Loading...

Riwayat Pencarian

Pencarian Populer

burger menu
dampak-obesitas-dan-kurang-gizi-pada-balita_large
Nutrisi

Dampak Obesitas dan Kurang Gizi Pada Balita

Article Oleh : dr. Ronald P. Kelejan 15 Januari 2020

Nutrisi seimbang adalah kunci untuk mengoptimalkan tumbuh kembang balita. Namun dengan pola makan balita yang tidak teratur, ia menjadi berisiko untuk mengalami obesitas maupun kekurangan gizi. Sebaiknya Ibu memahami apa saja dampak obesitas dan kurang gizi pada balita.

Dampak Kurang Gizi Pada Balita

Memberikan dan menyediakan makanan yang bergizi seimbang adalah hal wajib bagi Ibu. Melalui makanan bergizi si Kecil bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal. Namun, akibat pola hidup yang kurang baik, makanan yang bergizi seringkali terabaikan.

Misalnya, setiap pagi Ibu tergesa-gesa setiap pagi hari dan tidak sempat menyiapkan makanan sehat untuk sarapan si Kecil. Atau beberapa faktor lainnya, yang pada akhirnya membuat si Kecil menjadi terbiasa untuk mengonsumsi makanan yang itu-itu saja dan tidak mengandung ragam nutrisi yang dibutuhkan si Kecil.

Pola hidup semacam ini mengakibatkan meningkatnya angka gizi kurang dan sebaliknya, angka obesitas pada anak. Data dari National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) tahun 2012 menyatakan bahwa pada tahun 2009-2010 terdapat peningkatan jumlah remaja dengan obesitas sebesar 18,4%. Angka kejadian dari obesitas pun dinyatakan meningkat dengan cepat.

Perlu ibu ketahui, bahwa 80% anak dengan obesitas akan terus mengalami obesitas di masa dewasa. Di sisi lain, angka balita dengan gizi kurang pun semakin meningkat di Indonesia. Kedua jenis gangguan gizi ini memberikan dampak yang tak bisa diabaikan.

Si Kecil yang menderita gizi kurang akan mengalami dampak kesehatan, antara lain:

- Lamanya proses pemulihan dari penyakit. Kurang gizi atau gizi buruk adalah suatu gangguan multisistem yang mengakibatkan ketidakseimbangan kekebalan tubuh dan hambatan penyembuhan luka, sehingga memperburuk pemulihan dari suatu penyakit dan menghambat pertumbuhan si Kecil.

- Gangguan perilaku. Di sekolah, anak yang kurang gizi biasanya kurang aktif, kurang eksploratif dan cenderung apatis terhadap lingkungannya. Gangguan perilaku ini dapat diperbaiki dengan pemberian makan yang tepat walaupun tidak dipungkiri, kurang gizi atau gizi buruk yang berkepanjangan dapat menyebabkan hambatan permanen dalam perkembangan intelektual.

Did you know?

”Kurang gizi merupakan awal dari berbagai masalah kesehatan balita dan menjadi salah satu hal yang dapat menghambat tumbuh kembangnya. Ketahui selengkapnya di sini.

Dampak Obesitas Pada Anak

Anak obesitas biasanya mengalami beberapa gangguan di bawah ini, antara lain:

- Gangguan intoleransi glukosa. Obesitas secara jasmani menyebabkan gangguan intoleransi glukosa yang dapat berujung pada penyakit kencing manis, tekanan darah tinggi, tingginya kadar lemak dalam darah, Obstructive Sleep Apneu (OSA), Polycistic Ovary Disorder, perlemakan hati dan batu empedu, percepatan maturasi (lebih cepat tinggi, peningkatan lemak, percepatan usia tulang), pseudotumor cerebri dan komplikasi ortopedi (pelengkungan tulang kaki, dislokasi tulang). 

- Meningkatnya risiko penyakit jantung koroner, akibat beberapa perubahan secara jasmani yang merupakan suatu kumpulan gejala dari sindrom resistensi insulin.  

- Gangguan secara psikososial seperti kecemasan, kondisi emosi dan gangguan di sekolah. Anak dengan obesitas cenderung mendapatkan diskriminasi oleh teman sebayanya karena mereka tampak lebih cepat dewasa secara jasmani, bahkan suatu penelitian menyatakan anak dengan obesitas lebih banyak tidak masuk sekolah serta memiliki kualitas hidup yang lebih buruk dibandingkan dengan anak yang tidak mengalami obesitas. 

- Obesitas merupakan faktor risiko awal dari peningkatan angka kematian dan kesakitan di masa dewasa. Untungnya dengan modifikasi gaya hidup (meski sulit), seperti pengurangan berat badan dan asupan lemak akan memperbaiki faktor risiko kardiovaskular dan mencegah terjadinya resistensi insulin.

Baca Juga: Penyebab dan Pencegahan Obesitas pada Balita

Untuk mencegah terjadinya kedua masalah gizi tersebut terjadi, Ibu sebaiknya mulai menerapkan pola hidup sehat sejak dini pada si Kecil. Dimulai dari membiasakan dan mencontohkan makan yang baik dan sehat, mengajarkan si Kecil untuk disiplin makan dan mengajak si Kecil beraktivitas di luar rumah dan membatasi jam menonton tv.

Beri dukungan gizi & nutrisi terbaik untuk si kecil supaya bisa tumbuh kembang dengan optimal, dapatkan nutrisi terbaiknya di sini.

1. Hartono GJ. Laporan gizi di awal tahun 2014 : Kurus vs Obesitas. 24 Januari 2014 diakses di www.tanyadok.com/anak/laporan-gizi-di-awal-tahun-2014-kurus-vs-obesitas pada 4 November 2014

2. Rini EA. Obesitas, Resistensi Insulin dan Diabetes Mellitus tipe II pada Anak dan Remaja. Buku Ilmiah KONIKA XVI. Palembang. 24-28 Agustus 2014. p.187-191

3. Schwimmer JB et al. Health Related Quality of Life of Severely Obese Children and Adolescents. Journal of American Medical Association. April 2003. Vol 289. No 14. P 1813-1819 diakses di http://jama.jamanetwork.com/article.aspx?articleid=196343 pada 4 November 2014

4. Dietz WH. Health Consequences of Obesity in Youth : Childhood predictors of Adult Disease. Pediatrics. March 1998. Vol 101 (2). P 518-52 diakses di 

comment-icon comment-icon