Cara memarahi anak yang benar penting untuk Mama terapkan agar teguran tidak sampai melukai perasaan si Kecil. Sebab, memarahi dengan kasar atau membentak justru bisa membuat ia tumbuh minder, mudah cemas, atau menjadi agresif.
Kenapa Memahami Cara Memarahi Anak yang Benar Itu Penting?
Penelitian University of Cambridge (2023) menunjukkan, anak yang sering ditegur dengan kasar (seperti dibentak, dipermalukan, atau dihukum fisik) sejak usia tiga tahun lebih rentan mengalami gangguan kecemasan dan masalah mental lainnya.
Anak-anak yang tumbuh dengan pola asuh seperti ini lebih rentan menarik diri dari lingkungan, bersikap agresif, impulsif, dan sulit mengontrol emosi.
Tak hanya itu, hubungan emosional antara orang tua dan anak bisa rusak. Anak mungkin menjadi takut terbuka, minder, atau memilih menjauh karena merasa tidak dipahami.
Cara Memarahi Anak yang Benar
Memarahi anak bukan berarti berbuat kasar, melainkan memberi batas agar ia tahu mana yang baik dan buruk. Begini, Ma, beberapa panduan memarahi anak yang benar.
1. Kenali Karakter Masing-Masing Anak
Setiap anak punya kepribadian dan temperamen yang berbeda. Anak pertama mungkin lebih patuh, sedangkan anak bungsu cenderung lebih ekspresif.
Memahami karakter anak ini bisa membuat Mama lebih sabar dan membantu memilih pendekatan yang efektif tanpa harus membentak si Kecil.
2. Kontrol Emosi Orang Tua Sebelum Menegur
Jangan memarahi anak ketika sedang marah besar. Ambil waktu sejenak untuk menarik napas dan menenangkan diri agar tidak mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan.
Hal ini juga bisa mengajarkan anak bagaimana mengelola emosi secara sehat. Jadi, tenangkan diri dulu sebelum berbicara, ya, Ma.
3. Tentukan Prioritas Masalah yang Perlu Ditegur
Tidak semua perilaku si Kecil yang salah harus ditegur, Ma. Pilih masalah yang benar-benar penting, seperti yang membahayakan dirinya atau orang lain.
Hal-hal kecil seperti tumpahan air bisa jadi kesempatan belajar, bukan sumber amarah. Dengan begitu, anak merasa dihargai dan belajar bertanggung jawab tanpa merasa ditekan.
Baca Juga: 5 Cara Melatih Mental Anak Usia Dini agar Tumbuh Mandiri dan Berani
4. Sampaikan Harapan dengan Kata Positif
Alih-alih berkata “jangan lari!”, ubahlah menjadi “tolong jalan pelan-pelan, ya”. Kalimat positif lebih mudah diterima dan dipahami oleh anak, terutama pada usia dini.
Menurut CDC, anak-anak belajar perilaku dari kata-kata dan ekspresi orangtuanya. Dengan cara memarahi anak yang benar ini, si Kecil bisa paham batasan tanpa merasa disalahkan.
5. Kenali Pemicu Emosi Anak
Cari tahu hal yang disukai dan tidak disukai anak. Misalnya, jika si Kecil enggan duduk di kursi mobil, alihkan perhatiannya dengan hal positif seperti memutarkan lagu favoritnya.
Namun, jika ia tetap menolak, jelaskan dengan tenang bahwa perjalanan tidak bisa dimulai sebelum ia duduk di kursinya. Cara ini membantu anak belajar disiplin tanpa perlu dimarahi.
6. Tetap Konsisten dengan Aturan
Konsistensi penting agar anak memahami batasan dan belajar disiplin. Jadi, meskipun si Kecil berteriak menangis di tempat umum, Mama sebaiknya tetap tegas menetapkan aturan.
Saat di tempat umum, ajak si Kecil bicara ke tempat yang sepi, lalu biarkan ia tenang, atau akhiri saja dan pergi.
7. Hindari Memaksa Anak
Memaksa anak untuk menuruti keinginan orang tua bisa membuatnya merasa tidak dihargai dan kehilangan kendali atas dirinya.
Anak yang sering dipaksa cenderung lebih mudah memberontak di kemudian hari. Sebagai gantinya, beri pilihan terbatas agar ia belajar bertanggung jawab atas keputusan sendiri.
Baca Juga: Apa itu Growth Mindset dan Bisakah Diterapkan pada Anak?
8. Biarkan Anak Belajar dari Pengalaman
Kadang anak perlu mengalami sendiri konsekuensi alami dari tindakannya agar belajar.
Misalnya, membiarkan anak merasakan kedinginan karena lupa membawa jaket bisa jadi pelajaran berharga tanpa harus dimarahi.
Cara memarahi anak yang benar ini terbukti lebih efektif dibandingkan hukuman keras dalam menanamkan tanggung jawab. Hukuman justru bisa menyebabkan perasaan dendam.
9. Ajak Anak Bekerja Sama
Daripada memerintah, coba ajak anak terlibat dalam penyelesaian masalah, Ma. Misalnya, tanyakan, “Bagaimana kalau kita bereskan mainannya sama-sama?”
Anak akan merasa dihargai dan lebih mau mendengarkan. Pendekatan ini juga membantu membangun kepercayaan diri anak serta empati antara orang tua dan anak.
10. Pilih Waktu dan Tempat yang Tepat untuk Menegur
Hindari memarahi anak di depan umum ya, Ma, karena bisa membuatnya malu dan defensif. Tegurlah saat suasana tenang dan privat agar ia lebih menerima pesan yang disampaikan.
Menurut panduan Positive Discipline dari University of Michigan, anak lebih mudah memahami dan memperbaiki perilakunya ketika orang tua menegur dengan tenang dalam lingkungan yang aman secara emosional.
11. Gunakan Konsekuensi Logis, Bukan Hukuman Fisik
Cara memarahi anak yang benar bukan dengan hukuman fisik. Hukuman fisik dapat melukai si Kecil dan tidak mengajarkan anak cara memperbaiki kesalahan.
Daripada hukuman, Mama bisa gunakan konsekuensi logis, misal anak harus membereskan mainan yang ia tumpahkan.
Disiplin yang efektif adalah yang mengajarkan, bukan yang menakut-nakuti.
12. Apresiasi Perilaku Positif Setelah Teguran
Setelah anak mulai memperbaiki perilakunya, berikan pujian sederhana ya, Ma. Ucapan seperti “Mama senang kamu mau mencoba lebih sabar tadi” dapat memperkuat perilaku positif si Kecil.
Anak-anak pada dasarnya perlu tahu kapan mereka berbuat buruk dan kapan pula berbuat baik. Ini merupakan bagian dari cara mendidik anak yang perlu orang tua terapkan.
Baca Juga: 7 Tanda Anak Percaya Diri dan Cara Melatihnya
13. Bangun Komunikasi Dua Arah
Coba dengarkan alasan anak sebelum menegur. Ini merupakan cara memarahi anak yang benar, yang perlu dilakukan Mama setiap si Kecil melakukan kesalahan.
Kadang perilaku negatif muncul karena anak ingin diperhatikan atau sedang merasa sedih. Dengan mendengarkan, anak belajar bahwa emosinya valid dan penting.
14. Konsultasi dengan Ahlinya Bila Perlu
Jika anak sering berperilaku agresif atau sulit diatur meski sudah ditegur dengan cara yang benar, sebaiknya konsultasikan kepada psikolog anak, Ma.
Ahli dapat membantu orang tua memahami akar masalah dan memberi strategi pengasuhan yang sesuai.
Jadi, bagaimana, Ma, masih mau memarahi si Kecil dengan cara yang lama? Ikuti cara memarahi anak yang benar ini, ya, supaya tidak memberikan dampak negatif kepada si Kecil.
Gabung jadi member Nutriclub untuk dapatkan ratusan expert-verified parenting content yang terkurasi sesuai usia si Kecil, akses ke call center yang terhubung langsung dengan ahli seputar nutrisi dan tumbuh kembang anak, serta beragam exclusive rewards khusus untuk Mama dan si Kecil dari setiap pembelian produk Nutrilon. Daftar gratis, sekarang!
