Loading...

Riwayat Pencarian

Pencarian Populer

burger menu
yang-harus-diketahui-jika-hamil-kembar
Kehamilan & Menyusui

Yang Harus Diketahui Jika Hamil Kembar

10 Februari 2020

Mendapat kepastian bahwa Ibu sedang hamil saja sudah merupakan hal yang menggembirakan. Tapi bagaimana kalau Ibu mendapat kabar bahwa ternyata Ibu sedang mengandung anak kembar? Apakah Ibu akan semakin senang atau justru jadi sedikit panik?

8 Hal yang Perlu Diperhatikan saat Hamil Kembar

Apakah tantangan mengandung anak kembar juga akan menjadi 2 kali lipat dibandingkan mengandung 1 bayi saja? Ibu tidak perlu takut ataupun cemas. Resiko kehamilan kembar memang lebih tinggi dibandingkan kehamilan tunggal. Tapi dengan perhatian dan pengetahuan yang cukup, Ibu bisa menjalani kehamilan dan proses persalinan dengan lancar.

Beberapa perbedaan antara kehamilan kembar dengan kehamilan tunggal yang perlu diperhatikan Ibu adalah:

1. Ibu membutuhkan asupan asam folat lebih banyak

Asupan asam folat yang cukup dibutuhkan untuk mengurangi resiko cacat lahir seperti spina bifida. Kehamilan tunggal umumnya membutuhkan 0.4 mg asam folat per hari, sedangkan kehamilan kembar membutuhkan 1 mg asam folat.

2. Kunjungan ke dokter kandungan akan lebih sering

Kehamilan kembar membutuhkan perhatian ekstra dibandingkan kehamilan tunggal, termasuk kunjungan ke dokter kandungan dan USG yang lebih sering.

3. Gejala kehamilan yang lebih hebat

Penyebab mual dan muntah saat kehamilan adalah kenaikan hormon chorionic gonadotropin. Pada kehamilan kembar, hormon ini juga meningkat, sehingga Ibu yang mengandung anak kembar cenderung mengalami mual dan muntah yang lebih parah pada semester pertama kehamilan. Selain mual dan muntah, Ibu yang mengalami kehamilan kembar juga memiliki resiko lebih tinggi untuk mengalami sakit punggung, masalah sulit tidur, sembelit, serta gejala kehamilan lainnya. Tekanan pada ikatan sendi dan sistem pencernaan yang lebih besar memunculkan masalah sulit bernafas, wasir, serta varises. Kerja jantung, paru-paru, dan ginjal yang bertambah juga akan membuat Ibu menjadi lebih mudah lelah.

4. Resiko anemia meningkat

Lakukan pemeriksaan tekanan darah secara teratur dan beristirahat yang cukup untuk menjaga tekanan darah tetap stabil dan mengurangi resiko kelahiran prematur. Pada usia kehamilan 20-24 minggu dan 28 minggu, dokter kandungan akan menyarankan tes darah untuk melihat indikasi anemia.

5. Berat badan Ibu akan lebih bertambah

Kehamilan kembar berarti Ibu mengandung 2 bayi dengan 2 plasenta dan dengan air ketuban yang lebih banyak. Karena itu tidak heran kalau berat badan Ibu yang mengandung anak kembar akan bertambah lebih banyak dibandingkan Ibu yang mengalami kehamilan tunggal. Menurut panduan Institute of Medicine, kenaikan berat badan untuk kehamilan kembar biasanya adalah 16-24 kg untuk Ibu dengan berat badan normal, 14-22 kg untuk Ibu dengan berat badan di atas rata-rata, dan 11-19 kg untuk Ibu yang mengalami obesitas.

6. Resiko terjadinya diabetes gestational dan preeclampsia meningkat

Pada kehamilan kembar, resiko pre-eclampsia meningkat 3 kali lipat dan resiko diabetes gestasional meningkat 2-3 kali lipat. Karena itu, pola makan sehat dan asupan nutrisi yang cukup selama kehamilan harus semakin menjadi perhatian Ibu.

7. Persalinan prematur lebih mungkin terjadi

Ibu yang mengalami kehamilan kembar biasanya mengalami persalinan pada minggu 36-37, bukannya minggu ke-40 seperti pada kehamilan tunggal. Umumnya, bayi bisa terlahir sehat tanpa masalah bila dilahirkan setelah minggu ke-34. Tapi berat badan yang kurang serta organ tubuh yang belum sempurna tetap jadi harus perhatian keluarga untuk menghindari masalah kesehatan yang serius.

8. Resiko perlunya persalinan dengan operasi Caesar meningkat

Resiko bayi sungsang umumnya lebih tinggi pada kehamilan kembar. Hal inilah yang menyebabkan kemungkinan Ibu harus melahirkan melalui operasi Caesar juga jadi meningkat.

Tantangan yang akan Ibu hadapi saat menjalani kehamilan kembar memang tidak sedikit. Tapi kebahagiaan yang akan Ibu rasakan tentu sebanding dengan perjuangan Ibu. Bantuan dan dukungan dari Ayah serta keluarga, baik selama masa kehamilan maupun setelah melahirkan, akan membuat tantangan itu akan menjadi lebih mudah diatasi.

comment-icon comment-icon