- Pembahasan dalam artikel :
- Apakah Separation Anxiety itu Normal?
- Ciri-Ciri Separation Anxiety pada Bayi
- Bagaimana Cara Mengatasi Separation Anxiety pada Bayi?
Separation anxiety adalah perasaan sedih, cemas, gelisah, atau takut yang dialami bayi ketika harus berpisah dengan orang tua atau pengasuh terdekatnya. Misalnya ketika Mama keluar kamar bayi atau ketika melihat Papa pergi berangkat kerja.
Pada usia 4-7 bulan, bayi memang mulai mengenali dan menyadari keberadaan orang-orang di sekitarnya. Jadi, bayi pun sebenarnya sudah bisa merasa cemas ketika orang-orang tersebut tidak terlihat dari pandangannya. Kondisi ini membuat bayi susah atau tidak mau lepas dari ibunya.
Lalu, adakah cara untuk menenangkan bayi yang rewel dan menangis terus karena tidak mau lepas dari ibunya? Simak ulasan selengkapnya di artikel ini.
Apakah Separation Anxiety itu Normal?
Jawabannya adalah iya. Rasa cemas akan perpisahan adalah bagian yang normal dari proses tumbuh kembang bayi.
Rasa cemas untuk berpisah atau ditinggal orang tua biasanya muncul setelah bayi memahami tentang keberadaan objek di sekitarnya. Bayi umumnya mulai memahami konsep ini pada usia 4-5 bulan.
Namun di tahap ini, bayi hanya baru bisa memahami jika akan ada selalu orang yang menemaninya. Mereka belum mengerti bahwa objek-objek yang ada di sekitarnya bisa “menghilang” atau “bersembunyi”, tapi sebenarnya masih bisa kembali.
Bayi juga belum mengerti tentang waktu, sehingga mereka mengira orang tua yang keluar dari kamar sudah pergi untuk selamanya dan tidak bisa dilihat lagi.
Di sisi lain, kondisi ini juga bisa terjadi karena mungkin di awal tumbuh kembangnya, si Kecil tidak pernah ditinggal sendiri atau jarang ditemani orang lain selain Mama dan Papa.
Tanpa konsep-konsep tersebut, bayi bisa menjadi cemas dan takut ketika orang tua pergi dan “menghilang” dari pandangan mereka.
Kecemasan akan perpisahan biasanya mencapai puncaknya di antara usia 9 bulan sampai 18 bulan dan biasanya berakhir akan pada saat anak berusia 3 tahun.
Sebenarnya Mama tidak perlu terlalu khawatir dengan separation anxiety, karena ini adalah permulaan untuk bayi pelan-pelan belajar bahwa perpisahan bukan hal yang permanen.
Namun, Mama perlu mewaspadai kondisi-kondisi tertentu yang bisa memicu separation anxiety bayi semakin parah, yaitu:
-
Beradaptasi di lingkungan yang baru.
-
Gaya pengasuhan yang tidak membiasakan anak untuk memilih.
-
Kehilangan orang tua atau pengasuh.
-
Memiliki saudara baru.
-
Memiliki pengasuh baru.
-
Pindah rumah.
-
Pengasuh yang mengalami stres.
-
Bayi merasa tidak enak badan, lapar, atau merasa lelah.
Baca Juga: 7 Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini
Ciri-Ciri Separation Anxiety pada Bayi
Ketika akan ditinggal orang tua atau pengasuhnya, bayi biasanya akan menunjukkan tanda-tanda separation anxiety seperti:
-
Menangis histeris saat Mama, Papa, atau pengasuhnya keluar kamar.
-
Menangis dan rewel saat Mama atau pengasuh tidak berada di ruangan yang sama dengan si Kecil.
-
Terbangun di malam hari dan menangis mencari Mama atau Papa setelah sebelumnya bisa tidur lelap sepanjang malam.
-
Menolak atau susah tidur tanpa keberadaan orang tua di dekatnya.
-
Selalu ingin dekat dengan Mama atau pengasuh sampai si Kecil tertidur.
-
Tidak suka bermain sendiri.
-
Tidak mau berpisah dari Mama atau pengasuhnya ketika berada di situasi baru.
-
Cenderung memiliki preferensi yang kuat terhadap satu orang saja dibanding bersama. yang lain.
-
Merasa takut jika melihat orang yang belum dikenal atau belum pernah dilihatnya.
Baca juga: Perkembangan Bayi Usia 10 Bulan dan Stimulasi yang Tepat
Bagaimana Cara Mengatasi Separation Anxiety pada Bayi?
Tidak perlu panik ya Ma jika si Kecil sedang mengalami separation anxiety. Mama bisa melakukan beberapa cara seperti berikut ini.
1. Buat Momen Perpisahan Jadi Menyenangkan dan Konsisten
Ternyata dengan memberikan kesan menyenangkan saat ingin berpisah dengan si Kecil akan membantunya mengatasi separation anxiety.
Mama bisa membiasakan untuk mencium pipi, melambaikan tangan dengan ekspresi wajah menyenangkan, atau memberikan benda kesayangan atau mainan khusus saat ingin pergi.
Selain itu, biasakan untuk melakukan ritual perpisahan yang sama di waktu yang sama setiap hari. Contohnya, jika Mama terbiasa untuk berangkat kerja jam 7 pagi, maka buatlah perpisahan menyenangkan di jam tersebut. Tujuannya agar anak terbiasa dan hafal dengan kebiasaan Mama yang tidak ada di sampingnya di waktu-waktu tertentu.
Mama juga perlu yakin dengan pengasuh anak bahwa si Kecil akan diasuh dengan baik selama Mama tidak berada di dekat anak.
2. Seringlah Menghibur dan Memeluk si Kecil
Saat si Kecil sedang merasa kesal atau takut, cobalah untuk menenangkannya dengan mengajaknya bermain atau menghiburnya.
Jika Mama bisa menghabiskan waktu bersamanya, bangun keterikatan dengan memeluk dan menggendong bayi setiap hari, dengan begitu ia bisa merasakan kehadiran Mama sepenuhnya.
3. Biasakan Anak Merangkak Menjauh dari Mama atau Pengasuh
Salah satu cara mengatasi separation anxiety pada bayi adalah dengan membiasakannya untuk merangkak jauh menjauh dari Mama atau pengasuh.
Tujuan hal ini dilakukan untuk membantu mengembangkan kemandirian. Hal yang terpenting, pastikan untuk terus mengawasinya, ya.
4. Berlatih Meninggalkan Bayi dalam Durasi Singkat
Cara mengatasi separation anxiety pada bayi yang juga bisa dilakukan yaitu dengan mencoba biasakan berlatih meninggalkan bayi di tempat yang aman.
Tak lama kemudian Mama atau pengasuh bisa kembali lagi. Cara berlatih ini bertujuan untuk menunjukkan pada bayi jika Mama atau pengasuhnya bisa pergi dan akan kembali lagi menemaninya.
5. Terus Kenalkan dengan Lingkungan dan Orang Baru
Mama yang bekerja dan harus menitipkan si Kecil ke daycare atau pengasuh perlu membiasakan diri berpisah dengan bayi. Biarkan si Kecil bertemu dengan orang baru serta berada di tempat baru.
Mama bisa mempertemukan bayi dengan pengasuh lebih sering agar si Kecil terbiasa melihat wajah dan merasakan keberadaan pengasuh baru. Jika diperlukan, kunjungi daycare beberapa kali sebelum Mama menitipkannya di sana.
6. Hindari Meninggalkan Anak saat Ia Rewel
Saat lapar, gelisah, atau mengantuk si Kecil cenderung lebih mudah menangis dan rewel. Mereka jadi ingin terus dekat dengan Mama. Sebisa mungkin pastikan sebelum pergi, anak dalam kondisi tidak menangis dan baik-baik saja agar perpisahan bisa lebih mudah dilakukan.
7. Konsisten dan Bersabarlah
Anak yang mengalami kecemasan perpisahan juga bisa mengganggu keseharian Mama. Percayalah bahwa fase ini hanya sementara dan memerlukan waktu. Namun perlu diingat, bila si Kecil tidak pernah dirawat oleh siapa pun atau tidak pernah berlama-lama bersama orang lain, bisa memerlukan waktu yang lebih lama.
Mama juga harus konsisten melatih si Kecil untuk bisa terbiasa tidak bersama Mama. Dengan tetap konsisten, anak bisa lebih cepat mengatasi kecemasan perpisahannya.
Baca Juga: 10 Penyebab Bayi Menangis Terus dan Tips Mengatasi Bayi Rewel
Sekarang Mama sudah makin paham, kan, dengan separation anxiety yang biasa dialami bayi dan bagaimana cara mengatasinya. Terus pantau setiap momen perkembangannya dan jika memang si Kecil justru makin tidak bisa lepas dari Mama atau pengasuh, ada baiknya untuk konsultasikan lebih lanjut ke dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat.
Mama pun bisa mengandalkan Nutriclub Expert Advisor untuk bertanya berbagai hal terkait tumbuh kembang bayi sesuai dengan fase usianya. Bukan hanya itu, Mama juga bisa menambah wawasan terkait dunia si Kecil melalui Podcast, Parenting E-book, dan Kulwap yang dimoderatori oleh para ahli di bidangnya.