Loading...

Riwayat Pencarian

Pencarian Populer

burger menu
anemia-pada-ibu-hamil_large
Kehamilan & Menyusui

Anemia Pada Ibu Hamil: Gejala dan Cara Mengatasinya

15 Januari 2020

Ibu hamil sangat rentan mengalami anemia. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan tubuh Ibu akan zat besi, seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.

Penyebab Anemia saat Hamil

Saat Ibu mengalami anemia, darah Ibu tidak memiliki sel darah merah yang cukup sehat untuk mengangkut oksigen ke jaringan Ibu dan kepada janin. Selama masa kehamilan, tubuh Ibu akan memproduksi lebih banyak darah demi mendukung perkembangan janin di dalam kandungan Ibu. Jika Ibu tidak mendapatkan zat besi yang cukup atau nutrisi penting lainnya, maka tubuh Ibu tidak akan mampu memproduksi sel darah merah.

Meskipun saat sebelum hamil Ibu tidak pernah mengalami anemia, Ibu bisa saja mengalami anemia ketika hamil. Hal ini biasanya disebabkan karena kurangnya asupan gizi, terutama zat besi. Kebutuhan zat besi pada tubuh ibu hamil terus-menerus meningkat sesuai dengan usia kehamilan.

Zat besi adalah zat gizi penting untuk membentuk hemoglobin, yakni protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh jaringan dan organ tubuh. Selama masa kehamilan, jumlah darah dalam tubuh Ibu meningkat hingga 50% lebih banyak dibandingkan dengan kondisi tubuh dalam keadaan normal, sehingga Ibu memerlukan banyak zat besi yang membentuk hemoglobin untuk mengimbangi kenaikan volume darah. Juga untuk memenuhi kebutuhan zat besi bagi perkembangan janin dan plasenta.

Sayangnya, kebanyakan ibu hamil tidak menyadari adanya peningkatan kebutuhan zat besi yang diperlukan tubuh, terutama pada trimester kedua dan ketiga saat kebutuhan tubuh akan sel darah sangat meningkat drastis. Jika Ibu berada dalam kondisi kekurangan zat besi pada Ibu hamil untuk membentuk hemoglobin yang diperlukan, maka Ibu berisiko mengalami anemia.

Risiko Ibu Hamil yang Terkena Anemia

  • Sering mual-mual di pagi hari dan frekuensi muntah terlalu sering.
  • Nafsu makan yang turun karena mual dan muntah
  • Sedang mengandung lebih dari satu bayi.
  • Jarak antar kehamilan terlalu dekat.
  • Pola makan yang buruk, sehingga kebutuhan zat besi tidak tercukupi.
  • Jumlah darah yang Ibu keluarkan saat menstruasi pada pra-kehamilan, terlalu banyak.
  • Terjadi pendarahan pada waktu persalinan.

Selain kekurangan zat besi, anemia juga dapat disebabkan karena kekurangan suplai asam folat atau vitamin B12, atau karena penyakit tertentu, misalnya meiliki kelainan darah karena faktor keturunan. Inilah alasannya mengapa suplemen zat besi belum tentu dapat mengatasi masalah anemia. Cara penanganan anemia pada masa kehamilan harus sesuai dengan penyebabnya.

Baca Juga: Fakta tentang Pre-eclampsia

Kenali Gejala Anemia saat Hamil

Anemia berdampak bagi kesehatan tubuh. Gejala-gejala seperti pusing, cepat letih, lemas, tidak bersemangat, mata berkunang-kunang, mudah mengantuk, sesak napas, daya tahan tubuh menurun, nafsu makan yang turun, bahkan sampai pingsan merupakan tanda awal yang segera harus diwaspadai agar tidak membahayakan kesehatan Ibu dan janin.

Jika Ibu mengalaminya, segera konsultasikan dengan dokter agar pemeriksaan dapat dilakukan, terutama pemeriksaan darah. Umumnya pemeriksaan darah dilakukan dengan memeriksa kandungan hemoglobin dalam darah. Dengan deteksi dini anemia, tindakan pengobatan pun dapat dilakukan.

Kehamilan Ibu akan sangat berisiko jika hemoglobin dalam darah pada masa kehamilan trimester pertama di bawah 11 gram per desiliter dan pada trimester kedua dan ketiga di bawah 10 gram per desiliter.

Kondisi kesehatan telah disebut kritis, bila kadar hemoglobin dalam darah di bawah 6 gram per desiliter. Hemoglobin kurang dari 5 gram per desiliter, dapat meningkatkan risiko kematian ibu dan anak. Ibu akan merasa sangat lelah karena gangguan fungsi jantung akibat kurangnya suplai oksigen ke seluruh tubuh.

Oleh karena itu, sangat penting untuk memeriksakan kesehatan secara rutin pada setiap usia kehamilan, meskipun Ibu tidak merasa sakit. Pemeriksaan hemoglobin yang teratur, diperlukan ketika Ibu memutuskan untuk hamil. Sehingga beberapa terapi pencegahan bisa dilakukan sejak dini.

Baca Juga: Menjalani Kehamilan dengan Penyakit Kista Ovarium

Anemia yang dibiarkan hingga akan memasuki waktu kelahiran, akan sangat membahayakan. Risiko yang terjadi bukan hanya berdampak bagi Ibu, tetapi juga bayi yang akan dilahirkan. Anemia pada saat hamil dapat mengakibatkan keguguran, kelahiran prematur, waktu bersalin yang lama, pendarahan pasca-melahirkan, bayi lahir dengan berat rendah, hingga kemungkinan bayi lahir dengan cacat bawaan dapat terjadi bila tidak ditangani sejak awal.

Cara Mengatasi Anemia saat Hamil

Anemia pada saat hamil bisa diatasi dengan cepat, jika sudah terdeteksi sejak dini sebelum memasuki usia kehamilan trimester pertama. Sadar kesehatan dan waspada akan gejala-gejala anemia yang mungkin terjadi adalah langkah pertama yang dapat Ibu lakukan untuk mencegah anemia.

Bahaya Anemia saat Hamil

Ketahui potensi risiko Ibu akan mengalami anemia atau tidak, dengan melakukan pemeriksaan darah di lab kesehatan dan konsultasikan hasilnya dengan dokter untuk mendapatkan cara terbaik untuk menangani anemia.

  • Menjaga penyerapan zat besi kedalam tubuh dengan mengonsumsi makanan alami dengan zat besi seperti daging, oatmeal, beras merah, kacang-kacangan, dan sayuran yang berwarna hijau tua.
  • Jika Ibu meminum suplemen zat besi, minumlah saat kondisi perut dalam keadaan kosong dengan air mineral atau jus jeruk. Vitamin C dalam jus jeruk dapat membantu penyerapan zat besi. Namun, bila Ibu dalam kondisi mual, disarankan agar konsumsi suplemen zat besi dilakukan satu jam setelah makan.
  • Suplemen zat besi akan bekerja dan hasilnya dapat Ibu rasakan dalam waktu satu minggu. Produksi sel darah merah akan meningkat juga hemoglobin dalam darah. Biasanya dalam waktu satu bulan, anemia sudah teratasi. Tetap teruskan penggunaan sesuai dengan resep. Konsultasikan dengan dokter bila Ibu merasa perlu menambah atau menghentikan pemakaiannya.
  • Hindari diet secara berlebihan saat kehamilan, karena perubahan pola makan dapat berdampak pada jumlah sel darah merah. Konsumsi makanan dengan asam folat dan vitamin C untuk membantu penyerapan zat besi.

Baca Juga: Cara Atasi Ambeien Saat Hamil

comment-icon comment-icon