadar vitaminnya tidak larut dalam air.

2. Ditumis

Menumis dianggap lebih sehat dari menggoreng karena menggunakan lebih sedikit minyak. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa beta karoten (provitamin A yang kemudian akan diubah menjadi vitamin A oleh tubuh) pada wortel yang ditumis lebih mudah diserap 6,5 kali lipat dibandingkan wortel mentah. 

3. Hangatkan Dalam Microwave

Agar vitamin dan mineral dalam makanan tetap terjaga, Mama dapat mengolah bahan makanan menggunakan microwave. Saat memasak menggunakan microwave, Mama tidak perlu lagi menambahkan air yang berpotensi membuat kandungan vitamin di dalam makanan hilang. 

Dalam proses memasak, molekul air yang memang terkandung di dalam bahan makanan akan digetarkan hingga memproduksi panas yang akan membuat bahan makanan matang.

Bahan makanan seperti sayur segar yang memiliki banyak kandungan air di dalamnya juga dapat matang lebih cepat di dalam microwave. 

4. Direbus

Saat mengolah bahan makanan dengan cara direbus, ada kemungkinan nutrisi dan kandungan vitaminnya turut larut ke dalam air. Sebab vitamin yang ada di dalam bahan makanan sangat sensitif pada panas. 

Maka dari itu, disarankan pada Mama untuk tidak merebus bahan makanan terlalu lama (terutama untuk sayur) serta mengonsumsi air yang digunakan untuk merebus. Seperti saat membuat sop atau sayur asem.

Apabila air rebusan memang tidak bisa dikonsumsi, gunakan air dengan jumlah sesedikit mungkin agar kandungan vitamin esensial di dalamnya tidak ikut terbuang sia-sia. 

5. Digoreng

Hampir setiap jenis masakan yang digoreng memang sangat nikmat untuk dikonsumsi, namun cara masak menggoreng kurang disarankan untuk kesehatan. Walaupun hanya dalam waktu singkat, menggoreng dengan api besar akan menghilangkan berbagai jenis vitamin di dalam makanan. 

Selain cara memasak bahan makanan, ternyata ada beberapa tata cara yang harus diperhatikan dalam menyimpan dan memotong sayuran: 

  • Jangan menyimpan bahan makanan terlalu lama di lemari pendingin. Pendinginan membuat bahan makanan tahan lebih lama tetapi tidak mencegah penurunan kadar nutrisi yang terjadi seiring berjalannya waktu. 

  • Potong makanan setelah dimasak bukan sebelum dimasak.

  • Jangan mengupas sayuran sampai selesai dimasak untuk memaksimalkan serat dan kepadatan nutrisinya.

  • Sayuran segar seperti selada dapat dimakan mentah dan dijadikan salad.

Baca juga: 12 Manfaat Yogurt untuk Anak yang Wajib Mama Pahami

Sekarang Mama sudah mengetahui fungsi penting dari vitamin A untuk bayi. Mama dapat mulai mengkombinasikan dan mengkreasikan sumber makanan vitamin A yang telah sebagai menu MPASI si Kecil ketika sudah berusia 6 bulan ke atas.

Agar Mama dapat lebih maksimal memantau tumbuh kembang si Kecil, Mama bisa menanyakan segala hal terkait pola makan anak ke tim Nutriclub Expert Advisor. Di sana Mama dapat menemukan jawaban lengkap dan kredibel dari para ahli.

  1. Vitamin a Supplementation in Infants and Children 6-59 Months of Age. https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/44664/9789241501767_eng.pdf

  2. “Xerophthalmia: Symptoms, Causes & Treatment.” Cleveland Clinic, 2020, my.clevelandclinic.org/health/diseases/24430-xerophthalmia. Accessed 21 Dec. 2022.

  3. VanBuren, Christine A., and Helen B. Everts. “Vitamin a in Skin and Hair: An Update.” Nutrients, vol. 14, no. 14, 19 July 2022, p. 2952, www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9324272/#:~:text=Vitamin%20A%20is%20a%20fat,active%20metabolites%20of%20vitamin%20A., 10.3390/nu14142952. Accessed 21 Dec. 2022.

  4. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA.http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__28_Th_2019_ttg_Angka_Kecukupan_Gizi_Yang_Dianjurkan_Untuk_Masyarakat_Indonesia.pdf

  5. Huang, Z., Liu, Y., Qi, G., Brand, D., & Zheng, S. G. (2018). Role of Vitamin A in the Immune System. Journal of clinical medicine, 7(9), 258. https://doi.org/10.3390/jcm7090258

  6. Healthline. https://www.healthline.com/nutrition/cooking-nutrient-content#tips. Diakses pada 22 Desember 2022.

comment-icon comment-icon