Loading...
Banner Artikel Ciri Air Ketuban Pecah dan Kapan Harus ke Rumah Sakit
Kesehatan

Ciri Air Ketuban Pecah dan Kapan Harus ke Rumah Sakit

Disusun oleh: Tim Penulis

Diterbitkan: 15 Januari 2020

Diperbarui: 01 Desember 2025


  • Apa Itu Air Ketuban dan Fungsinya untuk Janin?
  • Ciri-Ciri Air Ketuban Pecah
  • Perbedaan Air Ketuban Merembes dengan Mengompol
  • Apa Penyebab Air Ketuban Pecah Tanpa Kontraksi?
  • Langkah yang Harus Dilakukan saat Air Ketuban Pecah
  • Kapan Harus Segera ke Rumah Sakit?
  • Berapa Lama Bayi Bisa Bertahan Setelah Air Ketuban Pecah?
  • Pecah Ketuban Apakah Harus Sesar?
  • Tips Menjaga Kesehatan Ketuban Sebelum Persalinan

Pecah air ketuban bisa terjadi beberapa saat menjelang persalinan atau lebih awal dari yang seharusnya (ketuban pecah dini). 

Jika Mama mengalaminya, segera hubungi dokter atau pergi ke rumah sakit, terutama bila usia kehamilan belum cukup matang karena risiko infeksi bisa meningkat. 

Apa Itu Air Ketuban dan Fungsinya untuk Janin?

Air ketuban adalah cairan yang mengelilingi dan melindungi janin dalam kandungan. Cairan ini menjaga suhu tetap stabil dan membantu perkembangan organ penting seperti paru-paru, pencernaan, otot, dan tulang. 

Air ketuban juga berfungsi sebagai bantalan pelindung janin dari benturan, serta berisi nutrisi, hormon, dan antibodi untuk cegah infeksi. 

Normalnya, ketuban akan pecah saat kontraksi aktif tanda mau melahirkan. Jika ketuban pecah lebih awal sebelum persalinan, maka disebut ketuban pecah dini yang butuh tindakan medis segera.

 

Ciri-Ciri Air Ketuban Pecah

Ketuban yang pecah ciri-cirinya adalah keluarnya cairan yang tidak bisa ditahan dalam frekuensi yang sedikit atau banyak, biasanya berwarna bening, tidak berbau, atau kadang tampak bercampur darah. 

Agar tidak bingung ciri ketuban pecah atau ngompol, berikut beberapa ciri-cirinya:

1. Cairan Terasa Hangat dan Keluar Terus-Menerus

Pecah air ketuban terjadi saat kantung ketuban terbuka dan cairannya keluar. Perbedaan air ketuban merembes dengan mengompol adalah proses keluarnya. 

Air ketuban biasanya mengalir dengan sendirinya tanpa bisa ditahan. Berbeda dengan urine yang bisa dikontrol.

2. Tidak Berbau Pesing

Mama mungkin bertanya-tanya, air ketuban seperti apa yang akan keluar menjelang persalinan. 

Cairan ketuban memiliki aroma yang netral atau sedikit manis, tapi bukan bau pesing seperti air kencing. Tidak akan ada bau menyengat yang tercium saat Mama mengalami pecah air ketuban.

Baca Juga: 9 Tanda-Tanda Melahirkan yang Wajib Mama Kenali

3. Warnanya Bening atau Sedikit Kekuningan

Air ketuban yang normal berwarna bening atau kuning pucat. Jika cairan yang keluar berwarna hijau atau kecokelatan, ada kemungkinan bayi mengeluarkan mekonium atau feses pertamanya. 

Segera ke dokter karena ini bisa menandakan bayi mengalami stres di dalam kandungan dan dalam kondisi darurat. 

4. Teksturnya Encer, Bukan Kental

Air ketuban mirip seperti air biasa karena teksturnya yang cenderung encer. Berbeda dengan tekstur keputihan yang seperti lendir dan cenderung lengket saat dipegang. 

Jika air ketuban pecah tanpa kontraksi atau disertai perubahan warna dan bau, segera periksa ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Perbedaan Air Ketuban Merembes dengan Mengompol

Aspek

Air Ketuban Rembes

Urine Keluar (Ngompol)

Bau

Netral atau agak manis

Pesing khas urine

Warna

Bening atau cenderung kuning pucat

Kuning lebih pekat

Sensasi 

Sulit ditahan

Masih bisa dikontrol

Tekstur 

Encer dan tidak lengket

Sedikit lebih kental

Untuk memastikan apakah Mama mengalami pecah air ketuban, coba pakai celana dalam atau pembalut bersih lalu berbaring sekitar 15-30 menit. 

Saat berdiri, perhatikan apakah cairan keluar lebih banyak serta cek warna, jumlah, dan baunya untuk membedakannya dari urine atau keputihan. 

Pengecekan ini juga bisa dilakukan dengan menggunakan kertas nitrazin atau litmus yang akan berubah warna saat terkena cairan ketuban.

Apa Penyebab Air Ketuban Pecah Tanpa Kontraksi?

Pecah air ketuban tanpa kontraksi disebut ketuban pecah dini (KPD) atau prelabor rupture of membranes (PROM). Penyebab ketuban pecah dini dipengaruhi beberapa hal yakni:

  • Infeksi.
  • Trauma fisik, seperti mengalami benturan, jatuh, atau kecelakaan.
  • Sedang hamil kembar
  • Pernah mengalami ketuban pecah dini sebelumnya.
  • Pernah menjalani operasi serviks atau memiliki serviks yang pendek 
  • Berat badan kurang.
  • Memiliki cairan ekstra di sekitar bayi dalam kantung ketuban (polihidramnion).
  • Asupan nutrisi tidak optimal dan gizi buruk. 
  • Merokok. 
  • Menggunakan obat-obatan terlarang. 

Kondisi ini memerlukan penanganan medis segera untuk mencegah komplikasi pada Mama dan bayi. Ciri-ciri air ketuban merembes tanpa kontraksi bisa Mama kenali ketika:

  • Cairan keluar sedikit-sedikit.
  • Tidak ada rasa nyeri atau kram perut. 
  • Terasa seperti ada letupan kecil menyerupai gelembung pecah yang kemudian disertai dengan keluarnya cairan.

Jangan sepelekan kondisi ini ya, Ma. Pastikan untuk segera pergi ke dokter untuk memastikan bayi dalam kondisi baik.

Langkah yang Harus Dilakukan saat Air Ketuban Pecah

Penting untuk tetap tenang dan tidak panik saat menyadari cairan ketuban pecah. Berikut langkah-langkah yang bisa Mama lakukan:

  • Catat waktu pecah ketuban untuk membantu dokter memperkirakan kondisi janin.
  • Pakai pantyliner atau pembalut bersih untuk menyerap cairan ketuban. Hindari pakai tampon atau benda lain ke dalam vagina.
  • Hindari hubungan seksual karena bisa meningkatkan risiko infeksi.
  • Segera menuju rumah sakit tanpa perlu menunggu kontraksi muncul.

Kapan Harus Segera ke Rumah Sakit?

Segera ke pergi rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami hal-hal berikut:

  • Air ketuban berwarna hijau, keruh, atau kecokelatan.
  • Tercium bau amis yang tajam.
  • Ketuban pecah sebelum usia kehamilan 37 minggu.
  • Ketuban pecah disertai demam, nyeri perut hebat, atau perdarahan.

Jangan menunda ke rumah sakit saat mengalami pecah air ketuban karena bayi tidak lagi terlindungi dengan baik. Penanganan cepat penting untuk menjaga keselamatan Mama dan si Kecil.

Baca Juga: 13 Cara Memancing Kontraksi Alami agar Bayi Cepat Lahir

Berapa Lama Bayi Bisa Bertahan Setelah Air Ketuban Pecah?

Berapa lama bayi bertahan setelah ketuban pecah sebenarnya tergantung dari usia kehamilan serta kondisi janin dan Mama. 

Jika usia kehamilan sudah menginjak 37 minggu atau lebih, dokter biasanya akan menunggu sekitar 28-48 jam untuk persalinan alami selama tidak ada tanda infeksi dan penurunan detak jantung janin. 

Dokter akan mempertimbangkan untuk melakukan persalinan segera bila sudah lebih dari 24 jam tidak ada tanda persalinan alami dan kondisi janin serta Mama mengkhawatirkan.

Pecah Ketuban Apakah Harus Sesar?

Tidak semua kasus pecah air ketuban harus melalui operasi caesar (SC). Keputusan apakah SC diperlukan atau tidak akan ditentukan dokter setelah pemeriksaan, biasanya dengan kondisi:

  • Posisi bayi di dalam kandungan sungsang tapi usia kehamilan sudah mencapai atau lebih dari 37 minggu.
  • Usia kehamilan lebih dari 37 minggu tapi tidak memungkinkan untuk melakukan persalinan normal. 
  • Ada komplikasi pada kehamilan
  • Pecah air ketuban terjadi sebelum usia 37 minggu.
  • Ketuban pecah tapi belum ada pembukaan. 

Mama bisa tetap melahirkan normal bila ketuban pecah saat usia kehamilan sudah cukup bulan (≥37 minggu), dan memenuhi syarat ini:

  • Kondisi janin masih baik dengan detak jantung normal dan posisi kepala sudah di bawah.
  • Tidak ada tanda infeksi atau komplikasi lain.

Jika masih dalam kurun waktu 24-48 jam dengan ciri-ciri di atas, maka dokter mungkin akan menunggu kontraksi muncul secara alami atau dibantu dengan induksi untuk mempercepat persalinan

Baca Juga: Penyebab Kelahiran Prematur dan Risiko Komplikasinya

Tips Menjaga Kesehatan Ketuban Sebelum Persalinan

Agar kehamilan Mama lancar dan sehat sampai waktu persalinan tiba, berikut beberapa kebiasaan untuk membantu menjaga ketuban tetap kuat:

  • Penuhi kebutuhan cairan tubuh dengan minum air putih minimal 2 liter sehari.
  • Hindari rokok dan paparan asap rokok.
  • Jaga kebersihan tubuh dan area intim guna mencegah infeksi pada vagina, anus, atau rektum Mama dan menyebar hingga ke rahim.
  • Konsumsi makanan bergizi lengkap.
  • Jaga berat badan sehat.

Siapkan diri lebih tenang dan percaya diri jelang persalinan caesar dengan mengunduh E-book “Panduan Bagi Mama dan si Kecil yang Lahir Caesar” dari sekarang, yuk! Di E-Book ini Mama bisa dapatkan panduan lengkap seputar persiapan operasi, proses pemulihan, dan kebutuhan nutrisi terbaik bagi Mama dan si Kecil setelah persalinan caesar. Gratis!

Jangan lupa juga untuk gabung jadi member Nutriclub untuk dapatkan ratusan expert-verified parenting content yang terkurasi sesuai usia si Kecil, akses ke call center yang terhubung langsung dengan ahli seputar nutrisi dan tumbuh kembang anak, serta beragam exclusive rewards khusus untuk Mama dan si Kecil dari setiap pembelian produk Nutrilon. Daftar gratis, sekarang!

Informasi yang Wajib Mama Ketahui

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Mama
  1. Clinic, C. (2022, June 22). Amniotic Fluid: Color, Smell, Function & Disorders. Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/body/23310-amniotic-fluid
  2. Smith, L. (2018, June 27). What to know about amniotic fluid. Medicalnewstoday.com; Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/307082
  3. Mayo Clinic Editorial Team. (2025). ‌Water breaking: Understand this sign of labor. Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/labor-and-delivery/in-depth/water-breaking/art-20044142
  4. ‌Lewis, R. (2020, March 30). How to Tell if Your Water Broke or You Just Peed. Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/health/pregnancy/how-to-tell-if-your-water-broke-or-you-peed
  5. Pregnancy Birth Baby Editorial Team. ‌(2024, December 18). Giving birth - waters breaking. Pregnancybirthbaby.org.au; Healthdirect Australia. https://www.pregnancybirthbaby.org.au/giving-birth-waters-breaking
  6. Tommys Editorial Team. (2019). ‌Waters breaking early (PPROM). Tommys.org. https://www.tommys.org/pregnancy-information/pregnancy-complications/waters-breaking-early-pprom
  7. ‌UPMC HealthBeat Editorial Team. (2024, October 14). Did My Water Break? Signs to Look For. UPMC HealthBeat. https://share.upmc.com/2024/10/did-my-water-break/
  8. ‌Leonard, J. (2020, February 10). What to know about your water breaking. Medicalnewstoday.com; Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/water-breaking#how-to-tell
  9. ‌Akers, A. S. (2023, January 24). Is it dangerous to leave it too long between water breaking and delivery? Medicalnewstoday.com; Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/how-long-after-water-breaks-is-it-dangerous#What-happens-if-water-breaks-too-early
  10. ‌Marcin, A. (2020, May 20). How Long After Your Water Breaks Do You Have to Deliver? Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/health/pregnancy/after-water-breaks-how-long-baby-can-survive#survival
  11. ‌Gouveia, A. (2020, April 15). 4 Questions to Ask if Your Doctor Suggests a Scheduled C-Section | UNC Health Talk. UNC Health Talk. https://healthtalk.unchealthcare.org/4-questions-to-ask-if-your-doctor-suggests-a-scheduled-c-section/
  12. ‌Clinic, C. (2022, October 10). Amniotomy (also called artificial rupturing of the membranes) is a procedure to break a pregnant woman’s amniotic sac. It’s done to speed up or progress labor. Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/24270-amniotomy
  13. ‌Dix, M. (2019, July). How Can I Increase My Amniotic Fluid Levels? Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/health/pregnancy/how-to-increase-amniotic-fluid#treatments
  14. Cleveland Clinic Editorial Team. ‌(2023, September 7). Premature Rupture of Membranes: Causes & Treatment. Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/24561-premature-rupture-of-membranes
  15. Cleveland Clinic Editorial Team. ‌ (2023, September 6). Chorioamnionitis: Causes, Symptoms, Diagnosis & Treatment. Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/12309-chorioamnionitis
Artikel Terkait