Loading...

Riwayat Pencarian

Pencarian Populer

burger menu
cara mencegah alergi makanan
Alergi

Cara Mencegah Supaya Alergi Makanan pada Anak Tidak Muncul dan Kambuh

05 Mei 2021

Cukup banyak anak-anak yang mengalami alergi, khususnya pada makanan. Kondisi ini tentu bisa membuat anak tidak nyaman dan mengganggu proses belajarnya. Namun, Mama tak perlu risau. Alergi makanan pada anak bisa dicegah, kok.

Alergi makanan merupakan reaksi tidak normal dari sistem kekebalan tubuh ketika mengonsumsi suatu makanan. Pada anak, reaksi alergi yang muncul bisa bermacam-macam, mulai dari ruam, gatal-gatal, bibir atau wajah bengkak, mata merah, muntah, batuk, diare, hingga sulit bernapas.

Umumnya, alergi makanan pada anak terjadi karena faktor genetik yang diturunkan dari orang tua. Jika orang tua memiliki riwayat alergi apa pun, seperti eksim, asma, atau rhinitis alergi, besar kemungkinan anak juga menderita alergi, walaupun jenis alerginya bisa saja berbeda.

Jenis Alergi Makanan pada Anak yang Sering Terjadi

Reaksi alergi biasanya muncul beberapa menit setelah anak mengonsumsi makanan penyebab alergi. Namun, terkadang reaksi alergi bisa saja baru muncul 1 jam setelah mengonsumsi makanan tersebut.

Jenis makanan yang sering memicu reaksi alergi pada anak adalah:

  • Susu sapi
  • Telur
  • Gandum
  • Kedelai
  • Seafood, seperti ikan, kerang, udang, cumi, dan lobster
  • Kacang-kacangan, seperti kenari, mete, pistachio, dan pecan

Selain jenis makanan di atas, buah-buahan, daging, sayuran, serta biji wijen juga dapat memicu reaksi alergi pada anak.

Baca Juga: Dampak Alergi Makanan terhadap Zat Gizi Balita dan Substitusinya

Cara Mencegah Alergi Makanan pada Anak

Alergi makanan sering kali akan menghilang seiring pertambahan usia anak. Diperkirakan sekitar 80−90% anak yang memiliki alergi tidak mengalaminya lagi saat usianya menginjak 5 tahun.

Meski begitu, bukan berarti Mama bisa diam saja, terlebih jika Si Kecil memang memiliki risiko alergi. Mama perlu melakukan langkah pencegahan untuk menghindari reaksi alergi yang berlebihan dan dampak kesehatan lain yang bisa mengikutinya, misalnya penurunan berat badan.

Baca Juga: Perbedaan Alergi Makanan dan Intoleransi Makanan

Mendeteksi risiko alergi

Menentukan seberapa besar risiko Si Kecil terkena alergi merupakan langkah utama untuk mencegah reaksi alergi. Seperti yang telah disebutkan di atas, anak akan lebih berisiko terkena alergi jika kedua orang tuanya memiliki riwayat alergi atau penyakit terkait alergi.

Bila Mama atau Papa memiliki alergi, kemungkinannya Si Kecil juga akan memiliki alergi. Untuk memastikannya, Mama bisa membawa Si Kecil ke dokter untuk menjalani tes alergi. Dengan begitu, Mama bisa tahu pasti makanan atau zat apa saja yang perlu dihindari Si Kecil.

Membaca label kemasan makanan dan minuman

Produk makanan dan minuman bisa saja mengandung bahan-bahan yang dapat memicu reaksi alergi. Jadi, sebelum memberikannya kepada Si Kecil, pastikan Mama membaca label kemasannya terlebih dahulu untuk mengetahui apakah produk mengandung bahan yang bisa memicu alergi pada Si Kecil.

Baca Juga: Nutrisi Tepat untuk Menurunkan Resiko Anak Alergi

Mencari tahu kandungan makanan

Ketika Mama mengajak Si Kecil makan di restoran, jangan sungkan untuk menanyakan bahan makanan dari menu yang akan dipesan. Pastikan tidak ada bahan makanan yang dapat memicu alergi Si Kecil, ya, Ma.

Selain itu, Mama juga bisa menyampaikan kepada petugas atau manager restoran mengenai alergi yang dimiliki Si Kecil, supaya makanan bisa disiapkan dan diolah dengan seaman mungkin.

Baca Juga: Benarkah Allergic March Dipengaruhi Alergi Makanan?

Memberikan susu pertumbuhan khusus

Mama juga bisa memberinya susu yang diformulasikan secara khusus pada si Kecil yang sudah berusia 1 tahun, misalnya dengan formula pertumbuhan yang berbahan dasar asam amino, untuk mengurangi risiko alergi kambuh.  

Jika Si Kecil yang berusia lebih dari 1 tahun alergi terhadap protein susu sapi, Mama dapat memilih susu pertumbuhan jenis lain, seperti formula yang berbahan dasar asam amino. Asam amino adalah zat hasil olahan dari protein yang paling sederhana dan sangat mudah dicerna oleh tubuh. 

Formula pertumbuhan dengan kandungan ini sudah diformulasi khusus agar tidak mengandung protein yang dapat memicu alergi, tetapi masih mengandung asam amino yang penting untuk tumbuh kembang anak. Salah satu jenis  formula pertumbuhan yang berbahan dasar asam amino adalah Nutricia Neocate Junior. Untuk pemakaiannya, Mama perlu konsultasikan terlebih dahulu kepada tenaga kesehatan ya.

Penting bagi Mama untuk mengenali makanan pemicu alergi pada anak dan mencari alternatifnya, agar asupan gizi Si Kecil yang berusia di atas 1 tahun tetap terpenuhi. Jika Mama ingin mengerti lebih jauh mengenai alergi pada anak dan langkah pencegahannya, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter anak.

  • Fierro, et al. (2020). A Well-Tolerated New Amino Acid-Based Formula for Cow's Milk Allergy. Immunity, Inflammation and Disease.
  • Vandenplas, Y., et al. (2019). A Perspective on Partially Hydrolyzed Protein Infant Formula In Nonexclusively Breastfed Infants. Korean Journal of Pediatrics, 62(5), pp. 149–154.
  • Canani, et al. (2017). Amino Acid–based Formula in Cow's Milk Allergy: Long-term Effects on Body Growth and Protein Metabolism. Journal of Pediatric Gastroenterology and Nutrition. 64(4), pp. 632-638.
  • Colombo, et al. (2017). Docosahexaenoic Acid (DHA) and Arachidonic Acid (ARA) Balance in Developmental Outcomes. Prostaglandins, Leukotrienes, and Essential Fatty Acids. 121, pp. 52–56.
  • Radlović, et al. (2016). Food Allergy in Children. Serbian Archives of Medicine. 144(1-2), pp. 99-103.
  • National Health Service U.K (2018). Health A to Z. Food Allergies in Babies and Young Children.
  • The Johns Hopkins University. Food Allergies in Children.
  • Healthy Children (2018). Food Allergies in Children.
  • Kids Health (2018). For Parents. Food Allergies.
comment-icon comment-icon