Loading...

Riwayat Pencarian

Pencarian Populer

burger menu
Pentingnya-Mengetahui-Risiko-Alergi-si-Kecil-Sejak-Dini-large
Alergi

Pentingnya Mengetahui Risiko Alergi si Kecil Sejak Dini

15 Juli 2020

Alergi umumnya muncul pertama kali pada usia kanak-kanak. Alergi pada si Kecil tidak bisa dianggap sepele karena kondisi ini dapat mengganggu tumbuh kembangnya. Oleh karena itu, Mama Papa perlu mengetahui risiko alergi pada si Kecil sejak dini sebagai upaya awal untuk mencegahnya muncul.

Alergi umumnya disebabkan oleh tingginya kadar antibodi IgE (imunoglobin E) dalam tubuhnya. Antibodi inilah yang berperan dalam memunculkan reaksi alergi saat anak terkena paparan alergen tertentu. Tingginya kadar antibodi IgE dalam tubuh anak umumnya dipengaruhi faktor genetik atau keturunan.

Sebagai contoh, jika salah satu atau kedua orang tuanya memiliki riwayat alergi, maka risiko anak untuk mengalami kondisi serupa juga akan meningkat bahkan hingga mencapai 80 persen.

Kenapa Kita Perlu Mengetahui Risiko Alergi pada si Kecil Sejak Dini?

Banyak orang tua yang cenderung mengabaikan risiko alergi pada si Kecil. Padahal, alergi yang sering kambuh pada anak memiliki dampak besar yang bisa memengaruhi tumbuh kembangnya. Beberapa dampak buruk alergi pada anak, antara lain:

1. Si Kecil menjadi mudah rewel

Munculnya gejala alergi sering kali dapat memengaruhi suasana hati si Kecil. Hal ini membuat ia menjadi lebih mudah rewel atau uring-uringan akibat gejala alergi yang sedang dialaminya.

2. Si Kecil kekurangan nutrisi

Selain membuat anak menjadi rewel, gejala alergi juga bisa mengganggu pertumbuhannya, terlebih pada anak yang memiliki alergi makanan. Pasalnya, anak dengan alergi jenis ini kemungkinan akan sulit mendapatkan nutrisi yang memadai, karena Mama dan Papa harus ekstra hati-hati saat memilih makanan dan minuman yang bisa dikonsumsi.

3. Mengganggu aktivitas si Kecil

Si Kecil yang mengalami gejala alergi berulang dapat pula menghambat aktivitasnya. Misalnya muncul gejala alergi pada kulit saat terpapar debu, anak yang seharusnya bisa bermain dengan nyaman, justru akan sibuk menggaruk kulit karena rasa gatal yang muncul.

4. Memengaruhi kehidupan orang tua

Selain dampaknya yang terjadi pada si Kecil, munculnya gejala alergi yang berulang juga akan memengaruhi orang tua. Dampak pada kehidupan orang tua bisa muncul dari sisi ekonomi maupun psikologis.

Misalnya, semakin sering gejala alergi pada anak muncul, orang tua akan semakin sering membawa anak ke dokter untuk mendapatkan penanganan, hal ini tentunya akan memengaruhi perekonomian keluarga dengan biaya penanganan si Kecil yang dikeluarkan. Belum lagi rasa cemas dan panik yang kerap kali dirasakan orang tua saat gejala alergi pada si Kecil kambuh.

5. Risiko reaksi alergi yang lebih parah

Selain itu, saat terpapar alergen, anak juga mungkin mengalami reaksi alergi yang lebih parah, seperti sesak napas, syok, bahkan kematian jika tidak ditangani secara tepat.

Baca Juga: Pengaruh Alergi Terhadap Perkembangan Otak Si Kecil

Cara Mengetahui Risiko Alergi Anak

Mama dan Papa bisa mengetahui risiko alergi pada anak salah satunya dengan Allergy Risk Screener. Pada tools tersebut, Mama dan Papa akan menjawab serangkaian pertanyaan terkait riwayat alergi di keluarga, termasuk pada saudara kandung dan akan mendapatkan persentase risiko anak mengalami alergi. Hasil yang diberikan oleh Allergy Risk Screener selanjutnya bisa Mama dan Papa bawa ke dokter untuk dianalisis lebih lanjut guna menentukan metode pencegahan dan penanganan lanjutan untuk anak yang memiliki risiko alergi.

Jika diperlukan, dokter akan menganjurkan anak dengan risiko alergi untuk melakukan serangkaian pemeriksaan penunjang seperti:

  • Tes tusuk kulit (skin prick test)
  • Tes alergi menggunakan sampel darah
  • Patch test

 

Oleh karena beragam dampak buruk yang bisa terjadi saat anak mengalami alergi, melakukan pencegahan sedini mungkin menjadi cara yang paling efektif dilakukan. Jika Mama dan Papa memiliki riwayat alergi, lakukan Allergy Risk Screener dan konsultasikan hasilnya langsung dengan dokter, agar mendapatkan penanganan lanjutan yang tepat.

Referensi:

Hammersley et al. (2017). Developing and Testing of A Screening Tool to Predict People Without IgE-Mediated Allergy: A Quantitative Analysis of the Predictive Value of A Screening Tool. The British Journal of General Practice : The Journal of The Royal College of General Practitioners, 67(657), e293–e299.

Farbman, K. S., & Michelson, K. A. (2016). Anaphylaxis in children. Current opinion in Pediatrics. 28(3), 294–297.

Koplin et al. HealthNuts Study Team (2013). The Impact of Family History of Allergy on Risk of Food Allergy: A Population-Based Study of Infants. International Journal of Environmental Research and Public Health. 10(11), 5364–5377.

Lazzarini, R., Duarte, I., & Ferreira, A. L. (2013). Patch Tests. Anais Brasileiros De Dermatologi. 88(6), 879–888.

Cleveland Clinic (2015). Allergies in Children.

Kidshealth, Nemours (2016). For Parents. All About Allergies.

American College of Allergy, Asthma, & Immunology. Children & Allergies.

comment-icon comment-icon