Loading...

Riwayat Pencarian

Pencarian Populer

burger menu
cara-memilih-persalinan-caesar
Kehamilan & Menyusui

Mengapa Harus Melahirkan Lewat Operasi Caesar?

19 Agustus 2021

Operasi caesar umumnya ditempuh dokter bila proses persalinan normal dianggap berisiko besar bagi kesehatan Mama dan bayi dalam kandungan. Meski begitu, ibu hamil juga dapat persalinan secara caesar juga bisa menjadi pilihan yang dibuat sendiri oleh ibu hamil sejak awal karena alasan pribadi.

Jika Mama sedang mempertimbangkan memilih melahirkan lewat caesar, baca dulu informasi lengkapnya di sini. Jangan lupa juga bahwa setiap keputusan yang akan Mama buat terkait kelahiran buah hati haruslah selalu dikonsultasikan ke dokter.

Kondisi yang Mengharuskan Operasi Caesar

Operasi caesar adalah proses melahirkan dengan membuat sayatan horizontal panjang di bagian perut, tepatnya di atas tulang kemaluan, untuk mengeluarkan bayi dari rahim Mama. Persalinan caesar biasanya membutuhkan waktu sekitar 40 hingga 50 menit. Setelah operasi sesar selesai. 

Keputusan untuk menempuh persalinan caesar pada umumnya akan ditentukan dokter setelah melihat kondisi Mama dan kandungan. Jika dokter menilai ada indikasi proses persalinan normal yang bisa membahayakan kesehatan serta keselamatan Mama dan bayi, dokter akan menganjurkan Mama menempuh persalinan lewat operasi.

Keputusan ini dapat direncanakan dokter dari jauh-jauh hari sejak awal kehamilan Mama, atau bahkan dilakukan darurat di hari persalinan. Pasalnya, kadang ada risiko komplikasi kehamilan tertentu yang bisa menyebabkan kelahiran sesar harus dilakukan sebelum usia 39 minggu.

Berikut adalah beberapa alasan medis yang membuat dokter memilih persalinan secara caesar:

1. Persalinan Lama

Persalinan normal yang berjalan lambat menjadi salah satu alasan paling umum dokter memutuskan beralih ke operasi caesar untuk mencegah risiko komplikasi. Persalinan dikatakan lambat atau macet ketika proses melahirkan berlangsung sekitar 20 jam atau lebih pada kehamilan pertama.

Hal ini bisa disebabkan oleh banyak hal. Umumnya persalinan macet dapat dipengaruhi oleh ukuran janin yang terlalu besar (lebih dari 4 kg), panggul ibu yang terlalu kecil, penipisan serviks (bukaan) yang lambat atau tidak lengkap, atau posisi bayi sungsang.

Persalinan macet tak hanya berdampak pada janin, tapi juga pada kondisi Mama. Normalnya, persalinan harus segera berlangsung dalam 6 jam setelah ketuban pecah. Jika lebih lama dari itu, bisa terjadi infeksi. Persalinan lambat juga dapat menghabiskan tenaga Mama untuk mengejan (ngeden) sehingga akan semakin sulit mendorong bayi keluar.

2. Kondisi Darurat Janin

Dokter mungkin memutuskan Mama harus melahirkan secara caesar jika janin mengalami gawat darurat (fetal distress) yang membuatnya tidak mendapatkan cukup oksigen.

Beberapa indikasi yang menunjukkan dokter bayi mengalami fetal distress adalah perubahan pola jantung janin, berkurangnya gerakan janin, hambatan pertumbuhan janin, dan adanya mekonium (BAB pertama bayi) pada saat persalinan.

Sejumlah kondisi ini dapat mengancam keselamatan bayi jika persalinan normal dilanjutkan sehingga dokter harus cepat mengeluarkannya. 

3. Masalah pada Plasenta dan Tali Pusar

Jika Mama ditemukan mengalami masalah pada plasenta, dokter akan memilih operasi caesar supaya bisa cepat mengeluarkan bayi.

Masalah terkait plasenta yang paling umum memengaruhi keputusan caesar adalah plasenta previa dan abruptio plasenta. Plasenta previa adalah kondisi ketika sebagian atau seluruh plasenta lebih rendah sehingga menutupi jalan lahir. Sementara itu, abruptio plasenta adalah kondisi terlepasnya plasenta dari lapisan rahim sehingga menyebabkan bayi kehilangan oksigen. 

Keputusan untuk melakukan caesar juga mungkin dibuat dokter jika melihat Mama mengalami prolaps tali pusar. Kondisi ini menyebabkan tali pusar yang keluar lebih dulu sebelum janin lahir. Prolaps tali pusar dapat mengurangi aliran darah ke bayi sehingga membahayakan kesehatan calon buah hati Mama.
 

4. Posisi Janin Sungsang

Umumnya posisi bayi yang sungsang bisa diubah lewat stimulasi-stimulasi tertentu sehingga pada hari-H kelahiran posisi kepala si Kecil sudah mengarah ke jalan lahir.

Namun, posisi janin sungsang saat waktunya lahir juga bisa menjadi alasan dokter untuk memilih operasi Caesar. Posisi janin dikatakan sungsang atau tidak normal ketika bokong, kaki, bahu, atau tangan bayi yang justru berada di jalan lahir.

Kondisi ini bisa memengaruhi lamanya waktu persalinan normal dan merisikokan bayi tidak bisa mendapat cukup oksigen, seperti yang sudah dijelaskan di atas. 

Baca Juga: Cara Mempersiapkan Diri Jika Posisi Bayi Sungsang

5. Janin Terlalu Besar (Makrosomia)

Janin yang terlalu besar (didefinisikan sebagai berat lahir lebih dari 4 kg) dapat mempersulit jalannya persalinan sehingga meningkatkan risiko melahirkan caesar. Sebab, makrosomia dikaitkan dengan peningkatan risiko distosia (persalinan macet atau lambat) dan trauma persalinan.

Persalinan lambat juga dapat menghabiskan tenaga Mama untuk mengejan (ngeden) sehingga akan semakin sulit mendorong keluar bayi yang terlalu besar.

Pada kedua kasus tersebut, biasanya Mama akan direkomendasikan dokter untuk melahirkan secara sesar.

6. Komplikasi Kehamilan

Dokter juga dapat menilai operasi caesar menjadi pilihan yang terbaik untuk melahirkan bayi jika Mama memiliki komplikasi kehamilan berisiko tinggi, seperti:

  • Tekanan darah tinggi.

  • Preeklampsia. 

  • Penyakit jantung.

  • Diabetes gestasional.

  • Jenis infeksi penyakit yang dapat ditularkan ke bayi melalui persalinan normal, misalnya HIV dan herpes genital.

9. Bayi Cacat Lahir

Jika bayi dalam kandungan terindikasi memiliki kondisi cacat lahir, seperti kelebihan cairan di dalam otak atau penyakit jantung bawaan, dokter dapat memilih operasi caesar untuk mengurangi risiko komplikasi lebih lanjut saat persalinan.

10. Hamil Bayi Kembar

Mama yang hamil kembar dua, tiga, atau lebih dari itu cenderung disarankan melahirkan secara sesar. Ini karena kemungkinan posisi salah satu atau semua bayi tidak mendekati jalan lahir, serta menjaga kondisi Mama dari kelelahan dan stres akibat proses persalinan yang lebih lama.

11. Pernah Caesar Sebelumnya

Menurut American Pregnancy Association, sebesar 90% perempuan bisa melahirkan normal walaupun telah melakukan operasi caesar di kehamilan sebelumnya. 

Tetapi, langkah yang disebut dengan Vaginal Birth After Caesarean ini perlu dikonsultasikan lebih lanjut kepada dokter kandungan Mama. Untuk meminimalisasi risiko terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, umumnya melahirkan caesar masih disarankan di kehamilan berikutnya.

Baca Juga: Ingin Melahirkan Secara Sesar? Simak Kisaran Biaya Operasinya Ini, Ma

Alasan Memilih Operasi Caesar Selain Indikasi Medis

Jika Mama tidak memiliki indikasi medis yang berisiko untuk diri sendiri dan bayi, melahirkan caesar dapat dipilih sebagai salah satu alternatif metode persalinan. Operasi caesar yang dilakukan tanpa alasan medis ini umum disebut dengan operasi caesar elektif.

Jika sudah direncanakan, operasi sesar biasanya dilakukan setelah minggu ke-38 kehamilan agar janin memiliki waktu yang cukup untuk berkembang di dalam rahim.

Adapun keinginan untuk menjalani operasi caesar menjadi pilihan ibu hamil karena berbagai alasan berikut.

1. Bisa Menentukan Tanggal Kelahiran Bayi

Salah satu alasan sebagian besar ibu hamil memilih operasi caesar adalah untuk menentukan “tanggal cantik” kelahiran sang buah hati. Selain itu, Mama juga bisa mempersiapkan hari kelahiran dengan nyaman ketimbang harus cemas menanti-nanti kapan waktu persalinan normal akan tiba.

Kepastian waktu ini jugalah yang membuat Mama menjadi lebih mudah memanfaatkan cuti hamil.

2. Meminimalisir Rasa Sakit

Persalinan normal sering menjadi momok yang menakutkan bagi para calon ibu, terutama pada kehamilan pertama, karena rasa sakitnya dan proses bersalin yang lama. Hal inilah yang mendasari sebagian ibu hamil lebih memilih operasi caesar untuk menghindari rasa sakitnya. Proses persalinan secara caesar juga tidak selama melahirkan normal.

Berikut adalah berbagai kelebihan lain dari melahirkan caesar yang direncanakan:

  • Mengurangi risiko vagina robek.

  • Mengurangi risiko prolaps organ panggul, yakni turun atau jatuhnya organ panggul (kandung kemih, rahmil, vagina, usus kecil atau rectum) dari dinding vagina.

  • Mengurangi risiko bayi kekurangan oksigen saat melewati jalan lahir.

  • Mengurangi risiko inkontinensia urin dan disfungsi seksual setelah melahirkan.

Selain itu, operasi caesar yang direncanakan juga lebih minim risiko pendarahan (hemoragik) yang dapat menyebabkan seorang ibu kehilangan banyak darah selama operasi.

3. Memiliki Trauma Melahirkan

Pengalaman melahirkan setiap ibu sangat berbeda-beda. Ada ibu yang proses melahirkannya lancar dan minim rasa sakit, tapi ada pula beberapa kasus persalinan normal yang sulit dan membuat sang ibu mengalami trauma psikologis seperti depresi pasca melahirkan dan baby blues. 

Mama yang mengalami trauma dari persalinan secara vaginal lebih mungkin memilih operasi caesar pada persalinan selanjutnya untuk menghindari merasakan trauma yang sama. 

Baca Juga: Simak Persiapan Operasi Sesar yang Wajib Mama Ketahui

Risiko Memilih Melahirkan secara Caesar

Setiap calon ibu berhak memilih metode melahirkan yang ia rasa nyaman untuknya sendiri.

Namun jika Mama sedang mempertimbangkan melahirkan lewat operasi caesar elektif, penting juga untuk memahami segala kemungkinan yang mungkin terjadi. Sebab sama seperti jenis prosedur medis lainnya, operasi caesar adalah prosedur operasi besar yang memiliki risikonya sendiri.

Salah satu hal yang perlu dipertimbangkan adalah proses pemulihan pasca operasi caesar yang jauh lebih lama daripada persalinan normal. 

Secara umum, ibu yang melahirkan caesar memerlukan waktu rawat inap lebih lama di rumah sakit dibanding ibu yang bersalin secara caesar. Hal ini perlu dilakukan supaya dokter bisa memantau dan mengantisipasi risiko masalah atau gangguan yang dapat terjadi selama dalam masa pemulihan, seperti:

  • Perdarahan.

  • Infeksi pada dinding rahim (endometritis).

  • Infeksi pada kandung kemih.

  • Reaksi terhadap obat anestesi.

  • Gangguan pada organ tubuh dekat rahim, seperti kandung kemih atau saluran yang menghubungkan ginjal dan kandung kemih.

  • Infeksi pada perut dan rahim.

  • Pembekuan darah.

  • Sayatan rahim terbuka.

Waktu pemulihan yang lebih lama juga bisa membatasi gerak Mama untuk merawat si Kecil di rumah. Sebab, Mama umumnya tidak dianjurkan untuk langsung kembali beraktivitas sebelum luka jahitan operasi benar-benar pulih. Mama juga harus lebih telaten dan ekstra hati-hati dalam merawat luka jahitan operasi caesar agar tidak terjadi infeksi. 

Perlu diketahui juga bahwa memilih operasi caesar elektif ketika Mama bisa melahirkan normal dapat meningkatkan risiko komplikasi pada kehamilan selanjutnya dan operasi lainnya. Semakin sering operasi caesar, semakin tinggi risiko Mama mengalami plasenta previa dan plasenta akreta (plasenta menempel di dinding rahim) yang dapat membahayakan keselamatan bayi.

Operasi caesar juga meningkatkan risiko robekan rahim di sepanjang garis bekas luka (ruptur uteri) bagi ibu hamil yang mencoba melahirkan pervaginam pada kehamilan selanjutnya.

Selain itu, operasi caesar elektif dapat memiliki risiko tersendiri pada bayi, seperti:

  • Risiko obesitas pada bayi.

  • Bayi caesar cenderung memiliki imunitas yang lebih lemah.

  • Gangguan pernapasan pada bayi. Bayi yang lahir melalui operasi caesar terjadwal lebih mungkin mengalami masalah pernapasan transient tachypnea. Kondisi ini menyebabkan bayi bernapas terlalu cepat selama beberapa hari setelah lahir.

  • Bayi lebih rentan terhadap infeksi.

Baca Juga: Tips Cermat Menghadapi Proses Kelahiran Secara Sesar

Untuk membantu Mama mempersiapkan diri menghadapi persalinan caesar, Mama bisa download e-book eksklusif untuk merawat si Kecil yang lahir caesar.

Jadi, Lebih Baik Memilih Persalinan Caesar atau Normal?

Perjalanan kehamilan seorang ibu bisa sangat berbeda dari ibu lainnya. Itu kenapa, ada beragam hal yang bisa mendasari keputusan seorang ibu untuk memilih metode melahirkan yang mereka inginkan. 

Ketika mempertimbangkan plus minusnya, metode persalinan persalinan caesar yang terjadwal memang tidak disarankan menjadi pilihan pertama jika Mama dan bayi tidak memiliki masalah medis.

Namun, penting untuk Mama lebih dulu memahami bahwa operasi caesar tidak selalu menjadi keputusan yang salah atau buruk. Jadi, pastikan Mama juga memahami betul setiap kelebihan dan kekurangan dari operasi caesar sebelum memutuskan.

Penting juga untuk selalu berkonsultasi dengan dokter kandungan Mama terkait setiap pertimbangan dan kekhawatiran Mama menjelang persalinan. Dokter akan membantu Mama membuat keputusan yang terbaik, tidak hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk si Kecil ke depannya.

Apapun jenis persalinannya, semoga proses melahirkan Mama berjalan lancar dan si Kecil tumbuh menjadi anak yang sehat dan kuat, dan cerdas ya, Ma!

  1. Healthline. https://www.healthline.com/health/c-section. Diakses pada 14 November 2022.

  2. Healthline. https://www.healthline.com/health/pregnancy/c-section-reasons#Should-you-schedule-an-elective-C-section?-. Diakses pada 14 November 2022.

  3. Baby Center. https://www.babycenter.com/pregnancy/your-body/c-section_160#articlesection4. Diakses pada 14 November 2022.

  4. Tommys. https://www.tommys.org/pregnancy-information/giving-birth/caesarean-section/c-section-benefits-and-risks. Diakses pada 14 November 2022.

  5. NHS. https://www.nhs.uk/conditions/caesarean-section/. Diakses pada 14 November 2022.

comment-icon comment-icon