Loading...

Riwayat Pencarian

Pencarian Populer

burger menu
5-gangguan-pencernaan-yang-umum-dialami-balita_large
Kesehatan

5 Gangguan Pencernaan Yang Umum Dialami Balita

15 Januari 2020

Saluran cerna merupakan salah satu organ terpenting yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan seorang anak.

5 Gangguan Pencernaan Balita

Saluran cerna merupakan salah satu organ terpenting yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Saluran cerna yang sehat dapat mencerminkan kesehatan secara keseluruhan. Sebagai penyaring antara dunia luar dan dalam pada tubuh, maka kesehatan pencernaan harus dipertahankan terutama saat system pertahanan tubuh menurun.1 Berikut adalah beberapa kondisi yang sering dialami anak bila mengalami gangguan saluran pencernaan.

1. Kembung

Keluhan awal yang menunjukkan gangguan cerna pada bayi maupun balita adalah kembung. Penyebab kembung adalah karena adanya akumulasi udara di dalam saluran cerna anak. Kondisi ini bisa terjadi karena beberapa hal, misalnya anak terlalu banyak menelan udara saat menangis atau batuk dan posisi menyusui yang salah. Untuk membantu mengatasinya sebaiknya setelah menyusui anak disendawakan dan dapat juga dibantu dengan membalur minyaktelonataukayu putih.2

2. Kolik Infantile

Keluhan berikutnya yang sering terjadi pada anak balita adalah kolik infantile. Gejala yang sering ditemui antara lain, anak sering mendadak menangis karena sakit perut. Sakit perut ini biasanya terjadi pada sore dan malam hari. Sakit perut kadang juga disertai dengan kembung dan muntah. Kolik infantile dapat juga disebabkan oleh intoleransi laktosa, yaitu kondisi dimana bayi tidak dapat menyerap laktosa susu atau alergi susu sapi.2

Bila menghadapi kolik infantile, orangtua tidak perlu panik. Sebaiknya Anda menggendong dan mendekap anak agar ia merasa nyaman. Air gula juga bisa diberikan untuk mengurangi gejala sakit perutnya. Bila gejala masih terus berlangsung, sebaiknya periksakan kedokter anak untuk mendapatkan penangan tepat.

Did you know?

“Saluran cerna berperan penting untuk membentuk daya tahan tubuh, dengan pencernaan yang sehat maka tumbuh kembang anak akan optimal”

dr. PutriAmelia, MKed (Ped), SpA

3. Gumoh

Pada bayi, gumoh bisa merupakan suatu kelainan bisa juga tidak. Penyebab paling sering pada bayi adalah refluks gastro esofagus (RGE), yaitu kembalinya isi lambung kekerongkongan dan keluar lewat mulut. Hingga anak berusia 1 tahun, RGE ini sebenarnya masih hal yang normal asalkan bayi tidak menolak minum susu dan berat badan bayi tetap naik. Bila berat badan bayi cenderung tidak naik dalam beberapa bulan, maka diperlukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter. Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi gumoh adalah dengan disendawaka nsesudah pemberian ASI.2

4. Diare

Gangguan saluran pencernaan yang paling sering terjadi pada anak adalah diare. Diare pada anak umumnya disebabkan oleh infeksi virus. Dengan penanganan tepat gangguan ini akan membaik dalam waktu kurang dari seminggu.3

Penanganan diare pada anak bisadilakukan dengan mencukupi kebutuhan cairan anak, memberikan cairan oralit untuk mencegah dehidrasi dengan takaran oralit sekitar 10 ml/kg berat badan. Misal beratbadannya 10 kg, maka ia perlu oralit 100 ml setiapdiare. Lanjutkan pemberian air susu ibu (ASI), karena ASI memiliki efek proteksi terhadap terjadinya diare. Segera bawa anak  ke dokter  jika terdapat darah dalam tinja, muntah, sakit perut, sedikit kencing, tidak keluar air mata saat menangis, tidak mau minum, demam tinggi, diare yang sering, mulutdanlidahtampakkering, dan kehilangan berat badan.3,4,5

5. Konstipasi

Konstipasi  adalah ketidakmampuan mengeluarkan tinja secara sempurna yang terlihat dari frekuensi buang air besar (BAB) berkurang, tinja keras, dan terlihat kesulitan dan kesakitan saat anak BAB. Konstipasi biasanya disebabkan karena kurangnya pemberian minum, kurangnya konsumsi buah dan sayuran, atau takaran susu yang berlebihan.1

Penangan konstipasi dapat dilakukan dengan perbanyak pemberian air putih, berikan buah yang mengandung banyak air, dan buatlah susu sesuai petunjuk pembuatan.4 Satu hal yang tidak kalah pentingnya dalam mengatasi konstipasi adalah toilet training. Tidak perlu terlalu terburu-buru, berilah waktu sekitar 10-15 menit bagi anak untuk BAB. Dengan melakukan toilet training secara teratur akan mengembangkan refleks defekasi.

  1. Wong, Dona. (2008) Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. EGC. Jakarta.
  2. Putri, H. (2010). Perawatan  sikecil dan bunda pasca melahirkan. Depok. Leaf Production.
  3. Rahmadhani, dkk. (2013). Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Angka Kejadian Diare Akut pada Bayi Usia 0-1 Tahun di PuskesmasKuranji Kota Padang. http://eprints.ums.ac.id/9270/2/J4100 50001.pdf. Juni 2015, 21.20.
  4. Sodikin. (2011). Asuhan Keperawatan Anak Gangguan Sistem Gastrointestinal dan Hepatobilier. Jakarta. SalembaMedika.
  5. Damayanti, dkk. (2011). Buku Ajar NutrisiPediatrikdanPenyakitMetabolik. Jakarta. BadanPenerbit IDAI.
comment-icon comment-icon