Loading...

Riwayat Pencarian

Pencarian Populer

burger menu
pemeriksaan-selama-kehamilan_large
Kehamilan & Menyusui

Pemeriksaan Selama Kehamilan

15 Januari 2020

Pemeriksaan selama kehamilan, selain berfungsi untuk memastikan jenis kelamin janin, dan memantau perkembangannya, juga untuk mengetahui kelainan yang mungkin terjadi.

Tes Amniosintesis

Semakin awal kelainan terdeteksi, semakin mudah mengatasinya. Berikut adalah beberapa pemeriksaan di masa kehamilan yang umum dilakukan:

Amniosintesis adalah tes untuk mengetahui gangguan genetik pada bayi dengan memeriksa cairan ketuban atau cairan amnion. Cairan yang mengandung sel dan bahan tertentu ini mencerminkan kesehatan bayi, diambilnya dengan cara menusukkan jarum ke arah kantung ketuban melalui perut Ibu. Tes ini biasanya dilakukan antara minggu 15 dan 20 kehamilan tapi bisa juga di usia kehamilan yang lebih tua.

Tes ini diutamakan untuk  ibu hamil yang berisiko tinggi, yaitu :

  • Ibu yang mempunyai riwayat keluarga dengan gangguan genetik.
  • Ibu yang hamil di atas 35 tahun.
  • Ibu yang memiliki hasil tes yang abnormal terhadap down syndrome pada trimester pertama kehamilan.
  • Ibu dengan kelainan pada pemeriksaan USG.
  • Ibu dengan sensitisasi Rh.


Melalui tes ini, kita akan mengetahui bila ada kelainan janin, kelainan bawaan, jenis kelamin bayi, tingkat kematangan paru janin dan mengetahui ada tidaknya infeksi cairan amnion (korioamnionitis).

Did you know?

”Untuk bisa membantu Ibu selama menjalani kehamilan hingga saatnya melahirkan, dokter perlu mengetahui kesehatan dan ekspekstasi Ibu. Ketahui selengkapnya di sini.“

Chorionic Villus Sampling (CVS)

Hampir sama dengan Amniosintesis, Chorionic Villus Sampling (CVS) adalah tes yang dilakukan pada awal kehamilan untuk melihat masalah pada perkembangan janin dari Ibu yang memiliki riwayat masalah genetik. Apalagi bila Ibu berusia 35 tahun atau lebih saat hamil.

Tapi proses pemeriksaan ini dilakukan pada awal kehamilan dengan mengambil jaringan pada plasenta dari dalam rahim melalui pembedahan serviks selama setengah jam.

Sebelum melakukan tes ini, konsultasikan pada dokter bersama suami. Karena sekecil apapun, risiko keguguran bisa terjadi. Cari informasi sebanyak mungkin dan siapkan mental Ibu untuk menjalaninya.

Bila sudah siap, cobalah rileks beberapa hari sebelum pemeriksaan.

Tes toleransi gula darah/Glucose tolerance tests

Tes ini berguna untuk mengetahui apakah Ibu mengalamidiabetesatau tidak. Ibu hamil juga memiliki kemungkinan mengalami Diabetes Melitus atau pada ibu hamil disebut Diabetes Gestasional. Ibu yang berusia di atas 35 tahun, ibu hamil yang kegemukan dan pernah mengalami tekanan gula darah tinggi pada kehamilan sebelumnya disarankan untuk melakukan pemeriksaan ini.

Kalau dinyantakan postif diabetes, Ibu wajib menjalani diet diabetes dan minum anti-diabetis oral. Kalau kadar gula darah terlalu tinggi, mungkin Ibu perlu dirawat untuk diberikan suntikan insulin. Bila pada pemeriksaan berat badan bayi besar sekali, maka perlu dilakukan induksi pada kehamilan minggu ke 36 sampai 38 agar tidak terjadi komplikasi saat persalinan.

Setelah bayi lahir, umumnya kadar gula darah akan kembali normal. Tapi bila tidak, perlu dilanjutkan pemberian antidiabetes oral sampai jangka waktu tertentu.

Tes Darah

Selama hamil, mungkin Ibu perlu melakukan pemeriksaan darah beberapa kali. Jangan khawatir, pemeriksaan ini tidak berisiko terhadap janin. Melalui pemeriksaan darah, bisa diketahui beberapa hal, antara lain:

  • Kadar zat besi dalam darah. Bila rendah, Ibu akan merasa mudah lelah dan lesu. konsumsilah makanan yang kaya akan zat besi, seperti bayam dan daging merah. Bila kadar zat besi Ibu berubah-ubah selama kehamilan, jangan ragu melakukan tes lagi di kehamilan 28 minggu.
  • Golongan darah  dan faktor rhesus Ibu. Dokter harus mengetahui golongan darah Ibu, dan apakah darah Ibu rhesus positive (RH+) atau rhesus negative (RH-). Bila darah Ibu RH- dan Ibu mengandung bayi dengan RH+, tubuh Ibu akan memproduksi antibodi untuk melawan sel-sel darah RH+. Ini berbahaya bagi janin. Kalau dokter sudah mengetahui golongan darah Ibu, kemungkinan yang akan terjadi bisa diatasi.
  • Infeksi akibat virus Toxoplasma, Rubella dan Cytomegalovirus yang berbahaya bagi kesehatan janin, pemeriksaan yang sering disebut pemeriksaan TORCH ini perlu untuk  melihat adanya antibodi dalam darah Ibu.
  • Mengetahui infeksi penyakit lain seperti HIV B, Syphilis, bahkan HIV/AIDS.

Baca Juga: 7 Tips Mama Hamil Untuk Mencegah Penularan Penyakit

Tes Urin

Tes urin tidak hanya dilakukan saat memastikan kehamilan. Setelah hamil, tes urin juga perlu dilakukan untuk mengetahui apakah Ibu terpapar obat-obatan tertentu, alkohol, bahkan narkotika.

Efek penggunaan obat tertentu di masa kehamilan, berdampak buruk bagi perkembangan otak janin. Penggunaan terus menerus, terutama pada awal kehamilan, bisa mengacaukan sistem saraf bayi.

Selain itu, tes urine juga berguna untuk menghindari:

Infeksi saluran kencing. Protein dalam urin bisa menjadi tanda adanya diabetes, glukosa dalam urin dapat mengindikasikan tingginya kadar gula.

Selain rajin melakukan beragam pemeriksaan untuk memastikan kondisi janin di dalam kandungan, Ibu perlu mendukung perkembangan janin di dalam kandungan dengan memberinya nutrisi optimal. Klik di sini untuk informasi lengkapnya.

comment-icon comment-icon