Loading...

Riwayat Pencarian

Pencarian Populer

burger menu
bila-si-kecil-terjatuh-dari-tempat-tidur_large
Kesehatan

Pertolongan Pertama untuk Bayi yang Jatuh dari Tempat Tidur

Article Oleh : Annisa Amalia Ikhsania 15 Januari 2020

Seiring bertambahnya usia anak, Mama perlu ekstra hati-hati dan memperhatikan tingkah laku si Kecil, tak terkecuali saat ia sedang tidur. Sebab, ada kalanya bayi akan bergerak aktif di saat Mama dan Papa sedang lengah. Itulah mengapa kecelakaan seperti bayi jatuh dari tempat tidur umum terjadi. 

Melihat bayi jatuh dari tempat tidur tentu akan membuat orang tua manapun kaget dan panik. Pasalnya, jatuh dari ketinggian bisa membuat bayi yang masih rapuh mengalami cedera yang mungkin parah. 

Lantas, bagaimana pertolongan pertama anak jatuh dari tempat tidur? Simak jawabannya lengkap dengan risiko atau bahaya yang terjadi, serta cara mencegahnya.

Bahayakah Jika Anak Jatuh dari Tempat Tidur?

Jatuh adalah kecelakaan yang dapat terjadi pada bayi di usia berapa pun. Akan tetapi, kejadian ini memang cenderung lebih umum terjadi pada bayi yang berusia di atas 4 bulan dan sudah lebih aktif bergerak sendiri, Ma.

Jatuh adalah penyebab utama cedera nonfatal pada anak-anak, dan biasanya tidak menimbulkan bahaya serius. 

Akan tetapi, anak jatuh dari tempat tidur terkadang menyebabkan sakit kepala, leher, atau luka pada tubuhnya. Jika hal ini terjadi, cobalah untuk berkonsultasi dengan dokter. 

Terlebih, pada si Kecil di bawah usia 12 bulan yang memiliki tengkorak lebih rapuh sehingga membuat bayi lebih berisiko terhadap cedera kepala yang berdampak serius, seperti gegar otak, fraktur tengkorak, atau trauma otak.

Pertolongan Pertama Jika Bayi Jatuh dari Tempat Tidur

Kadang meski Mama dan Papa sudah ekstra hati-hati dan mengantisipasi segala kemungkinan, kecelakaan adalah hal yang tidak bisa diprediksi. Jadi, penting untuk mengetahui apa yang harus dilakukan saat bayi jatuh dari tempat tidur.

Berikut adalah beberapa langkah yang bisa Mama dan Papa terapkan di rumah:

1. Periksa Lokasi Jatuhnya

Melihat atau mendengar bayi jatuh pasti membuat Mama dan Papa panik, sehingga naluri pertama adalah untuk cepat-cepat mengangkat dan menggendong.

Akan tetapi, penting untuk Mama dan Papa periksa dulu tempat si Kecil jatuh dan nilai seberapa parah kecelakaannya. Sebab, terburu-buru mengangkat bayi ketika ia mungkin memiliki cedera di bagian dalam tubuhnya, seperti cedera leher atau tulang belakang, dapat memperburuk keadaan.

Saat bayi jatuh dari tempat tidur, sangat penting untuk tetap tenang dan menilai situasi dengan cepat. Jadi, coba dulu periksa hal-hal berikut, Ma:

  • Seberapa tinggi bayi jatuh? Semakin tinggi jarak antara tempat tidur dan lantai, semakin tinggi bahayanya. Jatuh dari ketinggian lebih dari 0,5 meter merupakan masalah serius bagi bayi atau anak di bawah usia 2 tahun sehingga mereka harus segera dibawa ke dokter.

  • Bayi jatuh ke mana? Periksa apakah bayi jatuh ke beton, ubin keramik, tanah, atau lantai yang berkarpet tebal dan lunak. Jatuh ke permukaan yang keras tentu jauh lebih berbahaya daripada permukaan yang lembut. 

  • Apakah bayi menabrak sesuatu selama terjatuh? Jika bayi jatuh dan juga terbentur pinggiran furnitur atau mungkin mendarat di atas kaca maupun terbentur benda padat lainnya, tentu semakin besar risiko cederanya.

  • Periksa juga seperti apa posisi bayi saat terjatuh, apakah jatuh dengan kepalanya terlebih dulu, atau jatuh telentang maupun tengkurap. Jika ada pendarahan besar atau ada sesuatu yang keluar dari hidung atau telinga si Kecil, cepat hubungi ambulans. 

2. Perhatikan Tanda Cedera 

Cedera kepala serius jarang terjadi, tapi Mama dan Papa tetap perlu mengobservasi kondisinya selama 1x24 jam untuk memperhatikan tanda cedera kepala yang umum, yaitu:

  • Menurunnya kesadaran di mana anak terlihat seperti mengantuk.

  • Sulit dibangunkan dari tidurnya.

  • Muntah lebih dari sekali.

  • Pembengkakan di lokasi benturan.

  • Retak pada tulang tengkorak.

  • Pendarahan besar atau ada suatu cairan yang keluar dari hidung atau telinga dalam beberapa jam setelah jatuh.

  • Mengalami kejang tepat setelah jatuh atau beberapa jam setelahnya.

Pastikan juga si Kecil tidak mengalami patah tulang setelah jatuh, yang tanda-tandanya dapat meliputi:

  • Pembengkakan pada anggota tubuh tertentu.

  • Kesulitan menggerakkan anggota tubuh.

  • Penampakan yang tidak biasa pada anggota tubuhnya, misalkan, tangan bengkok.

  • Menangis kesakitan saat Mama menyentuh atau menggerakkan anggota tubuhnya.

  • Kepucatan pada area tubuh tertentu yang tidak biasa dan berlangsung selama lebih dari satu jam.

Jika bayi memiliki tanda-tanda ini, jangan angkat bayi untuk digendong dan segera hubungi ambulans untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Kecuali, jika si Kecil mengalami kejang segera setelah ia jatuh.

Jika bayi kejang, Mama atau Papa boleh membalikkan badannya dengan sangat hati-hati agar posisi si Kecil jadi berbaring menyamping. Tujuannya untuk mencegah ia tersedak lidah atau air liurnya sendiri saat kejang.

Di luar dari tanda-tanda di atas, bertindak sesuai insting Mama adalah hal yang paling tepat. Jadi jika Mama dan Papa memiliki kekhawatiran tertentu, jangan ragu untuk mengikuti apa kata hati dan hubungi dokter.

3. Tenangkan Bayi

Umumnya bayi akan menangis keras karena syok setelah terjatuh dari tempat tidur, tapi bisa langsung segera kembali ceria dan bertingkah normal seperti biasanya. Dalam kasus seperti itu, Mama dan Papa tidak perlu khawatir. 

Jika si Kecil tampak ceria, sehat, masih sangat sadar atau aktif, dan tidak ada luka di kepala atau wajahnya, kemungkinan itu hanya benjolan ringan. Mama atau Papa bisa angkat dan gendong si Kecil dengan hati-hati untuk menenangkannya.

Mama juga bisa cari tahu lebih lanjut seputar penanganan tangis si Kecil yang berkelanjutan lewat tools Health & Immune Checker.

4. Berikan Kompres Air Dingin

Kemudian jika terdapat memar atau benjolan, cobalah berikan kompres dingin. Caranya, rendam kain dalam air dingin dan tempelkan di area yang terdapat benjolan untuk membantu meredakan nyeri dan pembengkakannya. Rendam kembali saat kain menghangat atau mengering. 

Cara lainnya, Mama bisa membungkus beberapa bongkah es batu dalam kain waslap tipis dan tempelkan di area yang membengkak.

5. Berikan Obat Pereda Nyeri

Bayi mungkin tampak sangat rewel atau mengalami perubahan pada pola tidurnya dalam beberapa hari setelah ia jatuh. Ini adalah efek yang umum dan biasanya bisa membaik sendiri seiring berjalannya waktu.

Jadi untuk sementara waktu, hindari dulu beraktivitas atau bermain yang terlalu berat dan biarkan si Kecil lebih sering tidur, terutama pada 24-48 jam pertama sesudah ia jatuh untuk membantu tubuhnya memulihkan diri.

Sementara jika bayi tampak kesakitan, Mama bisa memberikan obat pereda nyeri jenis paracetamol jika bayi sudah berusia 2 bulan ke atas atau ibuprofen untuk bayi usia 3 bulan ke atas. Pastikan membaca label aturan pakai dan berikan dosis yang tepat. Jangan berikan bayi Mama aspirin.

6. Pantau Kondisi Si Kecil Setelah 24 Jam

Dalam beberapa hari ke depan, hal terpenting yang dapat Mama lakukan adalah terus mengamati kondisi si Kecil dengan cermat.

Selama masih bisa membuatnya tenang, tetap periksa tubuh bayi secara perlahan dan teliti untuk lihat apakah ada efek yang dialami bayi akibat jatuh dari tempat tidur, misalnya cedera.

Sebab, tanda-tanda cedera kepala atau gegar otak biasanya muncul dalam 24 jam, tetapi bisa muncul lambat sewaktu-waktu dalam 3 minggu setelah kecelakaan.

Jadi, Mama dan Papa tetap harus memantau kondisi si Kecil setelah 24 jam dan memperhatikan tanda-tanda gegar otak pada bayi, termasuk jika: 

  • Bayi sempat tidak sadarkan diri.

  • Terlihat bingung atau terkejut

  • Muntah lebih dari sekali, tanpa sebab.

  • Menangis lebih sering dari biasanya.

  • Menunjukkan perubahan suasana hati atau perilaku.

  • Sulit terbangun dari tidur.

Jika bayi Mama mengalami tanda-tanda gegar otak, pergilah ke dokter atau rumah sakit dan periksakan. Kemudian perhatikan perubahan gejala apa pun.

Gegar otak ringan biasanya akan sembuh dengan sendirinya selama beberapa hari, meski butuh waktu hingga 4 minggu untuk pulih sepenuhnya.

Selain itu, meski kemungkinan adanya patah tulang diduga sangat kecil, bayi yang terjatuh sangat berisiko mengalami cedera pada kepalanya.

Hal ini karena tulang tengkorak bayi belum terbentuk dengan sempurna. Lakukan hal ini selama kurang lebih 24 jam setelah kejadian.

Jika setelah 24 jam bayi tidak menunjukan gejala yang serius, risiko terjadinya cedera yang parah akan lebih kecil atau dapat dihindari.

Cara Mencegah Bayi Terjatuh dari Tempat Tidur

Tidur adalah satu dari sebagian cara untuk memastikan si Kecil tumbuh dan berkembang secara baik. Oleh karena itu, pastikan si Kecil dapat tidur secara nyaman dan aman di tempat tidur.

Berikut adalah beberapa tips untuk mencegah risiko bayi terjatuh dari tempat tidur:

  • Jangan pernah tinggalkan bayi sendirian di tempat tidur ketika ia sedang bermain di kasur.

  • Letakkan si Kecil di boks tidurnya, bila Mama hendak meninggalkannya meski sebentar saja untuk meminimalisir kemungkinan ia berguling dan terjatuh.

  • Tempat tidur atau boks tidur bayi harus memiliki pagar pengaman di keempat sisinya dan setiap pengaman harus dikunci dengan rapat. Hal ini untuk mencegah anak menabrak pelindung ketika ia berguling saat tidur, yang kemudian dapat terbuka dan membuat anak jatuh.

  • Jarak antara “jeruji” pagar tempat tidur anak tidak boleh lebih dari 6 cm. Mama dapat meletakkan seprai atau bantal di bagian luar pagar untuk mencegah anak meloloskan lengan atau kakinya di antara “jeruji”.

  • Gunakan boks bayi dengan ketinggian rendah (tidak lebih tinggi dari 120 cm) atau sediakan kasur di lantai untuk bayi tidur.

  • Jangan biarkan bayi tidur sendiri. Mama dan Papa harus selalu bisa melihat kondisi si Kecil ketika tidur. Misalnya, dengan menaruh boks bayi di kamar Mama atau pasang CCTV/baby monitor di kamar bayi.

Baca Juga: Bayi Sering Kaget Saat Tidur? Ketahui Penyebabnya, Ma!

Banyak orang tua mungkin berpikir bahwa anak mereka tidak mungkin jatuh dari tempat tidur, tetapi jenis kecelakaan ini lebih sering terjadi daripada yang Mama kira. Jadi untuk mencegah si Kecil dari hal-hal yang tidak diinginkan selama ia tidur, penting untuk Mama dan Papa memahami bagaimana cara mencegah dan mengantisipasinya. 

Mama juga bisa konsultasi langsung dengan Nutriclub Expert Advisor yang siap 24 jam menjawab semua pertanyaan Mama seputar nutrisi, tumbuh kembang, dan kesehatan si Kecil secara langsung.

Semoga artikel ini membantu ya, Ma!

  1. Whitten, C. (2022, June 8). What to Do When Your Baby Falls. WebMD; WebMD. https://www.webmd.com/parenting/baby/what-to-do-when-baby-falls
  2. If Your Child Falls Out of Bed, When Should You be Worried? (2018). Samitivejhospitals.com. https://www.samitivejhospitals.com/article/detail/if-your-child-falls-out-of-bed
  3. Haarbauer-Krupa, J., Haileyesus, T., Gilchrist, J., Mack, K. A., Law, C. S., & Joseph, A. (2019). Fall-related traumatic brain injury in children ages 0–4 years. Journal of Safety Research, 70, 127–133. https://doi.org/10.1016/j.jsr.2019.06.003
  4. Children's Health Team. (2019, January 10). What to Do If Your Infant Falls Off the Bed or Changing Table. Cleveland Clinic; Cleveland Clinic. https://health.clevelandclinic.org/what-to-do-if-your-infant-falls-off-the-bed-or-changing-table/
  5. Baby Falls Off Bed - New Kids Center. (2023). Newkidscenter.org. https://www.newkidscenter.org/baby-falls-off-bed.html
comment-icon comment-icon