Loading...

Riwayat Pencarian

Pencarian Populer

burger menu
ketahui-tanda-tanda-bahaya-di-masa-kehamilan_large
Kehamilan & Menyusui

6 Tanda-Tanda Bahaya di Masa Kehamilan

Article Oleh : dr. Yashinta Bungur 15 Januari 2020

Di masa kehamilan, mungkin Ibu akan mengalami beberapa keluhan umum yang dialami ibu hamil. Keluhan umum tersebut, biasanya akan hilang dengan sendirinya namun, sebaiknya Ibu mengetahui bahwa ada beberapa keluhan yang terkait dengan tanda-tanda bahaya di masa kehamilan. Ketahui informasi lebih lengkap dari Tim Ahi Nutriclub.

Waspada! 6 Tanda-tanda Bahaya Kehamilan

Ada keadaan tertentu yang sebaiknya diwaspadai oleh ibu hamil sebagai tanda bahaya kehamilan. Berikut adalah beberapa tanda bahaya di masa kehamilan yang memerlukan penanganan lebih lanjut ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.

1. Ibu Hamil Mengalami Perdarahan

Jika Ibu mengalami perdarahan di masa kehamilan sebaiknya Ibu waspada. Pada masa hamil kurang dari 20 minggu, apabila terjadi perdarahan keadaan ini dapat menimbulkan bahaya keguguran  pada janin dalam kandungan. Di masa hamil tua apabila tiba-tiba Ibu mengalami keluar darah merah segar maupun gumpalan kehitaman dari jalan lahir kemungkinan besar berasal dari ari-ari atau plasenta yang terlepas (Placenta previa) sebagian sebelum bayi lahir atau bisa juga diakibatkan karena letak plasenta yang menutupi jalan lahir. Hal ini perlu diwaspadai karena bisa menjadi tanda bahaya trisemester 2.

Apabila terjadi perdarahan maka sebaiknya Ibu segera datang ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk dicari penyebab perdarahannya. Ibu juga disarankan untuk berbaring agar perdarahan tidak semakin banyak.

2. Ibu Hamil Mengalami Bengkak di Tubuh

Selama masa kehamilan memang akan ada beberapa perubahan pada bentuk tubuh Ibu. Misalnya bertambahnya berat badan dan adanya sedikit pembengkakan di tangan, kaki, dan wajah.

Namun, bengkak yang ada di kaki, tangan, atau wajah Ibu dengan disertai sakit kepala, pandangan kabur, nyeri ulu hari (heartburn) dan tekanan darah tinggi (Pre-eklampsia) dan/atau kejang1 harus Ibu waspadai. Semua tanda ini dapat mengarah kepada keadaan yang disebut dengan pre-eklampsia dan eklampsia bila disertai dengan kejang.

Baca Juga: Apa Itu Plasenta Previa? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya!

Did you know?

”Pendarahan pada trimester kedua atau ketiga kehamilan dapat disebabkan oleh Placenta Previa, pelepasan plasenta, dan kelahiran prematur. Ketahui selengkapnya di sini.“

LIHAT LENGKAP

3. Ibu Hamil Mengalami Demam

Ibu hamil dalam usia kehamilan berapapun bila mengalami demam atau panas tinggi perlu segera dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan utuk mendapatkan pertolongan karena kemungkinan terjadi infeksi yang mungkin membahayakan Ibu maupun si Kecil.

Selama mengalami demam, sebaiknya Ibu minum air putih yang cukup agar tidak terjadi kekurangan cairan tubuh. Sangat dianjurkan bagi ibu hamil yang mengalami demam untuk memeriksakan diri ke tenaga kesehatan, sebagai pertolongan pertama dapat meminum obat penurun panas.

4. Air Ketuban Keluar Sebelum Waktunya

Dalam usia kehamilan berapapun segeralah menuju ke tempat pelayanan kesehatan bila terjadi keluar cairan dari jalan lahir (water breaking). Perlu diperhatikan juga warna air ketuban, banyaknya air ketuban yang keluar dan baunya.

Baca Juga: Makanan Penambah Darah untuk Ibu Hamil

5. Gerakan si Kecil Berkurang atau Tidak Bergerak

Penting bagi ibu hamil untuk memantau gerakan si Kecil di dalam kandungan. Umumnya mulai pada bulan kelima, ibu hamil semakin sering merasakan gerakan si Kecil dalam kandungan. Normalnya, dalam keadaan terjaga diharapkan Ibu dapat merasakan gerakan si Kecil kurang lebih sepulu

h kali dalam 2 jam. Bila gerakannya berkurang (baby's kicking) atau tidak bergerak segeralah pergi ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.

6. Ibu Hamil Terus-Menerus Muntah atau Tidak Mau Makan

Pada kehamilan terjadi perubahan hormon tubuh yang berguna untuk mempertahankan pertumbuhan dan menjaga kehamilan. Namun, bagi sebagian ibu hamil hal ini dapat mengakibatkan muntah berlebihan yang dapat mengakibatkan penurunan berat badan, dehidrasi, penurunan kesadaran, dan hipokalemia. Biasanya kondisi seperti ini dapat terjadi sampai usia kehamilan 16- 20 minggu.

Review Expert: dr. Merwin Tjahjadi, Sp.OG

  1. Kementrian Kesehatan RI. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kementrian Kesehatan dan JICA; 1997.
  2. Kementrian Kesehatan RI. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Edisi pertama. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI; 2013.
  3. Tanto C, dan Kayika IPG. Perdarahan pada kehamilan muda. Dalam: Kapita selekta kedokteran. (Editor: Tanto C, Liwang F, Hanifati S, Pradipta EA). Edisi 4. Jilid 1. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2014: 422-5.
  4. Tanto C, dan Kayika IPG. Perdarahan pada kehamilan tua. Dalam: Kapita selekta kedokteran. (Editor: Tanto C, Liwang F, Hanifati S, Pradipta EA). Edisi 4. Jilid 1. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2014: 425-7.
  5. Saifuddin AB, Rachimhadhi T, dan Wiknjosastro GH. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edisi Keempat. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2010.
  6. Tanto C, dan Kayika IPG. Hiperemesis gravidarum. Dalam: Kapita selekta kedokteran. (Editor: Tanto C, Liwang F, Hanifati S, Pradipta EA). Edisi 4. Jilid 1. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2014: 415-6.
comment-icon comment-icon