Preeklampsia pada Ibu Hamil: Gejala, Efek, dan Pencegahan
Loading...
burger menu
fakta-tentang-pre-eclampsia-copy
Untuk Mama

Fakta tentang Pre-eclampsia

Disusun oleh: Tim Penulis

Diterbitkan: 10 Februari 2020


  • Gejala Pre-eclampsia
  • Efek Pre-eclampsia
  • Kondisi Beresiko Tinggi Terdiagnosa Pre-Eclampsia
  • Pencegahan Pre-Eclampsia

Salah satu penyakit yang patut Ibu waspadai selama masa kehamilan adalah Pre-Eclampsia, yaitu kondisi yang sangat berpotensi dimiliki oleh satu dari sepuluh wanita, dan dapat terjadi kapan saja selama pertengahan kedua kehamilan. Ibu positif didiagnosa pre-eclampsia bila setelah minggu ke-20 kehamilan Ibu mengalami tekanan darah tinggi dan memiliki kandungan protein di urine Ibu.

Penyebab pre-eclampsia belum diketahui secara pasti, tapi kondisi ini cenderung menurun dalam keluarga. Kondisi ini muncul di dalam plasenta sehingga bayi akan tumbuh lebih lambat dibanding normal. Bila Ibu mengalami pre-eclampsia, kondisi kehamilan Ibu tidak bisa dinormalkan kembali, sehingga kehamilan Ibu dan kondisi si kecil akan diawasi dengan ketat. Bila masalah menjadi semakin serius, satu-satunya cara untuk membalikkan kondisinya adalah dengan melahirkan si kecil. Tekanan darah Ibu bisa tetap naik sampai enam minggu setelah proses persalinan, sehingga Ibu memerlukan perawatan untuk mengendalikan tekanan darah Ibu.

Gejala Pre-eclampsia

Pada tahap awal, gejala luar pre-eclampsia tampak seperti gejala kehamilan normal, sehingga banyak wanita hamil yang didiagnosis pre-eclampsia yang terkejut karena merasa kehamilannya baik-baik saja. Gejala pre-eclampsia di antaranya adalah:

  1. Ibu mengalami tekanan darah tinggi yang kenaikannya konsisten selama beberapa minggu.
  2. Air seni Ibu positif mengandung protein. Hal ini merupakan tanda adanya kerusakan pada ginjal.
  3. Bengkak pada kaki, tangan, mata kaki, bahkan di dalam mata dan leher.
  4. Berat badan Ibu naik secara signifikan.

Bila pre-eclampsia sudah cukup parah, Ibu mungkin mengalami gejala berikut:

  1. Sakit kepala yang berkepanjangan
  2. Gangguan penglihatan, seperti sensitif pada cahaya, kehilangan penglihatan sementara, penglihatan ganda, atau rabun
  3. Rasa sakit yang sangat atau rasa lembut di dada bagian atas
  4. Mual dan muntah-muntah

Gejala pre-eclampsia parah bisa diikuti kejang-kejang, kondisi yang disebut Eclampsia dan berakibat serius untuk Ibu dan bayi. Itu sebabnya wanita hamil dengan kondisi pre-eclampsia parah diberikan magnesium sulfat, sejenis obat pencegah kejang.

Efek Pre-eclampsia

Semakin awal dan semakin parah diagnosa Pre-Eclampsia terjadi, semakin besar resiko yang dihadapi Ibu dan bayi dalam perut Ibu. Sebagian besar wanita yang didiagnosa Pre-Eclampsia terkena Pre-Eclampsia yang tidak terlalu parah pada tahap akhir kehamilan, sehingga mereka dan bayi mereka akan baik-baik saja dengan perawatan yang layak. Pre-eclampsia yang parah selama kehamilan mengakibatkan penyempitan pembuluh darah yang menaikkan tekanan darah dan menghambat aliran darah, sehingga dapat mempengaruhi organ tubuh Ibu seperti hati, ginjal, dan otak. Terhambatnya aliran darah ke rahim juga menghambat bayi Ibu, seperti menghambat pertumbuhan, mengakibatkan air ketuban yang terlalu sedikit, dan placental abruption, kondisi di mana plasenta terpisah dari dinding rahim sebelum persalinan. Itulah sebabnya bila kondisi pre-eclampsia Ibu semakin parah, Ibu akan disarankan untuk melahirkan bayi Ibu lebih awal.

Kondisi Beresiko Tinggi Terdiagnosa Pre-Eclampsia

Ada beberapa faktor yang mempertinggi resiko Ibu terdiagnosa Pre-Eclampsia, yaitu:

  1. Chronic Hypertension
    Bila Ibu memiliki tekanan darah tinggi sebelum kehamilan atau dalam paruh pertama kehamilan, Ibu akan didiagnosa atas chronic hypertension dan dokter mama akan mengawasi Ibu dengan ketat selama kehamilan Ibu untuk memastikan tekanan darah Ibu tetap terkendali dan bayi Ibu tetap berkembang. Dokter Ibu juga akan mengawasi Ibu untuk gejala pre-eclampsia dan komplikasi lainnya.
  2. Memiliki penyakit kelainan penyumbatan pembuluh darah, diabetes, penyakit ginjal, atau penyakit autoimmune seperti Lupus.
  3. Memiliki kerabat (ibu, saudara perempuan, nenek, atau tante) yang terdiagnosa pre-eclampsia.
  4. Mengalami obesitas (indeks massa tubuh di atas 30).
  5. Mengandung anak kembar atau lebih.
  6. Berumur lebih muda dari 20 tahun dan lebih tua dari 40 tahun.

Biasanya wanita hamil lebih beresiko terkena pre-eclampsia pada kehamilan pertamanya. Tapi bila Ibu sudah pernah terkena pre-eclampsia, kemungkinan besar Ibu juga akan mengalami pre-eclampsia pada kehamilan Ibu berikutnya.

Pencegahan Pre-Eclampsia

Walaupun penelitian sudah dilakukan untuk mencari cara untuk mencegah pre-eclampsia, tapi hasilnya belum cukup jelas untuk memberikan rekomendasi yang pasti. Tapi ada penelitian yang menunjukkan bahwa wanita yang mengkonsumsi 1500-2000 mg kalsium per hari memiliki penurunan resiko terkena tekanan darah tinggi dan pre-eclampsia sebesar 60-70%. Jadi konsumsilah makanan kaya kalsium seperti susu, yoghurt, keju, salmon, tuna, dan tahu.

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Mama
Artikel Terkait